Pagi hari ini adalah hari yang cerah, secerah wajah Dara. Seolah hujan adalah tangisan anak kecil yang meminta lolipop, maka mungkin lolipop itu sudah di dapatkan, sehingga hari ini begitu cerah, walau jalanan masih sangat basah dan banyak genangan air terutama pada jalanan yang berlubang.
Dara menguap, membuka matanya perlahan, ia berhasil melewati keram keram di sekujur tubuhnya karna di ikat sampai pagi begini, tapi sekarang tubuhnya benar benar lebih enteng, ternyata ikatan itu sudah di lepaskan. Pun dia terpisah sendiri dari dua temannya yang lain, namun tidak terlalu jauh dan dia menyender pada kursi kayu. dan di depannya terdapat sepiring nasi beserta lauknya. Dara menelan ludah.
Sementara Fadlan dan Reza masih tertidur pulas dengan saling menyender satu lama lain, melihat itu, Dara mengambil kesempatan untuk memotret dua cowok itu.
Terdengar suara lenguhan Fadlan setelah Dara selesai memotret mereka berdua. Ternyata cowok itu sudah terbangun dari tidurnya, ia menyadari bahwa dirinya bersandar di bahu seseorang, lumayan nyaman juga. Begitu melihat si pemilik bahu itu dengan melirik ke atas, ternyata dia Reza!
Fadlan langsung membulatkan matanya, dan menjauhkan dirinya sehingga Reza terjatuh dan kepalanya terhantuk ke lantai sampai terbangun.
"Shh," Reza meringis.
Fadlan bergidik dan menyapu baju dan rambutnya dengan tangan, Reza kembali duduk sambil mengusap usap kepalanya.
"Apa apaan sih lo!" tegur Reza.
Fadlan merasa tidak terima, "Harusnya gue yang bilang gitu! Lo ngapain nyender ke gue!?" omel Fadlan.
Reza mengernyitkan dahinya, "Siapa juga yang nyender, mimpi!" Ketus Reza.
"Lo," Fadlan menunjuk nunjuk Reza dengan wajah penuh emosi, tapi Reza membalas itu dengan tatapan tajam.
"Udah, Woi!" Kata Dara menengahi mereka.
"Gausah berantem gitu kali, orang semaleman akur banget, sampe saling nyender gitu," Lanjut Dara sambil terkekeh.
"NAJIS!" Kata Fadlan dan Reza berbarengan.
"Cie barengan, kembar ya?" Ejek Dara.
Fadlan dan Reza sambik bertatap, "Amit-amit," Kata mereka serempak lagi.
Menyadari itu, mereka berdua berdecih berbarengan.
"Woilah, lo berdua kenapa?" Dara terus terusan tertawa sampai terbatuk batuk.
"Udah, Woi gue cape ketawa!" Dara memegangi perutnya yang terasa mengeras akibat terlalu banyak tertawa.
Fadlan dan Reza saling membuang muka dengan melipat tangan di dada.
Fadlan menoleh ke depan, ternyata tersaji dua piring nasi beserta lauk pauknya.
"Widih, enak nih!" Katanya dengan mata berbinar.
Tanpa basa basi lagi, Fadlan langsung menyambar piring di depannya, Dara yang melihat itu langsung melotot.
"Eh! Jangan di makan dulu, siapa tau di nasi itu ada racunnya!"
Mendengar itu, Fadlan menelan ludah, dan kembali menaruh piring itu, tapi demi apapun dia memang lapar sekali di tambah, lauk di piring itu kelihatan sangat menggiurkan.
"Tahan bentar!" Kata Dara lagi, Fadlan menurut.
Reza menghela napas, dia ingat belum mengabari Papa nya lagi, membayangkan sekhawatir apa pria tua itu. Dia cepat cepat mengambil handphone di saku celananya, dan langsung muncul puluhan notifikasi panggilan tidak terjawab setelah handphone nya di nyalakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alumni Mission [On Going]
Humor❛ Setiap orang memiliki sifat dan karakter yang berbeda ❜ Satu tahun setelah hari kelulusan mereka di SMA, ketiga anak muda ini, Fadlan, Reza dan Dara. Mendapat kiriman misterius yang ntah dari mana. Bukanlah sebuah kue, bunga, ataupun barang barang...