17. Cangkang telur birawa

22 3 5
                                    

Kinan merebahkan dirinya di kasur, lengannya terulur untuk menggapai handphone di atas meja kecil di samping kasurnya. Satu notifikasi pesan mengganggunya.

|Bagaimana perkembangan hari ini?

Kinan menggaruk pelipisnya, belum ada perkembangan apapun yang ia tau hari ini, bagaimana dia bisa selalai ini? Ah, dia terlalu sibuk menghabiskan batang batang rokok dari pada mengurus tugas ini.

Meninggalkan pesan itu, Kinan langsung menelefon D untuk mengetahui apa yang seharusnya dia ketahui.

Satu menit menunggu jawaban, akhirnya panggilan tersambung. Yah, dia akan ketimpa sial jika dia tidak buru-buru menerima panggilan dari Kinan, atasannya itu benar benar tau cara menghukum seseorang.

"Halo, gimana perkembangannya?"

"Semuanya beres."

Kinan mengangguk di balik telepon, dia tersenyum, tanpa mengucap sepatah kata lagi, dia langsung menutup sambungan telepon itu.

Dia langsung kembali ke Roomchat Mrs. T untuk membalas pesan SMS darinya yang belum sempat Kinan balas tadi.

Aman, semuanya beres.|

Sedetik setelah pesan itu terkirim, yang menerima pesan langsung membacanya.

|Bagus, teruskan.

Senyuman Kinan kembali terbit.

"Sejauh ini yang mulus," Dia terkekeh kecil, lalu kembali merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya.

DrttDrtt

Saku Reza ikut begetar karena handphonennya berdering, dia merogoh sakunya untuk mengambil handphone itu.

Dia berdecak ketika mengetahui siapa yang menelepon.

"Ganggu banget sih handphone lo!" Sarkas Fadlan, alis matanya mengkerut karena kesal.

Dia menutup kedua telinganya dengan tangan, seperti orang kesetanan. "Siapa sih!? Ganggu!" Omel Fadlan, ditengah kerumitan begini, malah ada yang mengganggu!

Dara yang berada di samping Reza memiringkan kepalanya untuk melihat nama penelepon di layar ponsel cowok itu.

"Sinta?" Kata Dara, raut wajahnya seakan bertanya.

"Ribet banget sih, temen lo!" Omel Fadlan, cowok itu benar-benar seorang yang banyak mengomel sekarang. Berbeda hal nya jika dia di rumah, yang ada dia yang terus kena omel bu Tati.

"Adek lo!" Ucap Reza ketus.

Fadlan melotot menunjuk dirinya sendiri, "Adek gue?"

"Ga mungkin, sejak kapan lo berteman sama Adek gue!?" Fadlan seakan tidak terima, dia berjalan mendekat ke arah Reza dan langsung merebut ponsel cowok itu tanpa permisi, Reza kesal, dia menghembuskan napas kasar.

"Gue ga percaya! Biar gue yang jawab."

"Lupa beneran baru tau rasa," Cibir Reza.

Fadlan menerima panggilan telepon itu, dan mengacuhkan perkataan Reza.

"Halo!?"

Alumni Mission [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang