Suara bel berbunyi berulang ulang, dan untuk kesekian kalinya.
Tingtong
Namun, satu yang pasti, Dara terlalu malas untuk sekedar jalan ke pintu dan membukakannya. Seharusnya langsung masuk saja, untuk apa menekan bel? Pikir Dara.
"Berisik banget sih!!!" ia menutup telinga nya dengan bantal.
Satu menit
Dara mulai pegal menahan tangannya supaya bantal itu tidak terlepas untuk menutup telinganya. Akhirnya ia membebaskan telinganya yang terasa pengap.
Tunggu, tidak ada suara bel berbunyi lagi? Apa orang itu sudah pergi? Ah Masa bodo, lagi pula Dara sama sekali tidak perduli.
Pintu kamarnya terbuka, menampakan Lia yang berdiri sambil berkacak pinggang. "Kamu tuh, udah tau ada tamu, bukannya bukain pintu malah bergelung sama bantal!" kata Lia kesal.
Ow, gelombang kedua datang, suara ancaman terdeteksi! Tapi Dara tetap tidak menghiraukannya.
"M-A-L-A-S" jawab Dara ketus.
"Malas aja terus, Ra. Kapan rajinnya?"
"Mungkin hari ini, hari esok, atau nanti?" Kata Dara datar.
"Udah kayak lagu aja" Lia menghampiri Dara dan duduk di tepian ranjangnya, lalu memberikan amplop putih polos.
"Nih, ada surat" Kata Lia, Dara mengambil amplop itu.
"Dari siapa?"
"Ya ga tau" Lia melipat kedua tangannya di dada, sambil mengerucutkan bibir.
"Tumben banget, udah kayak orang penting aja Dara, ya kan Mah?"
"Iya in aja deh! Udah ah, Mama mau ke rumah bu Dewi dulu" Lia langsung berdiri dari duduknya dan keluar dari kamar anak gadisnya, sedangkan Dara terus memandangi amplop putih itu, keheranan.
"Apaan ya kira kira? atau jangan jangan cek?" Dara berfikir sebentar, lalu merubah posisinya menjadi duduk sambil terus membolak balikan amlop itu sampai akhirnya ia teringat pada satu hal.
"Ayah!" katanya sambil membelalakan mata.
"Apa ini surat dari ayah? Atau ini kiriman uang? Hm, semoga aja deh ini uang, lumayan kan, buat beli camilan" Dara menyunggingkan senyum semangat. Ia membuka amplop itu dengan merobeknya, lalu mengambil isi dalamnya.
"Apaan nih? Kok cuma kertas? Atau di dalamnya ada uang? Siapa tau kan," Ia membuka lipatan kertas itu, tidak ada sepeser uang pun di dalamnya, jauh seperti yang di harapkan.
Dara mendengus kesal. Semua orang suka uang, kan?
Halo, Dara. Saya KT, tolong saya! Syaa. menjadi incaran kaka dan adik saya. Adik laki-laki saya HM dan kakak perempuan saya KH. mereka mau merebut harta waris ibu kami, dan saya menjadi korban dari kelicikan mereka. saya tau kamu bisa bantu saya. datang ke jalan mekar indah no.5, kamu juga akan tau dimana keberadaan ayahmu!
Tertanda
KT"Terus urusannya sama gue apa?" Dara berdecih kecil. Ia meremat kertas itu sampai berbentuk bola kertas dan melemparnya sampai berada di ujung lemari.
"Gajelas, kirim tuh uang kek, apa kek, malah kirim surat ga jelas, dasar orang aneh!" Dara kembali membaringkan tubuhnya yang terasa pegal walau hanya duduk sebentar membaca surat kecil tadi.
Harapannya pupus begitu melihat amplop tersebut hanya berisi secarik kertas dengan tulisan yang tak Dara mengerti.
Sedikit harapan, bahwa itu adalah kabar dari Ayahnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Alumni Mission [On Going]
Humor❛ Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda ❜ Satu tahun setelah hari kelulusan mereka di SMA, ketiga anak muda ini, Fadlan, Reza dan Dara. Mendapat kiriman misterius yang ntah dari mana. Bukanlah sebuah kue, bunga, ataupun barang barang...