24 - Si gadis manis, Erin.

95 7 0
                                    

Happy reading,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading,

*****

Siang ini, Deka bersama Erin pergi berkunjung ke rumah Shaira. Hari ini ia izin karena Deka akan membantu Shaira untuk beberapa hal yang di butuhkan, ia memang sengaja mengajak adiknya di karenakan rumahnya sepi dan itu pasti menbuatnya bosan. Shaira sangat senang dengan kedatangan Deka, baru saja datang Shaira langsung menggandeng lengan Deka mengajak laki-laki itu melihat dekor yang di pilihnya untuk party nanti malam. Erin yang melihat itu berdecak, sudah dia duga dia pasti akan sendirian di sini.

Dengan raut wajah yang lesu Erin akhirnya berjalan ke taman, dia duduk di bangku yang ada di sana dan memainkan ponselnya. Hari minggu seharusnya Erin menikmati waktu liburnya malah di paksa untuk menemani Kakaknya ke sini.

"Hey sendirian aja,"

Erin mendengar suara di belakangnya dia menoleh, gadis itu tersenyum melihat Rafa ada di sini. Setidaknya dia tidak sendirian kan?

"Mas Rafa, di sini juga?"

Laki-laki itu duduk di samping Erin, matanya melihat Shaira yang terus-terusan menggandeng lengan Deka.

"Iya, tadi Shaira butuh bantuan jadi Mas ke sini." Rafa melihat wajah Erin yang lesu dia mengerti pasti gadis itu pasti merasa bosan.

"Lain kali jangan mau kalau di ajak Mas Deka ke sini, pasti kamu di tinggalin."

"Iya males banget sama Kak Shaira, dia juga suka nempel-nempel terus sama Mas Deka."

"Nanti Mas ajak keluar buat makan mau? Kita samperin Kak Anes."

"Serius Mas, kalau itu sih aku setuju banget." Erin tersenyum senang, dia memeluk Rafa sebentar. Rafa membalasnya dengan mengelus rambut Erin dengan lembut, Rafa menyayangi Erin dan dia tahu cara membuat Erin kembali tersenyum. Tidak seperti Deka yang selalu sibuk dengan Shaira.

*****
"Wah ada Deka juga ternyata, kapan datang?" laki-laki paruh baya datang menghampiri Deka dan Shaira, Deka tersenyum ia menyambut tangan Om Abi untuk bersalaman.

"Gak lama sih Om, tadi aku ajak Erin juga." Deka melihat Erin, di lihatnya adiknya itu sedang mengobrol dengan seorang laki-laki.

'Rafa, sejak kapan dia disini?'

"Oh gak papa, adik kamu pasti senang datang ke sini. Nanti kita makan siang bareng ya ajak adik kamu juga Ka, ada Rafa juga nanti."

Deka mengangguk lalu tersenyum, dia melirik ke arah adiknya lagi. Erin tertawa bersama Rafa, dalam hatinya sedikit lega dia ada teman di sini. Mengingat tadi saat di rumah Erin menolak untuk di ajak ke rumah Shaira karena Erin ingin bertemu dengan Aneska, entahlah teringat Aneska dirinya pun mendadak merindukan gadis itu.

Deka mengambil Ponselnya di saku berharap ada pesan dari Aneska, namun lagi-lagi dia kecewa sepertinya Aneska tidak mengirim pesan padanya. Sepertinya Deka mengambil ijin di hari minggu bukanlah waktu yang tepat.

'Btw ada apa dengannya bukankah seharusnya dia senang karena bebas dari kerjaannya walau sehari? Kenapa dia jadi tidak ada semangatnya, aneh emang.'

******
"Jadi Pak Deka gak masuk lagi ke rumah Shaira, bantuin gitu buat dekor?"

Aneska menatap wajah Erin, ternyata Rafa menepati janjinya untuk mengajak Erin ke Resto. Dan sekarang laki-laki itu sedang mengurus pesanan dan pembayarannya di kasir.

"Rin, kamu gak papa ke sini? Nanti Pak Deka cariin kamu gimana?"

"Gak papa Kak, dari pada aku di sana sendirian karena Mas Deka sibuk sama Kak Shaira."

"Untung aja ada gue Nes, kalau gak kasian anak orang lumutan entar." Rafa datang dengan membawa tiga piring spaghetti dan Tirsa yang membawa tiga gelas jus jeruk.

"Pak Deka emang bener-bener yaa, kalau begitu mending gak usah ajak Erin. Kasian dia sendirian," sahut Tirsa.

"Tapi ada enaknya ya Tir, gak ada Deka gak tegang-tegang banget." Kata Aneska.

"Agak selow sih emang," balas Tirsa tertawa pelan.

Semuanya tertawa, Erin tertawa melihat Tirsa dan Rafa yang mendapat cubitan dari Aneska karena ulah mereka yang suka jail. Seumur-umur baru kali ini dia melihat Rafa tertawa selepas itu bersama Aneska.

"Rin, kalau di ajak Pak Deka kamunya gak mau gak papa tolak aja, daripada kamu kesindirian di sana." Anes mengelus lembut pundak gadis itu.

Erin mengangguk, "Tapi habis aku tolak, Mas Deka mendadak gak jadi pergi ya gitu aneh banget."

"Pak Deka gak tega aja lihat kamu sendirian di rumah," balas Aneska.

"Tante Nesya kan suka ke butik Nes jadi tiap hari gitu dia ke sana kadang pulang sampe malam," kata Rafa.

"Kak Anes, kalau besok aku ke sini lagi gak papa kan?" tanya Erin.

"Ya pasti boleh dong, kalau mau ke sini tinggal ke sini aja. Ini kan Resto punya Bapak kamu," balas Tirsa.

"Kenapa minta ijin segala, tinggal dateng aja Dek," timpal Rafa.

"Iyaa, kenapa mau makan Spaghetti lagi yaa?" Aneska menatap Erin membuat gadis manis itu tersenyum.

"Gak tahuu, aku kangen Kakak soalnya."

**********

Erin boleh minta bintangnya kan??
Btw makasih karena sudah mampir ke sini, jangan bosan ketemu Aneska yaa ♡♡
Jangan lupa untuk vote dan juga komen.
.
See you, Lavana.

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang