O9. Gara gara ban motor

39 10 2
                                    

Pingin cepat cepat Up karna lagi dapet banyak curahan niat.

☜๑Happy reading!๑☞

---------------------------

Di tengah perjalan menuju kafe, Dara bersenandung kecil, ntah kenapa ia sangat bahagia malam ini, rasa malas yang setebal kulit gajah-nya itu mendadak menjadi setipis tisu bahkan bisa di bilang, 'hampir' bersih. Ia terus tersenyum sejak keluar dari pintu rumahnya.

Namun, sesuatu mengganggunya, motor matic nya mendadak tidak nyaman untuk di gunakan, itu oleng begitu saja. "Aduh, Eh ini kenapa?"

Jalanan begitu sepi dengan hanya bermodalkan beberapa lampu jalan yang menjuntang tidak terlalu tinggi, eum bentuknya lebih seperti lampu taman tapi berada di pinggir jalan dan di sebelah sebuah rumah. Dara memberhentikan laju kendaraannya, berhenti tepat di bawah tiang lampu jalan itu, mencoba mengecek motornya.

Dia turun dari motornya, sepatu nya yang masih bersih, turun langsung ke jalanan yang becek karna hujan deras tadi sore. Dara berjongkok kemudian.

"Waduh, apes nih gue!" Raut wajahnya berubah kecewa. Senyum yang ia tebarkan sepanjang jalan sirna begitu saja.

"Pake bocor segala lagi, ini ban, sial!" dia menepuk jidatnya. Berdiri kemudian dan mengambil Handphone di dalam tasnya.
Ia menempelkan Handphone nya di telinga setelah mencari nama seseorang di deretan kontaknya.

"Halo? Fi! Lo dimana? bisa tolongin gue ga?"

Itu Lutfi yang Dara telfon.

"Ban motor gue bocor"

"Gue di.." Dara melirik sekitar sampai menemukan plang nama jalan, lalu melanjutkan bicaranya. "Jalan Mekar Indah"

"Oke gue tunggu, cepetan ya!" setelah panggilan berakhir, Dara menaruh kembali Handphone itu ke dalam tasnya. Jalanan apa ini? Kenapa begitu sepi?

Selang beberapa menit Dara menunggu sambil mondar mandir kecil, tiba tiba Handphone nya bergetar dari dalam tas. Ia mengambilnya, ternyata itu panggilan dari Lutfi. Dara menjawabnya.

"Iya? Lo dimana Fi?" Dara berkacak pinggang dengan sebelah tangannya.

"Gue udah di jalan mekar indah, Lo dimana?" terdengar jawaban Lutfi dari sebrang sana.

"Eum gue di samping rumah nomer.." Lagi lagi Dara menggantung kalimatnya, melirik rumah yang berdiri kokoh di sampingnya. Diam kemudian. Dara meneguk ludahnya.

"Ra, lo masih disana? Halo? Lo dimana? Eh lo ga di apa apain kan sama orang!? Woi!" mendengar itu, Dara mengerjapkan matanya beberapa kali. "I-iya Fi, gue masih disini, Gue di rumah nomer 5" lanjutnya. Setelah Lutfi mengakhiri pembicaraan dengan kata 'oke', panggilan di akhiri.

Dara cemas, lalu mengusap wajahnya kasar.

Melihat ke arah lain, mengikuti ekor motornya, Dara melotot ketika melihat tebaran paku payung yang memanjang sekitar kurang lebih tiga meter dari tempatnya saat ini, dan paku itu berhenti tepat di tempat ia berdiri!

"Astaga" Dara menutup mulutnya dengan telapak tangannya sesaat lalu melepaskannya, "Gila! I-tu paku kan? Eh gue ga salah liat kan?" Dara memicingkan matanya, berjalan perlahan mendekat ke paku paku yang ia lihat. Benar! Itu benar benar paku yang terlihat sengaja di tebar dijalan. Tapi kenapa? Dan siapa orang iseng yang melakukan ini?

Alumni Mission [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang