30 - Calon suami

136 8 0
                                    

Happy reading,,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading,,

******
Aneska duduk di salah satu bangku taman yang ada di rumah sakit, makanan yang di belinya belum dia sentuh sedikitpun. Rasa laparnya tiba-tiba hilang mendengar Deka yang seharian seperti menghilang ternyata laki-laki itu tengah bersama Shaira dan menginap di Apartement perempuan itu.

Dia jadi ingat waktu itu, saat dirinya bersama Rafa bertemu Deka di luar Apartement. Deka mengatakan jika ia baru saja mengantarkan Shaira di Apartemen namun dia tidak menginap. Aneska bingung entah kenapa, dia khawatir dengan Deka. Tapi apa laki-laki itu peduli padanya?

Seperti perkataan Pak Fahar waktu itu, Aneska ingat betul perkataan laki-laki paruh baya itu saat dirinya di panggil ke ruangan Pak Deka.
.
"Seperti memang benar Nes, putra saya Deka sepertinya memang menyukai kamu."

"Pak Fahar maaf ini di tempat kerja, emangnya gak papa kalau kita bahas masalah pribadi?" Aneska bertanya dulu, gadis itu merasa tidak enak sungguh.

"Gak masalah Aneska, maaf juga karena Deka kamu jadi tidak nyaman," ucap Fahar seakan-akan mengerti apa yang terjadi.

"Waktu itu saya melihat Deka pulang dengan keadaan wajah lebam-lebam. Saya tanyain kenapa dan Deka jawab habis berantem sama Rafa."

Aneska memejamkan matanya, dia malu sungguh. Kejadian itu sudah pasti saat di rumah Shaira, ketika perempuan itu merayakan ulang tahunnya.

"Saya tanya lagi kenapa, Deka gak jawab. Tapi saya nemuin ini di meja kerjanya di balik buku yang dia simpan." Fahar menunjukan sebuah foto, dan Aneska terkejut itu foto dirinya.

"Deka pernah bilang ke saya kalau dia menyukai seseorang tapi katanya dia harus bersaing sama Rafa." Fahar tertawa mendengar itu. Aneska yang mendengar itu rasanya ingin tertawa.

"Tahu gak Nes, kalau Deka udah bilang ke saya kalau dia suka sama seseorang berarti dia mau serius. Deka orangnya gak pernah cerita soal perempuan, soal Shaira pun dia gak pernah cerita. Paling cuman cerita yang biasa-biasa saja, gak melebih-lebihkan,"

"Mereka memang teman dekat tapi hanya Shaira yang menyukai Deka, Deka sendiri gak ada rasa sedikitpun. Saya tahu dari Nesya, dia sendiri yang cerita,"
.

Sebotol air mineral dingin tiba-tiba menempel di pipinya, Aneska terkejut ia menoleh ke samping dan melihat seorang laki-laki yang dengan santainya duduk di sampingnya. Laki-laki itu mengerutkan keningnya ketika Aneska menatapnya begitu intens.

"Pak Deka lagi ngapain?" tanya Aneska. Gadis itu menegakkan badannya saat tiba-tiba Deka memberikan kemeja hitam itu padanya. Pakaian Aneska tidak berlengan, dia menggunakan Dress selutut bermotif bunga.

"Lagi duduk, memangnya kenapa?"

"Iya, saya tahu. Maksudnya kenapa duduknya di sini, gak di sana aja." Aneska menunjukkan bangku kosong yang ada di sana.

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang