15. Misi

19 3 1
                                    

Si cahyo lagi merajut
Ayo kita lanjut.

☆-------☆

"Kok tiba-tiba jadi di jalan Mekar Indah, Sih?" Fadlan menggaruk dahinya yang lembab karena keringat, ia menghirup aroma semerbak dari kukunya, lalu menjauhkan itu dari hidungnya.

"Gila, keringet gue kok bau nya aneh?" tanya nya pada dirinya sendiri.

Sinta menghampiri Kakak semata wayangnya itu, ikut duduk di sofa sambil menatap aneh sang Kakak.

"Ngapain, Bang?" Tanyanya kemudian.

Fadlan langsung menyodorkan jari jarinya yang berbau aneh itu ke arah hidung Sinta, dan gadis itu berhasil menghirup baunya.

"Hoekk,"

Sinta menjepit hidungnya dengan kedua jarinya, "Bau banget!"

"Iya kan? Aneh tau baunya, nih coba cium lagi," Kata Fadlan sambil menyodorkan jari jarinya lagi, membuat Sinta langsung menjauhkan wajahnya dari tangan itu.

"Ga mau, gila!"

"Jorok lo, ah. Ga sopan!" Omelnya, Fadlan terkekeh.

"Udah ah gue mau siap siap dulu, setengah jam lagi, gue bakal terlambat!" Katanya, buru buru beranjak dari duduknya meninggalkan Sinta sendirian.

---00---

Ketiga pemuda itu menatap baik baik kertas yang ada di tangan mereka masing masing.

Reza mengalihkan pandangannya dari kertas itu, beralih pada sebuah rumah besar berpagar di depannya, "Berarti tugas kita yang pertama, adalah cari tau nama di balik inisial ini," Kata Reza menyimpulkan.

Dara dan Fadlan menoleh ke arahnya dan mengangguk bersamaan.

"Tapi, gimana caranya kita cari tau? Atau maksudnya rumah ini adalah salah satu petunjuk kita?" Ucap Dara.

Fadlan menjilat bibirnya, "Bisa jadi."

Reza menoleh cepat, "Pasti. Bukan bisa jadi."

"Kalau di rumah ini ga ada petunjuknya, mana mungkin si penculik suruh kita kesini?" Lanjutnya.

Fadlan mengangguk setuju. "Tapi, disurat gue juga di tulis kalau gue akan tau rahasia di balik kematian Bapak gue. disurat kalian gimana?"

"Disurat gue, ditulis kalau gue akan tau dimana keberadaan ayah gue." Ucap Dara.

"Gue juga sama, tentang Bunda gue." Reza menambahkan.

"Kok, mereka bawa-bawa orang tua kita yang udah ga ada ya?" Fadlan mengerutkan alisnya.

Plakk

"Sembarangan, ayah gue masih hidup!" Ucap Dara sewot.

"Ya, ya maksudnya, tapi, ayah lo ga ada sama lo kan?"

"Ya, iya.."

"Yaudah, makanya jangan langsung sewot, lo salah arti!"

"Aneh sih, kok mereka bisa sampe tau keluarga kita, ya? kalian ada curiga ga sih mereka siapa?" Fadlan melirik kedua temannya dengan raut bingung.

Alumni Mission [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang