8 - Menghindar

152 30 0
                                    

Happy Reading,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading,

                    *****************

Sinar matahari pagi,menyeruak masuk melalui celah-celah tirai kamar Aneska. Gadis itu membuka matanya perlahan dan terbangun, Aneska yang mulai sadar mengerutkan dahinya saat ia masih mengenakan dress yang ia kenakan semalam. Dan tunggu, ini kamarnya? Bukankah dirinya bersama Deka semalam di mobil. Jangan-jangan dirinya tertidur, astagaaa.

Aneska beranjak dari ranjangnya, ia harus segera mandi. Bersiap dan akan berangkat kerja pagi ini, dirinya harus bersikap seolah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan juga Deka. Aneska pusing jika memikirkan kejadian saat Deka tidak memperdulikannya walaupun Aneska tidak akan bisa melupakan itu. Aneska akan bersikap sopan nanti di resto, berbicara seperlunya dan menghampiri laki-laki itu jika Deka butuh bantuan darinya.

Ponsel Aneska berdenting ada satu pesan di sana.

Deka
Nes, mau berangkat bareng?
Nanti saya jemput.

Aneska
Gak usah Pak, saya pakai taksi saja.

Setelah meletakkan ponselnya di ranjang, Aneska segera ke kamar mandi. Melirik sebentar jam dinding disana, Aneska terkejut. Dirinya hampir kesiangan ternyata.

                    ****************
"Nes, ayo sarapan dulu," kata Elina saat melihat putrinya itu sudah rapi dengan seragam restonya.

Aneska mematung melihat seseorang yang kini sedang sarapan di rumahnya. Laki-laki itu sudah rapi dengan setelan jasnya, menoleh ke arah Aneska dan memberikan senyuman manis. Gadis itu tidak membalas senyuman Deka, dia melangkah mendekati sang Ibu lalu duduk di samping Ibunya.

"Nak Deka sengaja datang buat jemput kamu Nes. Dia belum sarapan katanya, makanya Ibu ajak buat makan."

Aneska mengangguk, matanya menatap Deka yang kini menikmati sarapan nasi goreng di hadapannya. Bukan kah Aneska sudah membalas pesan dari Deka? Lalu apa laki-laki itu tidak membacanya?

"Di makan Nes, ngelihatin saya gak bikin kamu kenyang."

Ck. Lihatlah bahkan laki-laki itu bersikap biasa saja setelah apa yang dia lakukan semalam. Benar-benar menyebalkan.

"Bapak harusnya gak perlu repot-repot datang ke sini, saya bisa kok berangkat sendiri."

"Aneska, yang sopan dengan Deka!"

"Aneska udah selesai. Aneska berangkat Bu," gadis itu meraih tangan Elina dan menciumnya. Berjalan meninggalkan Deka yang menatapnya bingung.

Biarkan saja dirinya di cap tidak sopan sekarang. Aneska hanya sedang kesal, dia ingin sendiri tidak ingin di ganggu dan juga tidak ingin melihat Deka untuk saat ini. Mengingat kejadian semalam benar-benar membuatnya marah, Deka lagi-lagi mempermainkannya.

                        **************
Deka sudah sampai di resto, laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari keberadaan Aneska. Namun hasilnya nihil, Aneska tidak ada. Dia sedikit berlari menuju kitchen dan melihat Tirsa sedang membantu Meyra mencuci piring. Keduanya menatap Deka bingung.

"Pak Deka ada yang bisa di bantu, Pak?"

"Apa Aneska sudah berangkat? Kalian melihat Anes tidak?"

"Aneska belum sampai Pak, dan kami tidak melihat Aneska," Meyra menatap Deka bingung. Setelah itu Deka pergi meninggalkan Tirsa dan Meyra begitu saja.

Sesampai di ruangannya, Deka mengeluarkan ponselnya. Mencoba menghubungi nomor Aneska namun nomornya tidak aktif. Laki-laki itu gelisah, khawatir dengan Aneska saat ini. Gadis itu pergi begitu saja dan meninggalkan Deka yang belum menghabiskan sarapannya. Laki-laki itu ingin menyusul namun dia kehilangan jejak Aneska.

                        *************
Kira-kira Aneska kemana yaa? 🤣🤣

.
Terima kasih sudah membaca cerita Aneska hari ini 💙
.
See you gaes 👋

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang