"Nana!!"
Jaemin hampir terjungkal ke belakang akibat pelukan tak main-main Haechan saat menyapanya di kelas. Bocah itu bahkan langsung mendekapnya erat, sebelum dirinya masuk ke dalam kelas.
Tujuh hari tak bertemu, membuat Jaemin begitu merindukan sekolahnya. Terutama Haechan yang kini sudah terus menerus bercerita banyak hal selama dirinya tidak ada di sekolah.
"Byun ssaem dikabarkan menghilang sejak 3 minggu ini"
Jaemin sejenak tersentak ketika mendengarnya. Apakah dirinya harus mengatakan bahwa kakaknya lah yang melakukan pembunuhan itu?
"Tapi tak masalah sih guru mesum itu menghilang. Pasti banyak orang yang mendoakan kematiannya"
Jaemin sekali lagi masih terdiam dan tidak memberi tanggapan.
"Tugas-ada?"
Haechan yang awalnya asyik menyalin tugas, langsung menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada Jaemin. Jaemin yang ditatap pun, hanya memandang bingung ke arahnya.
"Kau-Kau-bicara? Jaemin bicara?", Haechan dengan tidak percayanya langsung menekan kedua pipi Jaemin. Mencoba menyentuh apakah pria di hadapannya benar-benar nyata atau tidak.
"Sedikit. Latihan", jawab Jaemin lagi.
Haechan langsung kembali memeluk Jaemin yang mampu berbicara. Meskipun Haechan tidak turut serta dalam proses perjuangan Jaemin untuk bisa berbicara, namun dirinya tak pernah berhenti berharap bahwa sahabatnya dapat berinteraksi tanpa kesulitan.
"Ayo setelah ini ke Game Arcade! Kita harus merayakan bahwa kau sudah bisa berbicara!", jawab Haechan girang kemudian langsung bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya.
"Aku janji jaehyun hyung"
"Ha?"
Jaemin terdiam sementara, biasanya Jeno langsung mengerti apa yang dia katakan. Tapi di hadapannya berbeda, sahabat di depannya tidak akan mengerti apa yang ia katakan jika tidak dalam kata-kata yang benar.
"Aku main dengan jaehyun hyung", jawab Jaemin kembali seraya menggerakkan tangannya untuk penerjemahan bahasa isyarat. Haechan pun menganggukkan kepalanya mengerti akan apa yang Jaemin katakan kemudian.
"Oke tak apa, besok main denganku ya!"
Jaemin tersenyum. Semoga besok dirinya tidak dikurung kembali oleh Jeno karena hari ini dirinya akan bertemu dengan Jaehyun.
"Haechan"
"Iya?"
"Nanti tolong aku"
Haechan mengerutkan alisnya
"Kapan?", Jaemin tersenyum. Dirinya menggelengkan kepalanya.
"Kau punya kontak ku kan? Kau bisa mengontakku! Jadikan aku emergency call mu", ucap Haechan seraya langsung mengambil ponsel milik Jaemin di mejanya.
Dirinya kemudian asyik mengotak atik dan membuat nomer ponselnya menjadi nomer penting, setelah Jaehyun.
"Jika butuh pertolongan, telpon aku", Jaemin menganggukkan kepalanya lagi.
Jaemin merogoh laci mejanya, dan merasakan suatu benda yang membuatnya terkejut. Namun di sisi lain, dia harus menyembunyikan keterkejutannya.
"Haechan"
"Iya?"
"Ingatkan, buang ini", jawab Jaemin seraya menunjukkan benda itu di lacinya.
"Lho? Kenapa? Katanya ini kesukaanmu", Jaemin menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother (Nomin) 🔞 (END)
FanficJeno adalah kakak kesayangan milik Na Jaemin. Dan Jaemin adalah obsesi besar si kakak, Lee Jeno. warn! bxb Kasar banget 🔞 Kalau gak kuat, jangan baca