O1. DARA

70 34 33
                                    

Ini Dara, cewek dengan tampang soft, Dara dengan segala ke anehannya. Hobinya baca komik, dari buku komik ,sampai aplikasi komik dia baca. Dara yang garing padahal cita citanya jadi pelawak, Dara yang mengidolakan Kiki Saputri, Dara yang kadang-kadang jutek ga jelas, yang kadang kadang galak juga, tapi perhatiannya kayak seorang ibu, yakali kayak seorang bapak.

Dara juga yang super duper malas, malas keluar rumah, malas mandi, malas makan, dan ga suka anak kecil.

Cewek berusia sembilan belas tahun itu sekarang sedang menekuni hobinya, bertelungkup di atas ranjang, sambil membaca buku komik lamanya yang sudah lama tidak ia baca, kurang lebih tujuh tahun lalu ia membeli buku komik ini, namun baru di baca sekali, dan ini yang kedua kalinya.

Remah-remah keripik kentang berserakan di atas kasurnya, merasa pegal, ia membalikan posisinya menjadi duduk bersila, lalu mengambil kaleng soda di atas meja yang terletak di samping tempat tidurnya.

Ia membalikan kaleng soda itu, lalu mengocok ngocoknya, ternyata isinya sudah habis.

"Sialan!" cibirnya.

Ia melihat ke arah jendela, panas matahari menyemprot dari luar, diluar sedang terik, cewek itu mana mau keluar di terik panas begini hanya untuk membeli sekaleng soda. Padahal ia sangat ingin soda itu.

"Nyesel kenapa kemarin gak gue borong aja tuh soda sekalian, mana enak banget yaelah," katanya, lalu melempar kaleng soda kosong itu ke sembarang arah. Suara kolintang kaleng terdengar di seluruh penjuru kamar.

Akhirnya ia berusaha semaksimal mungkin untuk beranjak dari kasurnya menuju dapur, membuka lemari es, lalu mengambil sebotol air putih dari sana.

Karna terlalu malas untuk balik ke kamar, akhirnya ia mengambil stok camilan baru, dan memilih duduk di kursi makan yang lebih dekat dengan dapur, dari pada ke kamar.

Ia mengangkat kakinya dan duduk bersila di atas kursi, membuka bungkus snack nya lalu mulai merogoh camilannya dari sana, ia kembali membaca buku komiknya.

"Seru juga ini komik, rasanya kayak komik baru, gue sampe lupa alur ceritanya," katanya sambil terlihat berfikir. Ia menaruh komiknya sebentar, mengambil botol air minum itu, lalu meneguk air segar di dalamnya.

"Hm, bagus juga, gue jadi ga perlu repot-repot keluar beli komik baru" lanjutnya menaruh botol minum, lalu kembali membaca komiknya.

"Ra?" Seseorang terdengar memanggil namanya dari jarak cukup jauh, suara langkah kaki dari tangga juga terdengar bersamaan. Kemudian mendekat.

"Ra, Beliin pembalut mama dong, mama haid, pembalutnya habis," kata Lia sambil menghampiri Dara yang sama sekali tidak bersuara, atau berubah posisi dari sana menanggapi kehadiran dirinya.

"Ra? Kamu denger ga sih?" katanya mulai kesal.

"Denger lah, ma. Dara kan punya kuping"

"Yaudah kalau denger cepat kerjain dong.."

Mendengar itu, Dara menyingkirkan komik dari pandangannya, melirik sinis ke arah sang Mama. Lalu berdecak kesal, "Ih males Maaa!!" katanya dengan nada merengek.

"Jangan males terus, Dara! Udah cepat sana, mama ga pake pembalut sama sekali ini."

"Lagian kenapa ga pakai pembalut Dara aja sih Ma?!" Dara berdiri dari duduknya, menatap Lia dengan perasaan jengkel.

"Mama juga ga bodoh kali Ra, kalau punya kamu gak habis juga udah mama pakai"

"Ish, iya iya iya, sini ah duitnya."

Lia mengambil uang dari saku celananya lalu menyodorkannya kepada Dara, Dara mengambilnya dengan menarik kasar.

Ia berjalan gontai keluar dengan langkah kaki besar besar.

Alumni Mission [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang