18

247 48 5
                                    

Melihat ruang kelas yang di tutup oleh pak Lin, membuat Yura memanfaatkan kesempatan itu untuk, mengintip Rui melalui jendela belakangnya.

Yura langsung saja berjalan pelan menuju belakang kelas Rui, agar ia mudah melihat Rui.

"Rui,,," bisik Yura melalui jendela, tak ada yang menyadari keberadaan Yura. Rui pun menengok menatap Yura yang melambaikan tangan ke Rui, kemudian langsung mengabaikan Yura lagi.

"Ruiii" panggil Yura lagi.
"Shutttt,,," bisik Yura
Yura pun berjongkok dan mengeluarkan sticky note dan menuliskan sesuatu di sana kemudian membentuk pesawat kecil dengan sticky note itu dan melemparkannya  ke arah Rui.

Yura juga memanggil Rui lagi, namun Rui tak perduli.
Lalu Yura menuliskan sesuatu di sticky note dan melemparkannya ke arah Rui lagi begitu berulang-ulang. Namun Rui tak menggubrisnya.

Yura berjongkok lagi menuliskan sesuatu lagi dan hendak berdiri melemparkannya ke Rui namun...

Zlekkkkkk....

Yura kaget namun ia langsung tersenyum melihat Rui yang mencegah tangannya melempar kertas ke dalam, Rui menarik Yura menuju ke Lorong perpus yang tak jauh dari sana.

"Ngapain sih lo nyampah di meja gue?" Tanya Rui ketus.

"Abiss,,, lo ngga notice gue, jadi yaud-"

Slappp...... Pukkkk...

Yura terdiam melihat Sticky note yang di remas Rui kemudian di lempar hingga menggelinding dan berhenti tepat di depan sepatu seseorang yang baru saja berdiri di ujung sana.

Mingrui tak melihat kehadiran Lelaki bertubuh tinggi yang mengambil kertas kecil yang membentuk bulatan disana.

"Kok lo gitu sih?" Tanya Yura.

"Lain kali otak lo di pake!" Kata Rui kemudian melangkah berniat pergi namun Yura langsung menarik tangan Rui.
Mulai
"Lain kali  menjati lo di pake!" Balas Yura menatap Rui dengan tatapan kecewanya. Rui malah mendekatkan jarak pandang nya kepada Yura, hingga membuat Yura takut.

"Lo ngga usah liatin gue gitu" Yura mengalihkan pandangannya dari mata Rui, kemudian Rui pergi meninggalkan Yura sendiri.

Yura melihat punggung Rui yang mulai menjauh...
Benar saja Air matanya kini menetes di mata kanannya, Yura segera menyekanya dan berbalik kembali ke lapangan.

Dilihatnya jam masih menunjukkan pukul setengah 9, ia mulai berlari kencang mengitari lapangan, Yura ingin menghabiskan kekecewaannya dengan berlari, kenapa Mingrui harus selalu mengabaikannya.

Tidak bisakah Rui bersikap biasa kepada Yura, setidaknya ia menjawab setiap sapaan Yura dan sedikit tersenyum padanya itu harapan Yura.

Sudah 5 kali putaran Yura berlari tubuhnya sudah sedikit merasa lelah. Ia berhenti sejenak di bawah pohon Rindang untuk menetralkan nafasnya yang memburu, untung saja ada semilir angin yang menyapu setiap inci tubuhnya hingga suhu tubuhnya yang sudah panas bisa langsung teratasi oleh angin itu.

Yura sedikit menikmati suasana itu, dengan berdiri ia menutup matanya sejenak.

1 detik...

2 detik..

3 detik... Dan seterusnya hingga mencapai detik ke 6 pipi Kanan Yura di kagetkan dengan benda dingin yang menempel di sana.

"Ehh..." Kaget Yura langsung membuka matanya dan melihat siapa yang ada di sampingnya.

"Kaget ya?" Tanya Ailyn menggoda sahabatnya. "Lo pasti ngira gue Mingrui kan?" Lanjut Ailyn.

"Apaan sih lo, dateng-dateng salam kek, malah Suudzon" celetuk Yura dengan meraih minuman pemberian Ailyn.

"Udah selesai belom, kalo udah ayok gue traktir makan, lo pasti belom makan kan tadi pagi, suruh siapa ninggal gue"

"Gue masih 5kali puteran Ai,"

"Astaga ini udah 2jam loh dari tadi lo masih 5 kali puteran, lo ngapain aja?" Tanya Ailyn

"Heheehe,,, kepo aja"

"Bodo amat lah,,, ayokkk gue traktir makan"  Ailyn menarik tangan sahabatnya dan membawanya ke kantin.

"Udah lo duduk, gue pesenin soto oke"

Tak lama Ailyn datang dengan membawa 2 satu minuman.

"Loh kok cuma 1?" Tanya Yura

"Lo kan udah gue kasi tadi, tuh kan masi banyak" kata Ailyn

"Oh iya ya"

Kemudian Pesanan Ailyn datang ke meja.

"Makasih ya mba" kata Ailyn.

"Iya sama-sama" jawab mba kantinnya

Ailyn dan Yura segera menyantap habis hidangan yang ada di depannya.
Terutama Yura, Yura terlihat terburu-buru dalam memakan soto nya.

"Lo santay dong makannya gue ngga minta kok"

"Gue laper sialan!"  Timpal Yura.

"Hahahaha iyaiya"  Ailyn tertawa, tiba-tiba matanya mengarah ke sosok yang ternyata memperhatikan Kearahnya.

"Kenapa diem gitu?" Tanya Yura setelah melihat Ailyn yang diam tiba-tiba.

"Lo liat ke sebelah pintu masuk Kantin, keanya cowok yang disana  dari tadi liatin ke sini mulu" bisik Ailyn dengan menatap sotonya

"Masa sih?" Yura modus membenarkan rambutnya dengan menengok, benar saja ada laki-laki tampan yang melihat Yura.

"Ganteng juga dia" kata Yura.

"Yeeee,,, cowok ganteng mulu yang lo pikirin" kata Ailyn

"Ya emang nyatanya ganteng-ganteng kok, eh By the way Ai, lo tau ngga Rui bilang Zeyu udah mulai baikkan loh"

Ailyn melunturkan senyumannya setelah mendengar kabar itu.
"Kok lo malah sedih gitu?" Tanya Yura.

"Gue-??? Gue sebenernya ngerasa aneh sama Zeyu ra" kata Ailyn.

"Aneh gimana?"  Tanya Yura masih biasa.

Ailyn terdiam mengingat malam itu, sebuah darah tapi berwarna biru yang keluar dari luka Zeyu.

Mungkin Ailyn harus menepikan ucapannya itu, "ya aneh aja gitu, dia tuh kadang sama gue dingin gitu, terus kadang sama gue ramah banget" kata Ailyn mengalihkan pembicaraan. Toh kata yang Ailyn ucapkan benar-benar kenyataan.

____

Jam pulang sekolah pun kini telah Tiba, Yura kali ini akan pulang ke rumahnya karena Mamah dan papahnya sudah berada di rumah sedari tadi.

"Ahhh,,,, gue sendirian dong" kata Ailyn

"Eumm.... Ntar gue main ke rumah lo kok santai aja, papayyyy" kata Yura, melambaikan tangan kepada Ailyn.

"Kapan sih Mamah sama Papah pulang" gumam Ailyn.

"Aiiiii,,,,," teriak Soobin membuyarkan lamunan Ailyn.

"Ihh Apaan sih Soob" kata Ailyn.

"Yang sopan sama majikan" kata Soobin

"Udah sana pergi-pergi,,, gue ngga mau semua orang tau kalo kakak gue" kata Ailyn

"Yaelah Dek, gitu amat ini kakak Lo woeeey,,, sadar!" Kata Soobin "buruan gih naik, mobil masih di bengkel jadi ngga bisa jemput, ntar lo pulangnya gimana" tanya Soobin

"Naik busss"jawab Ailyn

"Bus berenti sampe gang doang," kata Soobin masih berada di atas motor nya.

"Pake nih helm, kakak minjem punya Kak Taehyun" Soobin memberikan helm pada adiknya.

"Bau apek ngga nih?" Ailyn mencium helmnya

"Bau ngga?" Tanya Soobin

"Mayan sih,,, gapapa lah ngga apek kok" kata Ailyn kemudian memakai helm dan menaiki jok belakang.

Tak ada yang menyadari bahwa di belakang pohon besar itu ada yang melihat Ailyn dan Soobin dengan tangan yang terlipat di dada.

Bersambung....

AThanasia (Who Are U) | Yu ZeyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang