25 - Rafa dan Aneska

74 6 0
                                    

Happy Reading,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading,

***************

Malam ini adalah acaranya, Deka datang bersama Erin. Seperti biasa Shaira menyambut antusias kedatangan Deka, Erin yang melihatnya memutarkan bola matanya jengah.

Shaira tampak cantik dengan balutan Dress yang di pakainya, di tambah dengan make up natural yang membuatnya semakin lebih cantik. Shaira datang menghampiri Deka, membuat semua orang melihatnya dan berpikiran kalau Deka adalah kekasihnya.

Erin sudah menduga, ini pasti bakalan terjadi. Kakaknya itu sudah pasti mengiyakan ajakan Shaira dan meninggalkan dirinya sendirian seperti ini.

"Rin, kalau mau ambil Cake ambil aja. Mas Deka-nya aku pinjam dulu yaa," ucap Shaira sambil menarik tangan Deka menjauh dari Erin.

Erin yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dia akhirnya melangkahkan kakinya pelan menuju tempat Cake yang menarik perhatiannya. Strowberry Cake berhasil dia cicipi, Erin tersenyum ternyata banyak sekali Cake yang dia suka di sini.

"Ra, bisa gak sih gak usah narik-narik aku kayak gitu. Erin kasian sendirian terus setiap aku ajak ke sini," Deka yang kesal akhirnya buka suara. Bukan sekali dua kali tapi udah berkali-kali setiap Deka berkunjung ke rumah Shaira dia selalu mengajak Erin karena dia tidak tega meninggalkan adiknya itu sendirian di rumah di karenakan Mama dan Papanya selalu sibuk kerja. Tapi apa yang di lakukannya Shaira padanya, itu sama saja meninggalkan Erin.

"Ya gak papa dong Erin kan udah gede ini, emang harus banget apa-apa kamu awasi gitu."

"Shaira ngerti dong, Erin itu adik aku."

"Udahlah Mas, ini acara aku lho. Mending kita makan Cake ini okey?" Shaira mencoba menyuapi Deka Cake dan laki-laki pun menerimanya.

"Katanya Rafa mau datang sama cewek, dia bilang nya gitu sih kemarin."

"Rafa sama pacarnya?" tanya Deka.

"Maybe, bisa jadi. Aku tanyain dia senyum-senyum gak jelas soalnya," jawab Shaira sambil memakan Cake yang ada di meja.

"Ra, aku ada sesuatu buat kamu ada di mobil aku ambil sebentar."

"Okey" Shaira tersenyum, sambil menatap Deka yang melangkahkan kakinya keluar.
Dia membayangkan hadiah pemberian Deka, apakah itu cincin atau Dress?

Entahlah, apapun itu Shaira pasti akan menerimanya.

****
Deka mengambil sebuah paper bag yang tertinggal di mobil. Paper bag itu berisi Dress dan ia yakin Shaira pasti akan menyukai Dress pemberian darinya. Baru saja dia menutup pintu mobil, matanya melihat seorang laki-laki yang sangat di kenalinya. Deka tersenyum saat yang di lihatnya benar itu Rafa, dia ingin menghampiri Rafa namun langkahnya terhenti saat ia melihat Rafa membukakan pintu mobil untuk seseorang. Seseorang yang sangat di kenalinya,

Aneska Pratista.

Deka langsung teringat percakapannya dengan Shaira tadi.

"Katanya Rafa mau datang sama cewek, dia bilang nya gitu sih kemarin."

"Rafa sama pacarnya?" tanya Deka.

"Maybe, bisa jadi. Aku tanyain dia senyum-senyum gak jelas soalnya,"

"Aneska," panggilannya sontak membuat langkah keduanya berhenti.

"Pak Deka,"

"Kenapa gak bilang kalau mau datang ke sini harusnya bareng sama saya aja, biar sekalian di jemput," kata Deka.

"Gue yang ajak Mas, sengaja biar ada temennya."

Deka menatap tidak suka ke arah Rafa, maksud sepupunya itu gimana? Sengaja, sengaja gimana?

Mendadak suasana jadi berbeda dan Aneska merasakan itu, dengan berani Aneska mencairkan suasana dengan mengajak kedua laki-laki itu masuk.

"Mending kita masuk ngobrol di dalem aja, gak enak di juga di pinggir jalan gini."

Mereka pun masuk ke dalam rumah Shaira berbarengan dengan Aneska yang berada di tengah-tengah mereka.

'Udah mah gue berasa punya dua pengawal jadinya,'

*****
Erin melihatnya dan dia tersenyum saat dia melihat Aneska berjalan di tengah-tengah Rafa dan Deka.

Kok bisaa??

Gadis manis itu meletakkan kembali Strawberry cake yang di ambilnya tadi.
Erin berlari kecil menghampiri Aneska dan langsung menggandeng lengan perempuan itu.

"Seneng banget lihat Kak Anes ada di sini, aku kira aku bakal sendirian lagi." Erin menggandeng lengan Aneska manja. Rafa yang melihat itu tersenyum.

"Jangan bilang gitu, kalau kamu ngerasa sendiri kamu boleh nelpon Kak Anes kapan aja."

"Serius Kak,"

"Iya dong," Aneska tersenyum sambil mengelus rambut Erin lembut.

"Kok tau banget sih Mas Rafa ngajak Kak Anes buat datang,"

"Sengaja biar kamu ada temennya." Rafa tersenyum, ia mengelus rambut Erin lembut.

"Kata Shaira lo kesini bawa pacar, jangan bilang Aneska pacar lo?" tanya Deka.

"Gue bilangnya bawa cewek bukan bawa pacar,"

"Tapi sepertinya Anes juga pasti mau-mau aja jadi pacar gue ya kan Nes?" ucap Rafa lagi.

Aneska yang mendengarnya tersenyum, lagi pula Rafa baik, perhatian dan juga ganteng.

"Besok-besok aku gak bakal mau kalau di ajak Mas Deka lagi, males banget." Aneska yang mendengar itu hanya memeluk Erin dari samping.

Shaira datang dan melihat Aneska, gadis itu terkejut tentu saja. Dia melirik Rafa, laki-lali itu mengerti dan tersenyum.

"Ini bukan pacar Ra, kita hanya temen kok,"

Shaira mengangguk mengerti lalu dia berkata, "Kita pernah ketemu sebelumnya kan?"

"Iyaa di rumah Pak Deka waktu itu, haii gue Aneska. Selamat ulang tahun ya Shaira, ini gue ada hadiah kecil buat lo."

Shaira menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Setelah itu tanpa sengaja dia menarik lengan Deka, seperti biasa perempuan itu membawa Deka ke teman-temannya.

"Ck, kebiasaan banget si Shaira." Celetuk Rafa kesal.

Aneska melihat Shaira yang tertawa bersama Deka dan teman-temannya. Baru kali ini dia melihat Deka tersenyum seperti itu, seperti tidak ada beban. Di bandingkan dengan Anes, ribut terus yang ada. Apa-apa ribut, apa-apa debat. Dan Aneska sehari tidak ada ribut dengan Deka, harusnya dia senang tapi ini malah ia merasa ada yang beda. Rindukahh??

Rafa melihatnya, laki-laki itu memperhatikan Aneska sedari tadi. Aneska terus saja menatap Deka seperti ada yang ingin di bicarakan namun gadis itu tidak berani menghampirinya. Satu hal yang Rafa tahu, Aneska menyukai Deka. Memikirkan itu, Rafa tersenyum miris.

Kenapa serumit ini, ya Tuhan.

*****

Terima kasih telah membaca cerita ini ♡♡
Aneska minta bintangnya boleh kan?
.
See you, gaes.

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang