Sebuah Pengorbanan P1 (Limario & Jisoo)

1.6K 148 30
                                    

Suara ambulan terdengar jelas mengiung ditelinga Lim, di depan matanya sendiri mobil sang sahabat menghantam trotoar dan berguling, sialnya dari arah berlawanan ada mobil truk melaju dengan cepat hingga akhirnya ikut menghantam mobil sahabat Lim.

Sehun, sahabat Lim sejak kecil mengalami kecelakaan saat mereka baru saja pulang dari acara kantor. Keduanya memang sering kompoy saat pulang bekerja.

"Bertahan Hun Please." Gumam Lim dengan terus memanjatkan doa, Lim sedang menunggu di depan pintu ruang oprasi, sehun mengalami luka parah dibagian kepala dan kakinya.

Lim mengangkat kepalanya saat mengetahui seseorang berlari ke arahnya, Jisoo dia adalah tunangan Sehun, mereka akan menikah 1 bulan lagi. Kondisinya sudah sangat hancur karena air mata yang membasahi pipi mulus nan cantik milik Jisoo.

"Lim, bagaimana keadaan Sehun?" Tanya Jisoo dengan gemetar, terdengar sekali suara Jisoo bergetar karena tangisannya.

"Sehun masih di dalam Nunna, mari kita berdoa untuk keselamatan Sehun." Jawab Lim, ia lalu menuntun Jisoo untuk duduk di kursi yang sudah disediakan pihak rumah sakit.

Jisoo terus memanjatkan doa agar Sehun selamat dan kembali sehat seperti semula, Jisoo tak ingin acara pernikahannya batal karena Sehun masih terkulai di rumah sakit, itu adalah impian mereka berdua setelah 5 tahun menjalin kasih.

Ceklek....
Ruang oprasi akhirnya terbuka, setelah 8 jam oprasi itu dilakukan.

Jisoo dan Lim berdiri dan dokter keluar.

"Apa kalian keluarga pasien?" Tanya Dokter pada Jisoo dan Lim.

"Sehun sebatang kara, tapi aku calon istrinya dok." Jawab Jisoo dengan tak sabaran, ia ingin mengetahui keadaan tunangannya itu.

"Oprasi berjalan dengan lancar, namun kemungkinan pasien kembali normal seperti dulu sangat sulit. Benturan dikepala cukup keras dan mengakibatkan cedera otak parah. Kita berdoa saja agar pasien tak koma." Jelas Dokter panjang lebar, kenyataan yang menyakitkan akhirnya Jisoo dengar, kekasih hatinya di ponis tak akan kembali normal seperti dulu, entah apa maksudnya, namun Jisoo tak memiliki kekuatan lagi untuk berbicara, ia akhirnya jatuh pingsan.

Lim lebih memilih menemani Jisoo karena Sehun belum sepenuhnya pulih dan dokter meminta agar jangan terlalu sering dijenguk. Lim tatap nanar wajah cantik Jisoo. Jisoo gadis yang sejak dulu Lim kagumi, namun pada kenyataan Sehun juga mencintai Jisoo dan merengek ingin dikenalkan dengan Jisoo. Saat itu Jisoo adalah kakak tingkat Lim di kampus, sedangkan Sehun mengambil universitas yang berbeda. Lim mendekati Jisoo dan akhirnya mereka berdua memang dekat, namun sayang Lim harus mengubur perasaannya karena Jisoo lebih menyukai Sehun dan mereka hingga detik ini bersama.

"Lim, di mana Sehun?" Jisoo akhirnya sadar, ia langsung berdiri dan hendak pergi mencari ruangan Sehun.

"Nunna sabar dulu, kamu harus banyak istirahat, Sehun juga sedang istirahat." Lim menahan Jisoo yang hendak turun, namun Jisoo malah menangkis tangan Lim dan pergi meninggalkan Lim sendirian.

Lim tak boleh egois, meski rasa cintanya pada Jisoo masih menggebu namun ia sadar jika Jisoo milik sahabatnya, tak perlu cemburu atau apapun. Lim memang harus melupakan Jisoo meski terasa sulit.

Akhirnya Lim mengikuti Jisoo, Jisoo masuk ke ruang rawat Sehun dan ternyata Sehun sudah sadar. Jisoo langsung memeluk Sehun dengan tangis yang meraung, ia tak kuat melihat keadaan kekasihnya seperti ini.

"Lim..." Satu kata yang sehun ucapkan. Jisoo yang paham akhirnya keluar mencari Lim, kebetulan Lim memang menunggu di depan ruangan Sehun.

"Lim, Sehun mencarimu." Ucap Jisoo lalu ia kembali pergi menghampiri Sehun.

"Hun, lu harus kuat dan sembuh ya. Inget elu mau nikah." Ucap Lim dengan menggenggam tangan Sehun.

Tak ada jawaban dari Sehun, justru Sehun malah menitikan air matanya, Sehun sedang merasakan rasa sakit yang teramat dalam.

"Ti-tip Ji-Ji-Soo." Ucap Sehun terbata-bata.

Jisoo sudah menangis semakin meraung, hatinya sakit mendengar itu, bukan karena keinginan Sehun namun Sehun seperti mengisyaratkan ia akan pergi meninggalkan Sehun.

"Elu yang harus jagain Jisoo! Elu harus sehat dan jaga Jisoo Nunna dengan baik!" Bentak Lim, ia tak suka mendengar permintaan sahabatnya itu.

"Menikahlah jika ternyata aku harus pergi." Lanjut Sehun masih dengan suara yang terbata namun lebih terdengar kuat.

"Nggak sehun! Aku hanya ingin menikah denganmu!" Bentak Jisoo, ia tak terima karena ucapan Sehun semakin melantur kemana-mana.

Sehun menggelengkan kepalanya dengan lemas, ia sudah tak memiliki kekuatan untuk kembali berbicara, namun harus ia pastikan jika Lim dan Jisoo menikah.

"Lim akan menikahimu. Aku mohon Ji..." Ucap Sehun terputus karena ia kritis.

Tit...tit....
Monitor jantung berdetak dengan lemah, Lim langsung pergi keluar mencari dokter sedangkan Jisoo sedang berusaha membangunkan kekasihnya itu. Jisoo tak mau hidup tanpa Sehun, Sehun adalah belahan jiwanya bagaimana jadinya jika hidup Jisoo tanpa Sehun.

Dokter akhirnya datang untuk menangani Sehun, Jisoo langsung diusir keluar oleh perawat. Tangis Jisoo pecah hingga ia terjatuh di depan kamar Sehun, Lim yang bermaksud untuk membantu malah mendapat tatapan tajam dari Jisoo, Jisoo pun mendorong Lim dengan keras hingga Lim akhirnya terjatuh.

Lim akhirnya berdiri dan menjauh dari Jisoo, Lim sadar diri pasti Jisoo tak sudi menikah dengannya. Lim hanya mampu menatap Jisoo dengan sendu dan tak lama air mata Lim juga menetes. Ia takut kehilangan sahabat terbaiknya, dan ia takut melihat wanita yang paling ia cintai hidupnya hancur.

Ceklek...
Dokter keluar dengan menundukan kepalanya, meminta maaf entah karena apa, namun Jisoo dan Lim sudah mengerti arti dari permintaan maaf Dokter.

"Maafkan kami tak bisa menolong Pasien. Tapi Pasien mengatakan jika ia ingin melihat Jisoo dan Lim menikah di surga sana. Saya permisi." Setelah mengatakan itu akhirnya Dokter pergi meninggalkan keduanya yang sudah menangis histeris.

****

3 minggu berlalu setelah meninggalnya Sehun, hidup Lim terasa sangat hampa, tak ada yang menjahilinya lagi, tak ada yang menjaganya lagi, Sehun tak sekedar sahabat bagi Lim, tapi Sehun sudah seperti kakaknya sendiri.

Jika kalian tanya bagaimana hubungan Lim dengan Jisoo jawabannya Lim tak tau. Setelah pemakaman Sehun mereka tak pernah bertemu lagi. Lim tak ingin memaksa Jisoo untuk mengabulkan amanat Sehun, Lim tak mau disebut berbahagia di atas penderitaan orang lain. Jikapun ingin memiliki Jisoo bukan seperti ini jalannya.

Seseorang mengetuk pintu ruangan Lim, Lim bekerja sebagai manager keuangan di perusahaan periklanan.

"Masuk." Ucap Lim lalu ia melihat siapa yang datang.

Lim langsung berdiri menegang saat melihat siapa yang datang. Jisoo datang dengan wajah datarnya, menatap Lim dengan tatapan tak bersahabat.

"Aku akan menikah denganmu sesuai permintaan Sehun, pernikahan akan dilakukan sesuai jadwal pernikahanku dengan Sehun. Semua karena Sehun bukan karena aku ingin." Ucap Jisoo lalu ia pergi meninggalkan Lim yang masih berdiri tegak menatap kepergiannya. Tak bisakah Jisoo mendengarkan dulu jawaban Lim?

Lim kembali duduk, mau tak mau ia harus siap untuk menikahi Jisoo. Lim lalu berdiri dan hendak pulang ke rumah orang tuanya, meminta izin untuk menikahi Jisoo sesuai permintaan Sehun dulu.

Kalau rame dilanjut kalau sepi dihapus 😂

Semua Tentang Lisa/LimarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang