Adriana mendapati Fathir sudah berdiri tepat di belakangnya,namun Adriana hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Bukan Adriana tak mau menyapa Fathir,sebenarnya ia ingin sekali menyapanya.Akan tetapi...entahlah seperti ada suatu bisikan aneh yang membisikkan ditelinganya agar Adriana tak menyapa Fathir, tatkala... ia berjumpa kembali dengan Fathir orang yang pernah di cintainya sewaktu dulu.
Adriana pun kembali fokus dengan minumannya lagi meskipun ada sedikit rasa gugup yang menghinggapi dirinya, namun ia harus menepisnya,ia harus terlihat biasa saja dan bahkan kalau bisa ia harus terlihat baik-baik saja toh!!!memang selama ini ia juga baik-baik saja kan.Adriana memang tak memungkiri kalau di hatinya masih menyimpan sedikit rasa cinta untuk Fathir.
Fathir pun melangkah mendekati Adriana.Tanpa meminta izin ia langsung duduk di kursi samping dimana Adriana duduk.
Ri...
Fathir coba memanggil Adriana untuk kedua kalinya,ia ingin mencoba untuk mencairkan suasana yang terasa canggung diantara mereka berdua.Fathir tahu,Adriana mungkin masih kecewa dengan dirinya.Tapi memang ia akui itu adalah kesalahannya yang tidak pernah peka dengan kode-kode yang pernah Adriana berikan dulu.Kode-kode cinta.
"Ri...bisakah kita bicara?"tanya Fathir penuh pengharapan pada Adriana.
"Mau bicara apalagi..."dengan nada ketusnya Adriana membalas pertanyaan Fathir.
Aku-
Belum sempat Fathir mengucapkan kalimat-lalimatnya,tiba-tiba Lina datang dan ikut bergabung dengan Fathir dan Adriana.Ad...aku cariin kamu dari tadi ternyata disini,minum apa?"tanpa permisi Lina langsung menyambar minuman yang masih di pegang oleh Adriana.Ia meneguk minuman itu hingga tandas tanpa tersisa sedikitpun.
Makasih ya Ad...minumannya enak,rasa stroberi lagi"tanpa rasa bersalah Lina mengembalikan gelas minuman yang telah ia habiskan itu tepat di hadapan Adriana.
Linaaa...minumanku...habiskan..."protes Adriana dengan raut wajah kecewa namun dibuat-buat.
Ya..maaf,aku haus banget Ad...kalau mau ngambil kelamaan,keburu tenggorokanku menjerit-jerit minta di aliri air".dalih Lina pada sahabatnya.
Ad...udah malem nihh!!pulang yuk!!"ajak Lina pada Adriana tanpa menghiraukan pria yang bersama mereka.
Tapi Linn...acaranya kan belum selesai,nanti kita di marahin terus di kualifikasi nggak bisa ikut kompetisi lagi gimana?"Adriana mencoba menakut-nakuti sahabatnya.
Tapi ini udah malem Ad...udah jam 10 WIB,kamu tahu kan singkatannya WIB?"jelas Lina menekan kalimat WIB.
Tahu bu guruuuu,.kamu pikir...mentang-mentang aku yang cuma kerjaannya jadi tukang kasir doang di minimarket nggak tahu apa itu singkatan WIB..."serkah Adriana tak terima.
"Apa singkatannya?"tanya Lina meremehkan.
WIB itu singkatan dari Waktu Indonesia Belanja".jawab Adriana ringan.
"Waktu Indonesia Belanja...Adrianaaa...seriussss"Lina sudah habis kesabarannya.Ia lalu menarik tangan Adriana untuk pergi berpamitan pada tuan rumah.Namun Lina lupa kalau dari tadi dia penasaran dengan pria tampan yang menyapa Adriana tadi.Ia pun seketika menghentikan langkahnya lantas membalikkan badannya menghadap si pria tampan tersebut.
Lina pun berdehem...
Ekhemm...
eee..mas itu cowok yang tadi itukan?boleh tahu apa anda kenal dengan sahabat saya ini?apa hubungan anda dengan sahabat saya?"berderet-deret pertanyaan yang Lina lontarkan untuk pria tersebut.Namun baru saja pria tampan tersebut ingin bersuara,tiba-tiba Adriana menyela"Lina...katanya tadi sudah malem,mau pulang...tapi sekarang kok nggak jadi..."Serkah Adriana cepat.Ia tak mau kalau sampai Lina tahu kalau dulu ia pernah ditolak sama pria tersebut.
"Tapi Ad...aku-
"Udah ah Lin..atau aku tinggal nih.."ancam Adriana.
Iya..iya..deh!!!
Akhirnya Adriana dan Lina pun sepakat untuk pulang,lalu mereka pun berpamitan kepada pemilik acara tersebut.
To Be Continue
Hai readers...akhirnya bab 39 selesai sudah....
Imajinasinya buyar readers...gara-gara gangguan datang dari si buah hati...tapi syukur deh...bisa up akhirnya...
Terima kasih yaa...sudah mampir ke cerita aku
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH UNTUK ANAK PAK POLISI (On Going)
RomansaAdriana Parveen,seorang gadis yatim piatu yang tumbuh dan dewasa di sebuah Panti Asuhan.Hidup tanpa kedua orang tua menjadikannya perempuan yang mandiri dan tangguh meskipun terkadang ia merasakan kesedihan saat mengingat siapa kedua orang tuanya da...