side story

175 18 4
                                    

Setelah kepergian sang omega, kini awal dari perjalanan hidup juyeon sebagai single parent dan juga pewaris tunggal perusahaan utama keluarga lee.

Penobatan tak lama setelah sang omega meninggalkannya. Hal itu membuatnya semakin sibuk tentu saja mengurus dua perusahaan sekaligus dan malaikat kecil yang ia cintai.

Mengesampingkan perasaannya yang sudah dibilang lebih buruk dari kata hancur memang tak mudah, merekatkan kembali hati yang retak berkeping keping dan menusuk jiwanya dengan sangat dalam.

Tanpa kehadiran sang omega ia melangkah seorang diri, hingga tanpa sadar ia lupa dengan dirinya, kesehatannya dan ya bisa dibilang seperti sudah mati rasa dengan pahitnya dunia yang penuh kejutan ini.

Mengurus malaikat kecilnya memang tak mudah, ia juga terkadang membutuhkan bantuan hyunjae juga younghoon untuk mengurus buah hatinya.

Mulai dari menemani sang putri tidur, menimangnya, terbangun dipagi hari untuk membuat susu, dan yang lainnya, mereka bertiga bergantian merawat buah hati juyeon yang bahkan mereka anggap sebagai anak mereka sendiri.

Hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat, juyeon mulai terbiasa dengan hidupnya yang sekarang, merawat putrinya yang kini tumbuh menjadi anak yang sangat cantik dan manis.

Lee jia yang kini berumur 5 tahun dan baru saja menginjak bangku taman kanak kanak, terkenal dengan keramahannya dan sifatnya yang riang, entah juyeon tidak tau sifat jia menurun dari siapa tapi dugaan terbesar dari sang omega, memang jisung terlihat ramah dan riang namun garis bawahi sifat itu hanya ada saat ia tidak di samping juyeon.

Jia menjadi alasan satu satunya juyeon masih bertahan hidup sampai sekarang, alasan ia bernafas, alasan ia tersenyum, alasan ia bahagia.

Juyeon ingin selamanya bersama sang buah hati menghabiskan waktu bersama kemanapun dimanapun asal sang buah hati tetap tersenyum riang.

Terkadang juyeon berpikir, bahagia itu ternyata semudah ini.

Rumah yang tadinya sepi kini menjadi ramai dan terlihat hangat serta hidup, banyak foto foto juyeon dan jia terpajang didinding, bersama hyunjae dan younghoon.

Menghabiskan masa kecil jia dan mengisinya dengan kebahagiaan yang tidak pernah juyeon rasakan dulu. Ia tak mau anaknya merasakan apa yang ia rasakan dulu, hidup dengan keluarga namun kau merasa tidak punya siapapun karna memang tidak ada yang peduli dengan itu.

Dengan setitik harapan, juyeon tidak meminta banyak, hanya ingin bahagia dengan dunia kecilnya bersama sang buah hati, ia tak akan meminta apapun lagi selain itu, hanya jia itu sudah sangat cukup untuknya.






- - - -






Sebagai pewaris utama keluarga lee tentu saja juyeon akan terus berkutat dengan pekerjaannya hingga ia sering melewatkan waktu makannya.

Omelan hyunjae dan jia sudah menjadi pengiring hari harinya, haha sepertinya cerewetnya jia menurun dari hyunjae mereka terlihat mirip.

Juyeon menaruh berkas dimejanya dan memijat pelipisnya pelan, sepertinya istirahat sejenak bisa meringankan pening dikepalanya.

Pintu terbuka menampakan jia yang berlari padanya sambil menangis, juyeon yang kebingungan hanya menangkap jia kepelukannya dan menatap hyunjae.

"Daddy hiks"

"Ada apa sayang? Kenapa menangis hm?" Juyeon mengusap air mata dipipi gembil jia dan tersenyum lembut.

"Daddy, jia mau ketemu mommy"

Juyeon menatap jia dan beralih ke hyunjae yang menatap jia khawatir.

"Dia keluar kelas sudah menangis begitu dan terus berkata ingin bertemu mommy" ucap hyunjae sambil menggigit bibirnya.

mate, juyeon ft jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang