Setelah sekitar lima belas menit perjalanan, Dara, Fadlan, dan Lutfi akhirnya sampai di kafe Greenula.
Mereka turun dari kendaraan yang di tumpangi, lantas semua teman teman mereka berkerubun untuk merundingkan tempat yang pas untuk acara reuni ini, seperti yang di janjikan Fadlan. Kini, Reza juga mengikuti teman temannya untuk menghampiri Fadlan, Dara, dan Lutfi.
"Jadi gimana nih, Lan? Fi? Dimana tempat yang pas?" tanya salah satu teman mereka.
Fadlan melirik Lutfi, cowok itu sedang menggaruk dahinya, dia terlihat bingung.
Di tengah tengah itu, handphone Kinan bergetar di sakunya, satu pesan SMS masuk, cowok itu membuka pesan itu.Gedung Panca.
Begitu isi pesannya, Kinan seolah langsung mengerti dan mengangkat tangan kanannya untuk mengusulkan pendapat, membuat beberapa perhatian tertuju padanya, termasuk Lutfi.
"Gimana kalau di Gedung Panca? Setau gue, disana tempatnya nyaman, udah gitu dekorasinya bagus, cocoklah buat Reuni kali ini." Kata Kinan. Lutfi mengangguk setuju.
"Oke, boleh juga idenya Kinan, gimana yang lain?" tanya Lutfi. Sontak semua mantan teman teman sekelasnya mengagguk mengiya kan. Tapi kali ini anggukan mereka terlihat meyakinkan, dan setelahnya, mereka langsung bubar dan naik ke kendaraan masing masing sesuai arahan dari Lutfi.
Ini menjadi lebih seru dari pada berangkat masing masing ke tempat tujuan. Dara terlihat menyunggingkan senyum nya kembali, sepertinya mood gadis itu telah kembali naik. Juga, teriakan dari beberapa teman temannya membuat suasana jalan kian ramai di tengah tengah malam yang lembab ini.
---00---
Mereka kini telah sampai di gedung Panca, seperti yang Kinan bilang, benar adanya bahwa gedung ini memang tempat yang strategis, nyaman dan dekorasinya unik, sedikit bertema retro di campur sedikit kesan modern. Gedung ini sendiri memang sebuah gedung yang biasa di sewa untuk acara acara pesta, terutama anak anak muda seperti mereka ini. Bahkan, menurut info yang ada, tempat ini juga menerima requests jika ingin mengubah tema untuk acara, bukan hanya saat ada yang membooking saja, tapi tema di tempat ini berganti setiap dua minggu sekali, jadi tidak membosankan.
Tapi, ada satu yang aneh. Kenapa penerangannya begitu minim? Dari luar sama sekali tidak ada lampu penerangan, hanya saja sebuah papan plang bertuliskan Panca building dengan tulisan letering, dan papan itu kelihatan bercahaya, namun agak berkelip. Gedung ini kelihatannya tidak pernah di pakai setelah beberapa bulan, bahkan banyak lumut di halaman parkirnya, atau karna cuaca tidak menentu? Ntahlah, di bagian paviliun juga hanya ada sebuah lampu yang penerangannya sudah sedikit redup.
Anak anak muda itu melihat sekeliling.
"Lo yakin kita bakal gelar acara nya disini?" tanya Lutfi dengan alis mata yang berkerut, Kinan mengangguk semangat."Iya, udah kalian semua tenang aja, di dalam bagus kok!" jawab Kinan.
Akhirnya mereka masuk ke dalam gedung itu, ternyata dalamnya lumayan besar, ada kursi kursi dan meja yang tersusun rapi seperti layaknya sebuah kafe, ornamen dindingnya berkesan klasik, dan ada sebuah pohon palm kecil di sudut ruangan, ada juga sepeda ontel antik di sebelah pohon palm yang menjadi dekorasi ruangan ini, penerangannya berasal dari empat buah lampu kuning yang masing masing berada di keempat sudut ruangan, juga sebuah lampu besar di tengah ruangan. seorang laki laki berkemeja abu abu menghampiri mereka, rambutnya klimis belah samping, dengan celana bahan yang memperlihatkan bentuk kakinya, dan sepatu kulit hitam mengkilat, senyumannya tampak sangat lebar hingga hampir semua deretan giginya terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alumni Mission [On Going]
Humor❛ Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda ❜ Satu tahun setelah hari kelulusan mereka di SMA, ketiga anak muda ini, Fadlan, Reza dan Dara. Mendapat kiriman misterius yang ntah dari mana. Bukanlah sebuah kue, bunga, ataupun barang barang...