10

29.4K 2K 1K
                                    

Gaes, ini isinya lumayan kasar ya... hati-hati, 18 coret sih kayanya masuknya

Maaf, di laptop gak ada lambang 18 coret huhuhu

===============================================================



Jaemin sama sekali tidak memikirkan hukuman apa yang akan ia dapat jika berani melanggar kakaknya kembali. Kakaknya sudah berada dalam tahap yang salah, dirinya tidak bisa menjadi pembela kakaknya meskipun tujuan sang kakak adalah untuk membuatnya tidak ketakutan saat berangkat ke sekolah. 

Dirinya bahkan tidak mengira bahwa Jeno lebih kejam jika perintahnya dibantah, meskipun beberapa saat yang lalu, Jeno mengatakan beribu kalimat sayang kepada dirinya sebagai seorang adik yang selalu mendapat perlindungan darinya. 


Ctar!

Ctar!

Ctar!


"Berhenti menangis!"

Jaemin tak bisa berhenti menangis saat sang kakak tidak berhenti memberikannya hukuman yang tidak pernah Jaemin sangka sebelumnya. Jaemin tidak mengira bahwa Jeno akan melayangkan sabuk itu secara kasar di punggungnya, sebagai bentuk hukuman terberat yang telah ia lakukan. 

Sudah beberapa kali Jaemin memohon dan berusaha menahan sakitnya, namun semua itu percuma. Jeno telah terbutakan oleh perasaan marah karena Jaemin yang berani melanggar perintahnya. Dirinya meyakini, bahwa Jaeminnya yang patuh menjadi pembangkang dengan mudahnya semenjak bertemu dengan teman sekolahnya. 

Maka dari itu, Jeno tidak akan pernah mengijinkan sang adik untuk berangkat ke sekolah dan menjadi lebih membangkang daripada sebelumnya. 

Kakaknya bilang jika ia menyayangi dirinya, kakaknya pun juga selalu bilang bahwa dirinya begitu berharga dan harus dijaga dengan sepenuh hatinya. Namun kakaknya pula yang menghancurkan dirinya hingga Jaemin rasanya ingin memilih mati. 


"Sakit"

"Maaf"

"Maaf"


Kata itu tak pernah berhenti keluar bahkan sejak Jeno melayangkan sabuk itu pertama kali ke punggungnya dan terus menerus hingga darah tak berhenti mengalir di punggungnya. Tubuh ringkih itu menahan sakitnya, dan terus menerus menangis sebagai bentuk kesakitan yang tak bisa ia utarakan rasanya. 

Tiba-tiba rambutnya ditarik dan membuatnya bisa melihat sang kakak yang menjulang tinggi di hadapannya. 

"Bukankah kau sudah berjanji akan menjadi anak baik, Na? Kau mau aku menghukummu lebih dari ini?"

Jaemin menggeleng kuat, dirinya berusaha meminta ampun dengan erangan ketakutannya dan isakannya yang disertai rintihan dari bibir tipisnya, rasa takutnya lebih besar daripada rasa sakit di punggungnya, bahkan ia mengabaikan lukanya yang sangat perih karena terkena udara dingin pagi ini. 

Tubuhnya yang lemas langsung dijatuhkan ke lantai dengan kasar, membuatnya langsung menyentuh pada lantai kotor gudang yang berdebu. Tiba-tiba kepalanya diinjak sang kakak, membuatnya semakin histeris dan berusaha melepaskan injakan kuat itu di kepalanya. 

"Renungkan sikapmu hingga kau benar-benar akan menjadi anak baik, sebagai hukumanmu, aku tidak akan memberikanmu makan sampai kau menyadari kesalahan fatalmu, mengerti?"

Jaemin kembali menangis mendengar ultimatum kakaknya. Dirinya kemudian ditinggalkan begitu saja di gudang dan seorang diri. Percuma jika ia mengejar dan memohon ampun pada sang kakak, dirinya pasti hanya akan mendapat hukuman tambahan karena kembali memberontak padanya, ditambah tenaganya sudah hilang akibat sakit yang dirasakannya. 

Step Brother (Nomin) 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang