9

27.6K 2.1K 437
                                    

Mobil hitam kesayangan Jeno menembus dinginnya malam kota Seoul saat itu. Di sebelahnya nampak seseorang pria manis yang masih tidak bisa menahan kantuknya ditambah tidak ada suara radio di mobil, membuatnya semakin tidak mengerti kenapa sang kakak membangunkannya sepagi ini.  Jaemin tidak mengerti ketika sang kakak mengusap pipi dan rahangnya untukmembuatnya terbangun dari kasur dan meminta sang adik untuk menemaninya melakukan suatu hal yang Jaemin sendiri tidak tahu. 

Kini dirinya terjebak di mobil dengan sang kakak yang hanya diam dan fokus memandang jalan. Dirinya pun hanya terdiam juga dengan terkantuk-kantuk ketika sang kakak menembus jalan kota Seoul pukul 2 pagi yang sepi. Kemudian tak lama sang kakak berhenti di sebuah perumahan sepi yang Jaemin sendiri tidak mengerti ada dimana. 

Sang kakak kemudian keluar dari mobil dan berputar ke sisi mobil kemudian membuka pintu mobil untuk adiknya. Jaemin kemudian turun seraya menebalkan jaket yang menutupi tubuhnya yang mengenakan baju piyama tidur. 

Setelah keluar dari mobil, Jeno menariknya berjalan sedikit jauh dari posisi mobil yang terparkirkan. Setelah itu, mereka bersembunyi di balik sebuah pohon yang bersebelahan langsung dengan jalan raya. Sang kakak kemudian memeriksa kedua telinga adiknya dan membingkai wajah kecil sang adik dengan kedua tangan besarnya, membuat Jaemin dipaksa melihat kedua mata kakaknya. 

"Nana percaya hyung, kan?"

Jaemin mengangguk perlahan. 

"Nana sayang hyung, kan?"

Jaemin kembali menganggukkan kepalanya sedikit bingung. 


"Nanti, jika ada mobil lewat, tunggu perintah hyung untuk keluar, oke?"

Jaemin kemudian menganggukkan kepalanya mengerti. Meskipun sebenarnya dia bingung ada apa dengan sang kakak dan entah apa maksudnya. Jeno kemudian membalikkan tubuhnya dan tak lama dirasakannya rambut miliknya, diusap lembut oleh sang kakak. 

Selama bersembunyi di balik pohon, Jaemin sering mendengar suara mobil yang mengarah ke hadapan jalan dimana mereka bersembunyi. Tapi Jeno tak bereaksi apapun selain hanya membiarkan mobil tersebut lewat. Jaemin hanya kebingungan karena sang kakak tidak menyuruhnya untuk keluar. 

Bahkan dia lebih bingung lagi, untuk apa sang kakak menyuruhnya keluar kala mobil lewat?

Jaemin sudah menghitung terdapat 3 mobil yang lewat di hadapan mereka, namun sang kakak hanya berdiam diri di belakangnya. Tiba-tiba tubuhnya menegang ketika sang kakak memegang kedua bahunya dengan lembut. 

"Berjanjilah untuk jangan membenci hyung setelah ini dan juga jangan kau katakan pada siapapun tentang hari ini, kau tau kan, hyung sangat menyayangimu, hyung berjanji untuk tidak pernah membuatmu menangis, hyung lakukan semuanya hanya untuk Jaemin, adikku seorang"

Dirinya hanya menganggukkan kepalanya, tidak mengerti apa makna kata-kata sang kakak, hingga sebuah mobil mulai berjalan oleng di jalan hadapannya. Mobil itu mulai berjalan mendekat ke arah tempat mereka bersembunyi. Dirinya sempat berbalik ke arah sang kakak yang kini mengecup puncak kepalanya lembut. 


"Hyung melakukan semua ini, hanya untukmu, Na"


Tubuh Jaemin tiba-tiba didorong kuat oleh Jeno hingga ke tengah jalan yang membuatnya terkejut bukan main, hingga jatuh di hadapan sebuah lampu sorot. Jaemin bisa melihat sorot lampu mobil itu pada kedua matanya, dan perasaan kecewa pada sang kakak, yang kini memandangnya datar. Jaemin tidak bisa melakukan apapun selain pasrah dan menutup matanya apabila dirinya tertabrak dan meninggal karena mobil itu. 

Step Brother (Nomin) 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang