26 - Kenapaa ??

80 5 2
                                    

Happy Reading,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading,

*********

Aneska kaget saat badannya di tarik oleh seseorang, keduanya bersembunyi di belakang rumah yang penerangannya agak gelap. Aneska kaget saat dia tahu siapa pelakunya, Deka Abimanyu.

Ck, bisakah hari ini dia tenang tanpa ada masalah dengan Bapak Manajer?

"Pak Deka kenapa sih?"

"Husss" Deka memberi isyarat untuk memelankan suaranya. Karena Aneska itu orang yang suka ngomel-ngomel jadi dia harus memberi isyarat biar Aneska paham.

"Kamu yang kenapa, kenapa datang sama Rafa?"

"Lah emangnya kenapa Pak, saya bebas aja dong datang sama siapa aja."

"Kamu gak menghargai perasaan saya Nes, padahal udah jelas yang kemarin itu saya serius sama kamu. Kamu anggap ini main-main?"

"Terus maunya Pak Deka gimana, saya gak mungkin nerima Bapak gitu aja. Udah jelas Pak Deka bahagia sama Shaira, kalian kan udah saling kenal lama di banding saya."

"Nes, saya emang udah kenal lama dengan Shaira tapi hati saya yang milih kamu hati saya maunya kamu."

Aneska diam, dia menghela napasnya. Aneska lelah dia ingin pulang, dia datang hanya ingin menemani Erin yang kata Rafa pasti akan merasa kesepian di pesta Shaira. Bukan ini yang ia mau, berdebat dengan Deka lagi sungguh dia capek.

Aneska melangkahkan kakinya berniat meninggalkan Deka, namun baru beberapa langkah tangannya di tarik kembali kali ini dengan badan yang di hempaskan ke dinding. Deka menatap matanya tajam dan...

'Cup'

*********
"So, Aneska beneran pacar lo?"

"Belum, gue mau pelan-pelan dulu." Balas Rafa, sesekali matanya melirik ke sepunjuru ruangan berharap Aneska segera datang. Aneska bilang dia ingin ke kamar mandi dan ini sudah 15 menit, apa yang di lakukan Aneska di sana?

Shaira menghela napasnya, jawaban Rafa tidak membuatnya puas. Dia mengerti dan dia tahu bagaimana Aneska terhadap Deka, dia perempuan dan dia tahu Aneska menyukai Deka.

"Raf, lo tahu kan gue sangat menyayangi Mas Deka. Gue gak suka kalau Mas Deka ada pacar dan dia pasti akan lupain gue."

Rafa mengerti arah pembicaraan ini, yang Shaira tangkap sudah pasti benar adanya. Dari mulai Deka yang selalu menemui Aneska dimana pun gadis itu berada, dan Aneska yang diam-diam terus memperhatikan Deka. Entah apa yang di pikirkan Aneska, Rafa tidak tahu.

"Kalau pun dia ada pacar ya udah Ra, Mas Deka berhak bahagia gak harus melulu bersama lo. Itu namanya lo egois," ucap Rafa lalu melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Shaira yang mulai meneteskan air mata.

******
Rafa meninggalkan Shaira dan pergi ke taman, berbicara dengan Shaira sudah pasti akan berdebat. Yang selalu di pikiran gadis itu hanya Deka, Deka, Deka.

Ck, kayak gak ada cowok lain aja.

Rafa akan masuk ke dalam namun dia melihat seseorang yang sedang mencium Aneska. Di sini gelap, pantas saja mereka tidak terlihat di dalam ternyata mereka ada di sini. Rafa yang melihat itu geram, sudah di pastikan ini paksaan dari laki-laki itu. Dan Rafa sendiri yang akan memberikannya pelajaran.

Rafa menarik kerah kemeja laki-laki itu dan satu pukulan mengenai pipi sepupunya itu. Deka tersungkur, sungguh dia terkejut melihat Rafa yang memukulnya.

"Lo gila Mas, lo emang gila. Maksudnya apa hah?"

Aneska yang terkejut, hanya bisa diam dia takut melihat Rafa yang marah seperti itu.

Deka bangun dia membalas pukulan itu membuat Rafa terjatuh, "Lo kenapa pukul gue, sadar gak lo itu kenapa?"

Rafa bangun dan berjalan mendekat ke arah Deka, "Lo harus tahu satu hal Mas, gue menyayangi Aneska. Mending lo urusin aja si Shaira."

"Ayo Nes, kita pulang." Rafa menarik tangan Aneska dan saat itu juga Aneska menolak.

"Gue bisa pulang sendiri, kalian kalau mau berantem lanjutin aja."

Aneska berlari kecil sambil menelpon seseorang agar bisa menjemputnya. Malam ini benar-benar di luar dugaan, dia juga ingin menikmati pesta yang di datanginya ini. Namun lagi-lagi keributan terjadi dan ini karena dirinya, coba saja Aneska menolak ajakan Rafa pasti Deka dan Rafa tidak akan bertengkar seperti tadi.

Aneska berdecak saat seseorang yang di telponnya tidak dapat di hubungi. Gadis itu duduk di pinggir jalan, Aneska menangis. Sungguh dia tidak bermaksud membuat keadaan menjadi runyam seperti ini.

********
"RAFA LO GILAA!!"

Teriak Shaira yang melihat Rafa memukul Deka lagi. Shaira datang dan melerai mereka memisahkan Deka dan Rafa agar menjauh, entah orang-orang di sana hanya menonton. Mungkin mereka takut melihat Rafa yang sedang emosi seperti tadi.

Rafa mendekati Shaira dengan muka merah, Rafa masih menahan emosinya dia kesal dengan Shaira yang masih saja membela Deka.

"MAS DEKA YANG GILA RA, LO TANYA DIA APA YANG DIA LAKUIN KE ANES." Jawab Rafa dengan napas yang tidak teratur.

Shaira melirik Deka, yang dia lakukan sekarang membantu Deka berdiri dan membantu laki-laki itu untuk di obati. Perlakuan Shaira tidak luput dari perhatian Rafa, laki-laki itu berdecak dan pergi meninggalkan rumah Shaira.

"Maafin aku Ra,"

"Gak papa, sini aku bantu obatin lukanya."

Deka hanya mengangguk, dia mengikuti langkah Shaira menuju ruang tamu. Acaranya berantakan, haruskah mereka membuat keributan ini di hari ulang tahunnya?

"MAS DEKA, AWAS AJA YA KALAU KAK ANES KENAPA-NAPA. AKU BAKALAN MARAH."

Deka dan Shaira terkejut saat mendengar suara cempreng Erin. Deka menghela napasnya, adiknya itu gak bisa lihat apa ya? Kakaknya terluka seperti ini masih aja peduliin orang lain.

"Rin, kakak kamu lagi terluka gini lho. Entar dulu bahas Anesnya bisa gak?"

"Gak bisa dong Kak, Kak Shaira mikir dong cewek mana yang gak sakit abis di cium gitu tapi cowoknya masih sama cewek lain?"

"ERINN!!"

Erin kaget melihat Deka yang emosi, laki-laki itu meninggikan suaranya. Ini yang pertama kalinya gadis itu melihat kakaknya seperti ini. Kakaknya itu emosi, emosi karena dia membalas perkataan Shaira begitu??

"Ck, sekarang aku tahu kenapa Mas Rafa begitu emosi sama Mas Deka. Mas Deka emang pantes dapet pukulan dari Mas Rafa tahu gak, udahlah aku mau pulang aja." Ucap Erin lalu berlari melangkahkan kakinya keluar rumah.

Deka melihat itu, adik perempuannya menangis karenanya. Karena dia yang hampir saja membentak Erin, dia tahu Erin tidak suka kalau ada yang membuat Aneska menangis dan dia mengerti itu.

********

Capek banget sama hari inii??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Capek banget sama hari inii??

******

Terima kasih sudah membaca cerita ini gaes, See you ♡♡

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang