9

297 39 3
                                    

pagi yang cerah ditengah dinginnya musim gugur terlihat dua sejoli sedang duduk tenang disalah satu bangku di taman tersebut.

terjadilah percakapan empat mata antara juyeon dan jisung. setelah sekian hari mereka terhalang sesuatu untuk bertemu barulah sekarang mereka bisa mengutarakan apa yang ada di benak mereka.

"ekhem..." deham juyeon untuk mencairkan suasana, sedangkan jisung hanya melirik sang dominan sekilas.

"maaf... aku tidak bermaksud menekanmu waktu itu" jelas juyeon dan dibalas dengan dehaman dari sang omega.

"aku juga tidak menyangka kita benar-benar sepasang mate, padahal aku sudah menjaga jarak dengan mu" juyeon menunduk sambil memainkan tangannya.

"tak perlu minta maaf, aku juga tidak menyangka kau itu saudara tiri kak minho" jawab sang omega.

"aku...sudah memikirkannya, bagaimana kita kedepannya"

"aku harap kau tidak lupa perkataan ku beberapa waktu lalu juyeon-ssi"

juyeon mengangguk mengerti, yahh dia diingatkan lagi oleh kenyataan pahit bahwa sang omega tidak ingin menjadi matenya.

"yaa aku ingat, maka dari itu aku tidak memaksamu menikah dengan ku, aku memberimu kebebasan untuk dekat dengan siapapun. tapi setidaknya kau bisa menuruti satu permintaan ku"

jisung menoleh menatap juyeon yang tertunduk sambil menatap hijaunya rumput diantara kakinya.

"apa itu? aku tidak bisa janji akan menepatinya, tapi aku akan berusaha jika permintaanmu masuk akal"

"ijinkan aku mendekatimu perlahan"

"kau tau kan aku itu kekasih saudara tirimu"

"yahh tidak mungkin aku melupakan fakta itu, tapi jika untuk mendapatkan hatimu aku akan bersaing secara adil dengan minho"

jisung menghela nafasnya, kepalanya tiba tiba berdenyut nyeri merasakan akan ada dua orang yang memperjuangkannya, minho yang berusaha mempertahankannya dan juyeon yang berusaha mendapatkannya, bukannya ia tidak suka namun ia juga tidak bisa yakin pada dirinya akan memilih siapa.

jujur saja untuk hati ia akan memilih minho, tapi untuk kenyamanan juyeon masih nomor satu, aroma pria itu yang membuat jisung berpikir dua kali, sesuka itu dan seenak itu bahkan ia juga mengakui bahwa ia sudah di tahap candu akan feromon juyeon.

bagaimana tidak jika setiap ia heat juyeon akan mengirimkan beberapa pakaiannya untuk jisung.

"apa kau yakin akan mendekatiku perlahan?"

juyeon menatap jisung dalam dan mengangguk polos.

"aku tidak yakin kau akan tahan dengan sifatku"

"yahh semua perlu adaptasi jadi aku juga perlu mempelajarimu"

jisung menghela nafas dan mengangguk pelan "baiklah lakukan perlahan dan jangan membuatku risih"

juyeon melebarkan matanya, dan di mata jisung itu benar benar lucu seperti anak kecil yang terkejut karna mendapat hadiah mainan favoritnya.

"yang benar?"

"tidak mau? yasudah"

"tidak! a...aku hanya aahh aku terlalu senang!" juyeon mengacak acak rambutnya, ia benar benar tidak bisa menyembunyikan raut wajah gembiranya hingga tanpa sadar tangannya terulur untuk memeluk jisung.

dengan reflek jisung menjauh dan menahan dada juyeon untuk berhenti mendekat.

"eh eh... no skinship between us oke? not now"

mate, juyeon ft jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang