22 - Nes, kamu okey??

94 5 0
                                    

Happy reading gaes,

*********
.
"Pak Deka gak ngerti apa ya, capek banget ya ampun bolak-balik terus. Kenapa sih, gak iyaiin aja terus udah biar cepet pulang."

Aneska masih saja menggerutu dari tadi Deka seperti mengerjainya, ini sudah yang ke sepuluh kali dia bolak-balik dari ruang ganti. Deka bilang pakaian yang di pakainya tidak ada yang cocok, Aneska kesal dia capek dan ingin segera pulang.

"Perasaan waktu sama Mbak Shaira, Pak Deka gak gini-gini amat deh. Dia type orang yang gak mau lama-lama Mbak kalau di butik," ucap salah satu pegawai itu.

"Mungkin Pak Deka ingin mbak Aneska biar tampil cantik, sabar ya Mbak." Ujar perempuan satunya lagi.

Aneska berdecak, jadi Deka sudah sering membawa Shaira ke sini. Sampai pegawai disini pun mengenal Shaira dengan baik, dan apa yang sedang di lakukannya? Dia sedang di jadikan kelinci percobaan sepertinya. Memilih beberapa Dress dan mencobanya setelah cocok Deka memberikannya pada Shaira. Gilaa memang, lihat saja setelah ini Aneska tidak mau mengikuti permainan Deka lagi, Aneska sungguh capek.

Aneska keluar dari ruang ganti, kali ini dia memakai Dress selutut yang sangat pas di tubuhnya. Dress berwarna putih membuat Aneska terlihat lebih cantik dari biasanya, gadis itu berdiri di hadapan Deka berharap laki-laki itu menyetujui apa yang di pakainya. Lagi pula Dress ini sangat cantik dan Aneska juga menyukainya, sampai akhirnya Deka mengangguk dan itu membuat Aneska menghela napasnya lega.

 Lagi pula Dress ini sangat cantik dan Aneska juga menyukainya, sampai akhirnya Deka mengangguk dan itu membuat Aneska menghela napasnya lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tante Orlin berjalan menghampiri Aneska, wanita itu memegang bahunya dan berkata "Kamu cantik Nes, dressnya sangat cocok buat kamu."

"Makasih Tante, iya Aneska juga suka dressnya simple dan nyaman juga di pakai." Aneska tersenyum Dress ini memang cantik tapi dia sadar Dress ini bukan untuknya ini untuk Shaira.

***********
Setelah membayar Dress yang di pilihnya Deka tersenyum melihat Aneska tertawa bersama salah satu pegawai butik yang tadi membantunya, Aneska menceritakan sesuatu yang Deka tidak tahu yang jelas mungkin itu cerita lucu sampai-sampai mereka tertawa. Baru kali ini Deka melihat Aneska begitu akrab dengan pegawai butik padahal baru saja bertemu. Shaira yang sudah beberapa kali ke sini saja dia tidak pernah berbincang panjang seperti itu.

Lagi dan lagi dia melihat sisi berbeda yang di miliki Aneska, gadis itu pandai mengakrabkan diri dengan orang-orang yang di temuinya. Deka berjalan pelan menghampiri Aneska, membuat kedua perempuan itu menoleh.

"Kalau begitu saya permisi dulu Pak Deka, Mbak Anes." Perempuan itu segera pamit setelah Deka sudah berdiri di samping Aneska.

"Makasih ya La," ucap Aneska. Pegawai butik itu bernama Lala pun mengangguk lalu tersenyum.

"Kelihatannya akrab banget," kata Deka.

"Masa sih, kita cuman ngobrol lucu aja tadi. Oh ya Pak Deka udah selesai kan?"

"Udah," Deka melihat jam di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul 22.30.

"Langsung pulang ya Pak, Kak Anis bawel banget nelpon mulu dari tadi."

Deka mengangguk lalu keduanya berjalan berdampingan sebelum itu mereka berpamitan pada Orlin mengucapkan terima kasih dan wanita itu memeluk Aneska sebagai tanda perpisahan. Aneska tersenyum membalas pelukan itu setelah itu mereka memasuki mobil dan bergegas pulang karena besok kembali bekerja.

Di luar hujan, melalui kaca mobil Aneska bisa melihat orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Tanpa sengaja Aneska melihat seorang lelaki paruh baya sedang memakaikan jaket ke anak gadisnya yang kedinginan, mereka kehujanan. Semoga mereka baik-baik saja, pikir Aneska.

Mobil berhenti karena lampu merah, Deka melihat apa yang Aneska lihat. Laki-laki itu melihat Aneska yang kini sudah menangis terlihat dari gerakan gadis itu yang mengusap air matanya menggunakan tangannya.

"Nes kamu okey?"

"Gak tau saya tiba-tiba kangen Ayah."

**********
Mobil Deka terparkir di halaman depan rumah Aneska, laki-laki itu melirik dan melihat Aneska sudah tertidur. Masih terlihat jelas ada bekas air mata di pipi gadis itu, Deka mengusapnya ia tersenyum. Rasanya membangunkan Aneska dalam keadaan seperti ini ia tidak tega.

Haruskah Deka menggendong Aneska dan membawa ke kamar gadis itu?

Terdengar suara ponsel berdering, Deka melihat ponselnya. Namun ponselnya mati tidak ada telpon di sana, lalu Deka melihat ponsel Aneska yang sedikit terlihat di dalam tasnya. Ponsel gadis itu menyala dan terlihat nama Zoya di sana. Deka mengambil Ponsel itu dan menggeser tombol hijau di sana.

"Hallo Nes, lo udah balik belum? Ada Rafa di RG dia nyariin lo bisa ke sini gak?"

Dengan cepat Deka mematikan Ponsel itu. Dia berdecak 'untuk apa Rafa mencari Aneska malam-malam begini'

Deka turun dari mobilnya menggendong Aneska dan membawa gadis itu ke dalam rumah. Ada Kak Anis di sana, perempuan itu terlihat menghela napasnya lega melihat adiknya sudah pulang.

"Kak, Maaf kita pulang agak malam. Aneska tidur di mobil jadi saya gendong saja," Kata deka.

"It's okey Deka, makasih karena sudah mengantarkan Aneska pulang. Kakak hanya khawatir dia pulang sendirian."

Deka tersenyum, "Saya udah minta izin pada Ibu, jadi saya yang harus mengantar Anes pulang."

"Okey, kalau begitu bisa minta tolong antar Anes ke kamar."

"Baik kak,"

***********

Jangan lupa klik bintangnya gaes??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa klik bintangnya gaes??

.
Terima kasih yang sudah menyempatkan mampir, jangan lupa vote dan juga komen. See you ♡

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang