26

12.9K 993 181
                                    

Mark menatap nanar ke arah pria yang sudah tergeletak lemas di atas meja operasi. Rokoknya pun dinyalakan dan dihembuskan seiring dengan kegelisahannya beberapa waktu lalu. Pikirannya menjadi banyak hal yang akan terjadi atas keputusannya yang telah diperbuatnya saat ini. 

Mata bulatnya menatap ke arah ponsel layar sentuh itu, dimana terdapat bagian layar depan menampilkan foto seseorang yang sempat mengisi kekosongan hatinya selama ini. Airmatanya menurun tanpa terasa dengan heningnya.

Dibukanya galeri ponsel dan mulut lebarnya tersenyum seiring dengan airmatanya yang tetap mengalir.

"chenle, appa akan pulang, sayang",

lirihnya seraya mengusap layar ponselnya dengan lembut. Sesuatu yang menggetarkan hatinya sejak pertama kali dirinya melihat sosok itu. Satu-satunya sosok yang selalu dirindukannya di setiap malam tidurnya. 

Ponselnya kembali dimasukkan dan dirinya mengusap airmatanya yang sudah turun deras sejak beberapa waktu lalu. Dirinya lantas berdiri, berjalan menuju ke arah pintu dan dipanggilnya beberapa orang yang sudah berjaga di luar ruangan.

"Masukkan mayat ini di bagasi mobil, aku akan membuangnya sendiri", jawab Mark yang diikuti perintahnya oleh beberapa orang suruhan. 

Mark kembali menghisap rokoknya sampai habis, sebelum kemudian dibuang dan diinjak dengan sepatu mahalnya. Ditatapnya tubuh Jaehyun yang sudah dimasukkan ke dalam kain putih, matanya masih tidak lepas sedari Jaehyun yang dipindahkan hingga dikeluarkan dari ruangan. 

Mark kembali menghembuskan nafasnya dan berjalan meninggalkan ruang 'jagal' itu. 

Ruangan bersih nan wangi dulunya itu, kini sudah berserakan dengan berkas pekerjaan dengan sebuah asbak di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan bersih nan wangi dulunya itu, kini sudah berserakan dengan berkas pekerjaan dengan sebuah asbak di mejanya. Sekeliling asbak sudah penuh dengan batang rokok habis, dan sudah dihirup oleh penikmat rokok di kursi sofa.

Tangannya membalikkan beberapa kertas di tangannya dan kembali mengkoreksinya sebelum menandatangani keperluan kantor, layaknya direktur penguasa. Beberapa orang asing juga sudah berdiri di beberapa sudut rumah, kini sudah ada beberapa orang yang memasakkannya makanan dan juga menyediakan segala keperluannya.

Pria tersebut merentangkan tangannya, lega dengan segala akting yang sudah dijalankannya sedemikian lamanya. Sudah terlalu lama dia mengikuti keluarga ini, sehingga dirinya pun merasa lega setelah hampir 8 tahun mengikuti perkembangan keluarga yang dijadikan inangnya.

Dirinya membenarkan beberapa kali punggungnya dan mengambil sebatang rokok untuk dinyalakannya. Perasaannya sangat bebas ketika menghirup benda nikotin tersebut tanpa takut ketahuan oleh siapapun, bebas kapanpun dimanapun dan diletakkan dimana saja. Tidak akan ada yang menegurnya atau membuangnya.

Langkahnya ia buat bergerak ke arah rak ruangan tengah. Disana terpajang foto-foto keluarga Na beserta dengan dirinya ada disana. Dirinya bisa melihat ekspresi menggemaskan Jaemin yang membuatnya tanpa sadar tersenyum sendiri ketika menatapnya. Sekarang, sang adik sudah jarang menunjukkan senyumannya, membuat Jeno menjadi rindu dengan senyuman dan binar mata bulat milik sang adik.

Step Brother (Nomin) 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang