Sebuah Pengorbanan p3 (Limario & Jisoo)

1.3K 135 21
                                    

3 tahun sudah berlalu setelah perpisahan Jisoo dan Lim. Setelah mengatakan bahwa Lim akan mengantarkannya besok dan dia pergi begitu saja ternyata Lim bohong, ia tak pernah mengantarkan Jisoo ke rumah orang tuanya karena Lim tak pernah kembali, perceraian mereka hanya diurus oleh pengacara karena Lim tak pernah menampakan lagi batang hidungnya.

Lim tak pernah mendengar penjelasan Jisoo dan pendapat Jisoo. Ia lalu pergi dan menghilang bak ditelan bumi. Jisoo sadar jika itu karena ulahnya sendiri, sejujurnya sejak dulu Jisoo memang menyukai Lim namun karena Lim tak kunjung menyatakan cintanya membuat Jisoo akhirnya memilih Sehun yang sudah jelas-jelas menginginkannya. Jisoo sendiri menyesal memperlakukan Lim dengan buruk saat pernikahan mereka terjalin dulu, semua karena Jisoo yang merasa malu karena Lim sangat baik padanya.

Jisoo sudah berusaha mencari Lim kemana-mana namun semua nihil. Jisoo hanya ingin menjelaskan tentang tuduhan Lim padanya yang berselingkuh dengan Jin. Mereka hanya tak sengaja bertemu lalu menyempatkan waktu untuk sedikit mengobrol, tak lebih dari itu.

"Sudah pergilah mencari udara segar. Udara di luar sangat bagus. Gunakan hari liburanmu untuk menikmati suasana di sini." Ucap Eomma Jisoo, mereka kini sedang berada di pulau Jeju menghabiskan waktu berdua dan berlibur.

Jisoo hanya mengangguk pelan, ia lalu pergi keluar berkeliling menggunakan sepedah yang sudah di sewanya. Udara menusuk hidung dengan sangat segar, rasa penat akibat sibuk bekerja kini terasa hilang.

Berdiri di tepian pantai dengan pandangan lurus kedepan dengan hamparan laut yang begitu luas. Rasanya Jisoo ingin berlari ke sana dan melepas seluruh beban yang ada. Kakinya perlahan turun menginjak bebatuan agar ia lebih dekat dengan air.

"Hey Nunna jangan mendekat ke air, ombak sedang besar anda bisa terbawa nanti." Seseorang memanggil Jisoo dari belakang, sedangkan Jisoo sangat mengenali siapa pemilik suara itu. Hatinya terasa bergetar mendengar suara yang amat ia rindukan itu.

Bagai slow motion Jisoo membalikan badannya, meski terasa berat ia ingin segera melihatnya.

"Li-Lim.,.." panggil Jisoo dengan gugup.

Deg....
Lim diam membeku saat wanita yang sudah menyakitinya kini berdiri di hadapannya setelah tiga tahun lamanya.

Terasa sia-sia pergi sejauh ini jika pada akhirnya Lim kembali bertemu dengannya.
Tak ingin gentar lagi akhirnya Lim kembali melajukan motornya dengan kencang meninggalkan Jisoo, Jisoo yang melihat itu langsung mengambil sepedah dan mengejar Lim.

Meski tak terkejar namun mata Jisoo terus fokus mencari kemana Lim pergi, naas kecepatan sepedah Jisoo tak bisa mengejar motor bagus dan mahal milik Lim. Air mata kini kembali menetes di pipi cantik dan putih milik Jisoo, hanya tinggal selangkah lagi ia bisa menjelaskan semua pada Lim namun Lim kembali pergi meninggalkannya.

"Sudah sangat lama Lim aku memendam perasaan ini." Gumam Jisoo dengan meneteskan air mata yang lebih deras lagi.

"Apa aku harus menyerah Lim, seperti dulu kamu merelakanku bersama Sehun." Kembali Jisoo bergumam.

Meski terasa sesak namun Jisoo berhasil menenangkan dirinya, ia kembali mengayuh sepedahnya entah kemana ia akan pergi, kakinya akan mengayuh hingga lelah, tak peduli dengan apapun lagi, Jisoo sudah sangat lelah mencari Lim di mana-mana.

Kaki Jisoo terasa lelah dan sakit, ia memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai yang terlihat sangat clasik dan tenang. Setidaknya sebotol soju mungkin bisa melepaskan penat Jisoo, tak peduli hari masih sore karena Jisoo hanya butuh ketenangan.

"Ahjuma, tolong sebotol soju dan ramen." Pinta Jisoo pada Ahjuma penjaga kedai ini.

"Ne... Tunggu sebentar." Jawab Ahjuma tersebut.

Semua Tentang Lisa/LimarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang