Sebuah pengorbanan p2 (Limario & Jisoo)

976 143 33
                                    

Pada akhirnya pernikahan ini terjadi sudah, meski tak pernah diinginkan namun demi memenuhi janji pada mendiang Sehun maka Jisoo ikhlas melakukannya. Setelah tadi melaksanakan pesta pernikahan yang cukup mewah, banyak sekali bisik-bisik dari para tamu undangan karena mempelai lelaki berbeda, namun akhirnya mereka bungkam setelah mengetahui jika mempelai lelaki meninggal karena kecelakaan.

Saat ini Jisoo mengikuti Lim tinggal di rumah Lim, sejak tadi belum ada obrolan yang terjadi dari keduanya. Jisoo yang masih tampak sedih dan terpukul hanya diam tanpa menanggapi keberadaan Lim.

Lim sendiri menjadi canggung padahal dulu mereka sangat akrab. Demi melepas kecanggungan akhirnya Lim pergi untuk memasak. Mereka belum makan malam karena tadi Jisoo memaksa untuk pulang pada saat pesta berakhir.

Setelah 1 jam memasak akhirnya Lim menyelesaikannya, menata dengan baik masakan di atas meja.

"Nunna, mari makan malam." Ajak Lim, ia berdiri di depan Jisoo.

Jisoo tak menjawab, ia berdiri dan pergi meninggalkan Lim menuju ke ruang makan.

Jisoo sama sekali tak mmembenci Lim, namun Jisoo belum bisa menerima kehadiran Lim sebagai suaminya saat ini. Cinta Jisoo pun masih untuk Sehun seorang.

Akhirnya mereka makan dengan hening, meski Lim ingin menyapa Jisoo namun ia tak berani, Jisoo masih menatap Lim penuh kebencian saat ini.

"Setelah makan beristirahatlah Nunna." Ucap Lim dan Jisoo hanya menganggukan kepalanya.

Jisoo lalu kembali ke kamar karena tak mau berlama-lama dengan Lim, sedangkan Lim membereskan semua bekas makan mereka termasuk mencuci piring.

Akhirnya Lim memberanikan diri untuk masuk ke kamarnya, terlihat Jisoo sudah membaringkan dirinya dengan menghadap ke jendela, membelakangi Lim tentunya. Namun saat Lim membaringkan badannya justru Jisoo malah berdiri dan mengambil bantal untuk pergi tidur di sofa, Jisoo tak mau tidur bersama Lim.

"Nunna biar aku yang tidur di sofa, maaf karena apartemenku hanya memiliki satu kamar saja." Lim menahan tangan Jisoo, namun Jisoo langsung menepisnya.

"Biar aku yang di sofa, ini rumahmu." Tolak Jisoo dan kembali melanjutkan menuju sofa.

"Kamu istriku, sudah seharusnya aku yang berkorban." Ucap Lim, lalu Jisoo menatap Lim tak suka, namun pada akhirnya Jisoo mengalah ia kembali menuju ranjang dan tidur di sana.

Lim akhirnya membawa bantalnya ke sofa, setelah itu ia pergi mengambil selimut di lemarinya.

Begitulah hari-hari Lim saat menjadi suami Jisoo, ia sama sekali tak dianggap oleh istrinya sendiri, sungguh malang nasib Lim.

Hari ini tepat 1 bulan usia pernikahan Jisoo dan Lim, Lim selalu merasakan sakit hati karena sikap Jisoo yang acuh, jika harus memaksa berbicara Jisoo akan berbicara dengan ketus pada Lim.

"Nunna, mau berangkat kerja bersama?" Tawar Lim, kebetulan memang kantor mereka searah.

"Sudahlah Lim diam, jangan terbebani dengan statusmu sebagai suami. Aku bisa melakukan apapun sendirian!" Jawab Jisoo dengan ketus, entah mengapa Jisoo risih dengan sikap baik Lim terhadapnya.

"Sama sekali tak terbebani, aku hanya ingin kamu mencoba menerimaku Nunna. Mau seperti apapun kamu menolak aku tetap suamimu." Kini Lim lebih berani untuk membuka suaranya, tak merasa takut seperti biasanya.

Tak mendengar ucapan Lim akhirnya Jisoo pergi mengendarai mobilnya, Lim hanya menghela nafasnya panjang.

"Sehun maaf, sepertinya aku mulai lelah." Gumam Lim dengan nada lirihnya.

Jika bukan karena Sehun memintanya Lim sudah pasti akan menolak, meski ia mencintai Jisoo namun tak ingin memaksa.

Dalam perjalanan Lim terus saja melamun, ia memikirkan bagaimana hubungan mereka kedepannya akan terjalin. Apakah Lim harus menceraikan Jisoo demi kebahagiaan Jisoo?

Semua Tentang Lisa/LimarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang