16 - Perasaan ini urusan saya Nes, bukan urusan kamu.

159 29 19
                                    

Double update loh ini, lagi ngegas mumpung sempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update loh ini, lagi ngegas mumpung sempat.
Ya udah langsung aja,
.
Happy Reading semuanya,,

****

"Nes lo percaya gak kalau Deka suka sama lo," ucap Zoya dengan suara pelannya.

Aneska menatap langit-langit kamar, lalu menoleh ke arah Zoya yang kini berbaring di sampingnya. Ayara dan Sasi sudah tidur, kedua perempuan itu terlihat lelah setelah membantu memasak di dapur.

Acara makan malam tadi cukup menyenangkan dan di sudahi dengan para lelaki yang mencuci piring di dapur. Sedangkan ke empat perempuan itu langsung pergi ke kamar dan tidur. Kata Tirsa sih langsung istirahat aja gak papa, ya udah anggap aja lagi rezeki.

Ranjang yang berada di kamar Apartement tidak muat untuk mereka berempat, sehingga Zoya dan Aneska mengalah menggunakan kasur lipat dan tidur di bawah. Sedangkan para lelaki tidur di ruang tengah menggunakan kasur lipat juga.

"Gak mungkin Zo, type Pak Deka gak mungkin cewek yang kaya gue."

"Iya juga, laki-laki sekelas Bapak manajer masa suka sama lo?"

Ya ampuun Zo, gue emang buluk banget ya?

"Lagian lo juga aneh banget, tiba-tiba nanya gitu,"

"Soalnya tadi gue lihat Deka natap lo terus pas lo lagi di suapin Rafa, tatapan dia tuh kayak orang galau."

"Apa jangan-jangan lo ada masalah sama Deka?" lanjut Zoya.

"Pas tadi siang gue ikutin Pak Deka yang ngejar Shaira yang lagi nangis. Shaira jujur soal perasaannya tapi Pak Deka nolak, terus mereka pelukan," Aneska mulai menceritakan kejadian saat ia melihat Deka dan Shaira berpelukan. Sebenarnya dia merasa kasihan pada Shaira, mengingat perempuan itu sangat menyukai Deka sepertinya.

"Terus hubungannya sama lo?"

"Gue ketahuan sama Pak Deka ngikutin dia dari belakang, dia nemuin ikat rambut gue yang jatuh di rerumputan."

Sedetik kemudian Zoya terkekeh, melihat itu Aneska merasa kesal."Lagian lo ngapain ngikutin Pak Deka, lihat mereka berpelukan gitu untung mereka cuma pelukan ya gak sampai ciu,,"

Dengan cepat Aneska menepuk kening Zoya. "Heh, kalau ngomong yang bener dong Zo,"

"Ya lagian, lo aneh banget."

"Gue cuma penasaran gitu, ada apa dengan mereka?"

"Lo penasaran sama Deka kan? Apa sih yang buat dia peduli banget sama Shaira,"

Aneska terdiam. Zoya tersenyum melihat itu,"Kalau gue bilang lo tertarik sama Deka gimana?"

"Yaa enggak lah, ngawur banget."

"Jadi gara-gara ini lo tanya ke Tirsa soal temennya Mas Reno yang mau kenalan sama lo gitu?"

*******
Aneska keluar kamar dan melangkahkan kakinya menuju balkon, gadis itu terkejut melihat Deka sedang duduk di kursi kayu yang ada di sana. Laki-laki itu menggunakan kemeja putih dengan lengan yang di gulung sampai siku, jasnya di sampirkan di kursi. Sebelum mendekat Aneska melirik ke arah ruang tengah, semuanya sudah tertidur mengingat ini sudah jam 22.30 besok pasti kembali ke rutinitas masing-masing yaitu kerja.

Aneska berjalan mendekati Deka. Gadis itu tidak duduk, melainkan berdiri di samping laki-laki itu. Angin malam begitu terasa membuat Aneska kedinginan, Deka menoleh lalu menggeser badannya ke samping memberi celah agar Aneska dapat duduk. Tempat yang diberikan Deka tidak luas jika Aneska duduk di sana pun mereka pasti akan berdimpitan.

"Duduk sini," Deka menepuk tempat duduk di sampingnya. Aneska menurut saja, dia juga tidak mungkin berdiri terus kan?

Nanti ribut gak ya?

"Pak Deka belum tidur? Bukannya besok berangkat?"

"Saya gak bisa tidur, lagi ada yang di pikirin soalnya."

Mikirin Shaira pasti, Shaira kan sendirian di Apartement dan Pak Deka pasti Khawatir.

"Mikirin kerjaan ya?"tanya Aneska. Di bilang ingin menghindar sih, aslinya kalau bisa Aneska ingin kabur aja sekarang. Masuk ke kamar dan tidur. Tapi dia menyesal memilih keluar kamar dan lari ke balkon, niatnya mau cari udara segar malah ketemu seseorang menyebalkan di sini.

"Mikirin kamu,"

What the...

Aneska enggak salah dengar kan?

Lagi, Aneska menghela napasnya lalu berdehem sejenak. Bapak manajer yang ada di sampingnya ini pasti bercanda.

"Mikirin kamu yang tadi siang kok bisa-bisanya ngintilin saya sampai ke taman?"

"Saya juga gak tau Pak, saya tahu yang saya lakukan ini salah. Saya minta maaf,"

"Lalu untungnya buat kamu apa Aneska?"

"Coba deh Pak, pikirin lagi soal perasaan Shaira. Dia begitu menyukai Bapak,"

"Perasaan ini urusan saya Nes, bukan urusan kamu."

Aneska jelas tahu ini bukan urusannya, tapi mendengar Deka menjawabnya seperti itu membuat Aneska kesal. Sungguh, ini sudah malam dan dia tidak ingin ribut dengan Deka karena membahas Shaira yang menangis tadi siang. Dia seperti kekasih yang sedang cemburu, memikirkan itu menbuat Aneska berdecak. Aneska berdiri, sepertinya pembicaraan ini cukup sampai di sini.

Namun, Deka tidak akan membiarkan Aneska pergi begitu saja. Dia butuh teman untuk cerita bukan untuk berdebat seperti ini, tapi berbicara dengan Aneska yang membahas Shaira membuat Deka kesal. Dia tidak menyukai Shaira, hatinya tentu tahu separuh hatinya yang hilang itu ada dimana.

"Lepas Pak, saya mau tidur." Aneska melirik pegelangan tangannya yang di pegang Deka.

Laki-laki itu berdiri mengambil jasnya di kursi, lalu menyampirkannya ke kedua bahu Aneska. Rasa hangat mulai menjalari tubuhnya, berdekatan dengan Deka seperti ini membuatnya gugup.

"Jangan pergi dulu, temani saya cerita." Setelah itu Deka menggandeng tangan Aneska, membawa gadis itu ke ruang tengah di sana ada TV dan terdapat sofa panjang juga. Sedikit berjauhan dengan orang-orang yang sedang tidur di sana.

Aneska ikut melirik, aman-aman saja sih. Semuanya tertidur mungkin pada kelelahan juga. Aneska memilih duduk di samping Deka, kali ini dia akan menjadi teman yang baik untuk laki-laki ini. Mendengarkan ceritanya dan duduk di sampingnya.

****
Ada gak yang kayak Anes kalau mau ngobrol sama orang nyebelin dalam hati bertanya-tanya nanti ribut gak ya?Wkwk. Walau ujung-ujungnya pasti ada aja yang di ributin.
.
Ya udah tekan Bintangnya temen-temen. Bintang yang ini deket loh ya, untung aja gak bintang yang jauh di atas sanaaa. Repot entar 🤣🤣🤣🤣
.
Follow IG :@lavanteraa

ANESKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang