Tak dihargai p1 (Lisa, Jennie & Nayeon)

3.1K 233 25
                                    

Helaan nafas beberapa kali terdengar berat, semua karena rasa kecewa yang teramat dalam. Selama 2 Tahun menjalin hubungan rasanya tak pernah sekalipun dihargai. Lisa lelah karena Jennie selalu semena-mena.

Tadi Jennie memaksa agar Lisa menjemputnya di Kampus tapi saat Lisa sudah sampai Jennie justru sudah pulang dengan teman-temannya, padahal Lisa sudah jauh-jauh dari tempat kerja.

Lisa langsung kembali ke kantornya, karena untuk apa lagi karena Jennie pun tak ada kabarnya.

Menempuh perjalanan 1 jam akhirnya Lisa sampai di kantor, tampak jelas terlihat raut wajah tak bersahabat milik Lisa.

"Li ko cepet?" Sapa seseorang saat melihat Lisa sudah sampai di kantornya.

"Iya Nay, seperti biasa Jennie seenaknya aja. Minta jemput tapi dia malah udah balik sama temen-temennya." Jawab Lisa pada seorang temannya yang bernama Nayeon.

"Ya udah yang sabar aja, namanya juga dia masih muda." Ucap Nayeon dengan menepuk bahu Lisa.

Lisa dan Jennie berpacaran sejak Jennie masih SMA, dan saat ini Jennie baru masuk Kuliah tahun pertama, sedangkan Lisa saat mereka awal berpacaran sudah bekerja dan berusia 27 Tahun, wajar saja perbedaan usia mereka cukup jauh. Mereka berkenalan karena Jisoo yang adalah Kakak kandung Jennie adalah sahabat Lisa sejak masa kuliah, jadi seringnya mereka bertemu membuat benih-benih cinta tumbuh dari keduanya.

Lisa duduk menundukan kepalanya di atas meja, rasa lelah karena sering lembur serta perilaku Jennie yang semakin menjadi-jadi membuat hatinya jadi tak tenang. Sungguh Lisa lelah dengan semua ini.

Dret...dret...
Hp Lisa bergetar, ia mengambil ponselnya dan membaca pesan masuk yang ternyata dari Jennie.

My Jennie
Mas maaf tadi aku pulang duluan, soalnya kamu lama. Nanti kamu ke rumah kan pulang kerja?

Lisa langsung menyimpan kembali Ponselnya, sungguh tak berniat membalas sedikitpun, rasa kecewa dan lelah membuat Lisa berpikir jika ia ingin mengakhiri segalanya bersama Jennie, Lisa kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, namun lagi-lagi ponselnya bergetar.

My Jennie
Mas ko ga bales?
Marah ya sayang?
Pokonya nanti ke rumah aku kangen!

Lisa akhirnya membalas pesan Jennie, mengabari jika ia akan ke rumahnya sore nanti sepulang bekerja. Meski kesal namun cintanya untuk Jennie masih sangat besar.

Setelah beberapa jam bekerja dengan suasana hati kacau, akhirnya Lisa akan pulang dan bertemu Jennie. Lisa menyempatkan dulu membeli beberapa makanan kesukaan Jennie, semarah apapun Lisa tetap saja bucin Jennie.

Cukup dalam 20 menit akhirnya Lisa sampai di rumah Jennie, senyumnya terukir saat Jennie menyambut kedatangannya. Jennie berlari menghampiri Lisa yang baru saja turun dari mobil, memeluk Lisa dengan erat saat Lisa baru saja turun dari mobil mewahnya itu.

"Mas aku kangen." Ucapnya manja.

"Sama sayang. Ayo masuk mas bawa makanan kesukaan kamu." Jawab Lisa lalu mengajak Jennie masuk, padahal itu rumah Jennie.

Jennie langsung mengambil piring untuk menyimpan martabak pisang keju dan martabak keju, susu, coklat kesukaan Jennie. Sedangkan Lisa duduk manis di ruang tamu. Kedua orang tua Jennie sedang pergi ke rumah kakek dan Nenek Jennie di kampung.

"Nah mas ayo makan, uh ngerti banget deh kesukaan aku." Ucap Jennie dengan memakan martabaknya.

Lisa hanya tersenyum melihat kelucuan Jennie saat memakan martabak, terlihat sangat lahap dan menikmati sekali. Namun tiba-tiba Hp Jennie berdering, Jennie langsung mengangkat telpon dari temannya yang bernama Rose, mereka asik mengobrol hingga melupakan Lisa.

"Jen, nanti lagi telponannya, kan ada mas di sini masa di cuekin sih?" Ucap Lisa dengan memohon.

"Suuttt... Bentar mas lagi asik." Jawab Jennie dengan meniup jarinya yang ada di depakln bibirnya.

Lisa mengepalkan tangannya, lagi-lagi Jennie tak menganggapnya ada. Sungguh kali ini Lisa marah dan tak terima diperlakukan seperti ini oleh Jennie. Lisa langsung bangun dan mengambil tasnya, tanpa pamit Lisa langsung pergi keluar dan berniat untuk pulang. Namun Jennie mengejarnya.

"Mas mau kemana?" Tanya Jennie dengan Hp yang masih ditelinganya.

Lisa melepaskan tangan Jennie yang berada ditangannya. Tersenyum manis ke arah Jennie.

"Jen, aku cape dengan hubungan ini. Kamu ga pernah anggap aku ada! Kamu selalu asik dengan teman-teman kamu, tapi kamu ga pernah ngerti kalau aku juga butuh waktu bareng kamu." Ucap Lisa tanpa menjeda ucapannya.

"Rose udah dulu ya." Jennie langsung mematikan panggilan telponnya.

"Mas maaf, aku janji ga akan kaya gitu lagi. Maaf kalau aku kurang peka sama kamu. Maafin aku ya." Jennie menggenggam kedua tangan Lisa, berharap Lisa akan memaafkannya.

"Aku udah maafin kamu Jen, tapi kayanya hubungan kita sampai sini aja ya. Kita emang ga cocok karena perbedaan umur terlalu jauh. Aku pulang ya, jaga diri kamu, salam buat mama dan papa." Lisa akhirnya pergi, meninggalkan Jennie dan segala kenangan yang terukir dari keduanya.

"Mas tunggu.... Mas Lisa tunggu...." Teriak Jennie namun Lisa tetap melajukan mobilnya dan pergi begitu saja dari rumah Jennie.

Jennie hanya bisa menangis, sungguh jangan meragukan cinta Jennie pada Lisa, Jennie setengah mati mencintai Lisa namun karena mungkin masih muda dan senang main jadi Jennie seperti mengabaikan Lisa, meski sejujurnya Jennie tak pernah berniat menggabaikan Lisa.

***

Lisa tak berniat untuk pulang, ia menyusul teman-temannya ke club, karena memang besok weekend jadi mereka akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Terlihat Jisoo dan Seulgi yang sudah mabuk, Lisa menghampiri mereka dan langsung memsan minuman.

"Ngapain di sini? Katanya mau ketemu Jennie." Tanya Nayeon pada Lisa yang duduk di sampingnya.

"Gue putus, males sumpah ga dianggap banget gue jadi pacar." Jawab Lisa, lalu menyenderkan kepalanya ke kursi.

Naeyeon hanya menatap iba, sungguh Naeyeon tau bagaimana kisah percintaan sahabatnya ini, Lisa yang selalu mengalah sedangkan Jennie yang selalu semena-mena pada lisa. Sejujurnya Nayeon adalah teman setia Lisa saat Lisa merasa tersakiti.

"Jangan banyak-banyak minumnya, elu bawa mobil kan." Ucap Nayeon.

Lisa hanya melirik Sahabatnya itu, setelah itu kembali meminum wine nya, sungguh Lisa ingin melupakan Jennie meski hanya untuk malam ini.

Semua Tentang Lisa/LimarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang