Sarapan Bersama

712 104 9
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor dan terinspirasi dari berbagai macam film
Genre : kerajaan, fantasi, cinta
Pair : rahasia
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan terkadang ooc
Cerita gaje, author amatir, typo bertebaran

Happy reading


Sasuke terus berjalan tanpa memedulikan Naruto memanggil namanya. Namun langkahnya terhenti karena Naruto tiba - tiba berdiri di hadapannya dengan ekspresi wajah menyesal.

"Permisi, Pangeran Mahkota Naruto. Ini sudah malam. Saya harus pergi," kata Sasuke dengan nada dingin dan wajahnya tetap datar.

Set. "Jangan pergi, Putri Sasuke. Aku mohon. Aku ingin bicara empat mata denganmu," pinta Naruto sambil memeluk Sasuke dari belakang.

Sasuke mengepalkan kedua tangannya di pinggang. "Maaf, Pangeran Mahkota Naruto, aku tidak bisa bicara denganmu dan aku tidak mau ada orang yang melihat kita. Lagipula aku di sini membawa nama baik keluarga raja Uchiha. Aku tidak ingin.. "

Naruto membalikkan badan Sasuke lalu mencium bibirnya. Bukan ciuman biasa tapi ciuman penuh nafsu. Rasa kesal Naruto karena Sasuke tak mau bertemu dengannya dan menatapnya membuat Naruto ingin melampiaskannya dengan ciuman yang memabukkan.

"Engh.. " Sasuke berusaha mendorong dada Naruto dengan kedua tangannya tapi ia tidak mampu. Naruto malah mendorongnya ke pohon yang ada di belakangnya.

'💢Aku harus pergi dari si dobe. Dia benar - benar sudah membuatku muak!!' suara hati Sasuke. Ia sangat kesal. Jangan remehkan perasaan seorang gadis yang sedang cemburu dan sakit hati.

Dengan sepenuh tenaga Sasuke mendorong tubuh Naruto ditambah kekuatan pengendalian apinya. Api muncul dari telapak tangannya dan mengenai bokong Naruto.

"Pa-panas!" rengek Naruto kepanasan. Celana panjangnya hampir saja terbakar. Secepat kilat Sasuke berlari meninggalkan Naruto dengan penuh kekesalan, kesedihan dan kekecewaan di hatinya.

"Sasuke teme kenapa pergi? Harusnya dia mendengarkanku. Sialan! Aku malah menciumnya tadi. Dia memang selalu membuatku lupa diri," umpat Naruto. Tersenyum setelah merasakan manisnya bibir gadis yang ia sukai.

Sementara itu Sasuke terus berlari menghindari sang pangeran mahkota. Ia tak mau berhubungan dengan Naruto. Hatinya masih sangat sakit. Bahkan untuk sekedar menatap matanya Sasuke masih merasa sedih dan kecewa.

Brukh. Sasuke membuka pintu kamar peristirahatannya. Di dalam sudah ada Blubi dan Karin.

"Tuan Putri Sasuke, apa anda baik - baik saja?" tanya Blubi mendongakkan kepalanya menatap sang putri yang tampak sedih.

Sasuke tersenyum tipis lalu mengusap kepala Blubi. "Terimakasih, Blubi. Kau sudah mengkhawatirkanku. Aku tidak apa - apa. Setelah tidur juga aku akan lebih baik. Jadi, selamat tidur. Kau juga tidur dengan Karin."

Blubi tersenyum dan merona. Ia masih memandangi Sasuke meski Sasuke sudah berbaring dan tidur. 'Pangeran itu jahat sekali! Dia sudah menyakiti putri secantik Putri Sasuke hanya karena dua putri jelek itu,' suara hati Blubi. Kesal dan geram.

Karin mengangkat tubuh Blubi dan membaringkannya di atas kasurnya. "Jangan berpikir yang macam - macam, Blubi. Putri Sasuke tidak suka berbuat curang. Oke. Lebih baik kita tidur. Besok kita akan bangun pagi," ucap Karin.





Keesokan harinya

Kamar ketiga putri kontestan sayembara dikunjungi oleh pelayan kerajaan udara untuk sarapan pagi bersama keluarga raja Namikaze. Hal itu membuat kedua putri mahkota merasa sangat semangat, kecuali Sasuke. Ia sudah tidak punya wajah lagi untuk bertemu raja dan ratu Namikaze, termasuk sang pangeran mahkota. Sepertinya rasa percaya diri Sasuke sudah sangat rendah dan turun drastis.

Cinta dan Perjuangan(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang