Secret Admirer p3 (Lisa & Irene)

2.4K 256 33
                                    


Lisa sedang mengantar Irene untuk pulang ke rumahnya, biasanya Lisa akan menggenggam tangan Irene namun tidak dengan saat ini, Lisa berjalan cukup jauh dari Irene dan Irene menyadari perubahan Lisa.

"Nah udah sampai, selamat tidur. Aku pulang ya." Ucap Lisa lalu ia berbalik arah dan kembali pulang ke rumahnya.

Sebagai seorang lelaki Lisa merasa harga dirinya jatuh, Lisa sangat malu mendengar pertanyaan Irene, pertanyaan yang menurutnya tak perlu ditanyakan karna bersifat menyinggung. Di usianya yang menginjak 19 tahun memang sangat memalukan jika baru pertama kali berciuman, dan lawan ciuman Lisa adalah Irene yang nyatanya seorang janda, sudah jelas Irene melakukan banyak hal dengan suaminya dulu.

Pagi harinya seperti biasa Lisa datang untuk mengantar Irene ke kantor, sudah menjadi rutinitas bagi Lisa, namun rasa sakit hati masih melekat dalam hati.

"Selamat pagi bu, apa Ka Irene udah siap?" Sapa Lisa pada ibu Irene yang sedang menjemur pakaian.

"Eh nak Lisa, sana masuk dulu sarapan. Irene udah siap kayanya" Jawab ibu Irene, hubungan Lisa dan Irene memang sudah diketahui keluarga besar Irene.

"Ah Lisa udah sarapan bu, Lisa tunggu di sini aja ya." Jawab Lisa dengan ramah.

Ibu Irene masuk dan memanggil Irene, berhubung Lisa tak mau masuk dan malah menunggu di depan rumah Irene.

Lisa memainkam ponselnya, ia senyum-senyum melihat grup kelasnya yang selalu heboh.

Puk...
"Hey udah lama?" Tanya Irene dengan menepuk bahu Lisa.

Melihat Irene datang Lisa langsung menyimpan Hp nya dan memberikan helm pada Irene, setelah itu ia bersiap-siap untuk mengantarkan Irene ke kantor.

Tak ada sapaan romantis, tak ada kecupan cinta di kening, Irene sangat merasakan perubahan Lisa, namun Irene hanya diam membiarkan kekasihnya bertingkah sesuai keinginannya saja.

Dalam perjalanan mereka hanya diam tak berniat untuk berbincang seperti biasanya. Hingga sampai di depan gedung perkantoran Lisa masih diam.

"Irene." Panggil seseorang saat Irene baru saja turun.

"Ah pak Wendy, selamat pagi pak." Jawab Irene dengan ramah pada atasannya itu.

"Baru datang ya, oh apa ini adik kamu?" Tanya Wendy saat melihat ke arah Lisa.

"Iya saya adiknya, apa bapak pacarnya?" Jawab Lisa dan malah kembali bertanya.

Wendy tersenyum malu mendengar pertanyaan Lisa.

"Ah masih calon, kami sedang dekat." Jawab Wendy malu-malu.

"Oh begitu, ya sudah titip kakak saya. Saya pulang dulu." Ucap Lisa dan ia menyalakan motornya.

Irene langsung menahan Lisa saat ia akan pergi.

"Maaf pak saya ada perlu dengan pacar saya." Ucap Irene dengan sopan lalu ia kembali naik ke motor Lisa.

Wendy dibuat kaget saat dengan jelas ia mendengar jika anak muda tadi adalah kekasih Irene. Sedangkan Lisa membawa Irene sesuai dengan permintaan Irene tadi.

"Stop," ucap Irene memberhentikan motor Lisa.

Lisa langsung berhenti tapi ia masih diam tak berniat bicara.

"Li, sebenernya ada apa sih? Kenapa dari kemarin cuekin aku terus?" Tanya Irene dengan memeluk erat perut Lisa dari belakang.

"Dia cuma atasan aku, dia emang deketin aku tapi ga aku ladenin, percaya sama aku." Lanjut Irene menjelaskan namun Lisa masih diam tak berniat menjawab apapun.

"Lisa ih jawab." Ucap Irene lagi dengan menciumi bahu Lisa.

Lisa menghela nafas panjang, ia butuh kekuatan untuk jujur pada Irene tentang isi hatinya.

"Kayanya dia cocok buat kakak, dia dewasa pasti ciuman dia ga akan payah kaya ciuman aku." Ucap Lisa tanpa berbalik menatap Irene.

Mendengar jawaban Lisa membuat Irene tersadar masalahnya adalah ucapannya yang seperti meledek Lisa.

"Ka, aku sadar kalau kakak ga bener-bener sayang sama aku. Jadi aku bebasin kakak cari kebahagiaan kakak, makasih udah ngasih kesempatan buat aku bisa deket sama kakak." Lisa melanjutkan ucapannya, matanya memerah dan hatinya bergemuruh, sakit karna melepaskan seseorang yang dengan tulus ia cintai sejak lama.

"Li aku ga suka kamu ngomong gitu. Aku tulus banget sama kamu." Jawab Irene meyakinkan Lisa, ia tak mau jika harus berjauhan lagi dengan Lisa seperti beberapa bulan lalu.

Lisa tak menjawab, ia kembali mengantarkan Irene ke kantornya. Matanya sangat perih, untung saja tertutup kaca helm.

Sesampainya di depan kantor Irene, Lisa membuka helm nya dan menatap Irene dengan tersenyum manis.

"Jaga diri kakak baik-baik ya. Lisa doain kakak akan bahagia dengan orang yang kakak cintai. Lisa pamit." Ucap Lisa dengan mengelus sayang rambut Irene.

Irene hanya menatap sendu kepergian Lisa, Irene sangat mencintai Lisa hanya saja selama mereka bersama Irene tampak cuek pada Lisa, Lisa banyak berkorban untuk dirinya tapi Irene seakan-akan tak butuh dengan Lisa, bahkan dengan tega Irene meladeni Wendy yang mendekatinya. Irene baru menyadari setiap kesalahannya pada Lisa, seperti beberapa minggu lalu, Irene membohongi Lisa, Irene mengatakan bahwa ia ada lembur dan meminta Lisa jangan menjemput, namun Lisa tetaplah Lisa yang sangat mencintai Irene, dia datang dan duduk di tempat biasa, tak lama matanya menangkap sosok Irene yang masuk ke dalam sebuah mobil dan pergi entah kemana, melihat itu Lisa langsung mengikuti Irene dan ternyata Irene pergi ke mall bersama teman-temannya, ternyata di sana juga turut serta Wendy. Lisa akhirnya pulang dan memendam sendiri seolah-olah Lisa tak tau apapun.

Akhirnya Lisa menyerah, karna percuma bertahan jika Irene tak menganggapnya. Semua yang Lisa lakukan tak pernah berarti apapun di mata Irene.

***

Satu bulan sudah Irene dan Lisa putus, Lisa bak hilang ditelan tante-tante karna tak ada kabar setelah mereka berpisah di depan kantor Irene tempo lalu. Irene selalu datang ke rumah Lisa tapi tetangga Lisa bilang jika Lisa sedang pergi menemui kedua orang tuanya dan entah kapan kembali. Irene pun setiap hari mencoba menghubungi namun tak pernah ada jawaban.

Irene seakan-akan hancur karna kehilangan Lisa, ia baru menyadari jika Lisa sangat berarti baginya, Irene pikir Lisa hanya anak kecil yang bisa Irene mintai jadi ojek dan teman senang-senang saja. Tapi Irene salah, separuh jiwanya terasa pergi dan kini hidupnya sangat hambar.

"Rene makan dulu." Ucap Ibu Irene.

Irene tak menjawab, ia masih asik melamun.

"Menyesal karna kehilangan orang yang menurutmu anak kecil? Rene tidak semua lelaki seperti Suho, buktinya Lisa anak muda itu sangat tulus mencintai kamu dan rela melepaskan kamu demi kamu bahagia dengan pilihan kamu, karna Lisa merasa kamu emang cuma main-main sama dia." Seorang ibu pasti akan mengerti isi hati sang anak yang sedang terluka.

"Irene nyesel bu, Irene ga tau lagi harus cari Lisa ke mana. Irene butuh dia bu dan Irene mau minta maaf sama dia." Jawab Irene dengan menundukan kepalanya, matanya sudah berair saat ini.

"Sabar, kalau jodoh kalian pasti ketemu lagi ko. Ayo sekarang makan ya" Jawab sang ibu.

Irene hanya mengangguk dan ia bersiap untuk makan malam. Setelah makan ia ingin mencari udara segar, Irene memutuskan untuk duduk di teras rumahnya, biasanya setiap pulang kerja ia akan mengobrol dengan Lisa di sini, namun sekarang Irene harus duduk sendirian.

"Lisa maafin aku, please kembali Lisa. Aku kangen." Gumam Irene dengan menundukan kepalanya.








Penyesalan akan datang diakhir, disaat semua sudah berbeda, disaat semua sudah menghilang.
Cinta memang unik, kadang kita merasa jika kita sangat dicintai jadi berpikir dan bertindak sesuka hati, namun ada kalanya orang merasa lelah dan akhirnya pergi.

Semua Tentang Lisa/LimarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang