34

19.1K 1.2K 110
                                    

Hay, hay, hay! Kangen gak?

Yang kangen Abel mana suaranya!

Kalian pilih Abibel/Abubel?

Yaudahlah, jangan lupa komen sama vote yang banyak ya^^ satu vote+komen dari kalian bisa buat aku semangat. Seajaib itu ya><

Tanpa babibu lagi, mending langsung baca!

Happy reading and anjoy guys<3












*


Pukul 9.00 wib

Abel kini tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, sebelum itu dia menelpon Laura terlebih dahulu, namun sayang Laura tidak dapat menemaninya. Abel pun akhirnya menelpon Abu, dan Abu pun bisa menemani Abel ke rumah sakit.

Abel menatap pantulan dirinya di cermin, dia memoles bedak tipis juga liptin berwarna merah muda di bibirnya. Baju yang dia pakai pun hanya sweater berwarna Abu juga rok putih selutut di padukan dengan sepatu snikers berwarna putih.

"Gak nyangka gue cantik juga," monolognya narsis.

Ting tong!

Ketika mendengar bel apartemennya berbunyi, Abel pun melangkah ke luar kamar sembari membawa tas kecil.

"Maaf lama, Bu!" ucap Abel ketika melihat Abu di depan pintu apartemen.

Abu tersenyum manis sembari mengangguk singkat, "gak papa, aku juga baru nyampe!"

"Mau mampir dulu?"

"Kita langsung pergi aja!"

Abel pun mengangguk mengerti kemudian melangkah meninggalkan apartemennya di susul oleh Abu.

"Kamu ..."

Abel menengok ke arah Abu dengan mengangkat satu alisnya.

Abu yang di tatap seperti itu sontak salah tingkah, "kamu ... cantik, Ra!" gumam Abu yang masih bisa di dengar Abel.

Abel tertawa singkat, "aku juga tau!"

Mendapan balasan yang di luar ekspektasinya sontak Abu mengusap tengkuknya malu. Dia kira Abel akan malu atau berterima kasih karena telah memujinya, tapi lagi-lagi dia salah. Abel benar-benar sangat berbeda, pikirnya.

"Kenapa gak sama suami kamu, Ra?" tanya Abu ketika mereka berdua sudah berada di mobil Abu.

Abel terdiam sesaat, dia sedang berpikir jawaban apa yang pas untuk menjawab pertanyaan Abu.
"Emm, dia lagi sibuk," sama pacarnya. Sambungnya dalam hati.

Percaya tidak percaya Abu pun hanya bisa mengangguk kemudian menyalakan mobilnya dan melaju membelah jalanan.

Dalam perjalanan tidak ada sekali percakapan, hanya terdengar musik dalam radio mobil.

Beberapa menit berlalu, mereka berdua pun telah sampai di tempat tujuan.

"Ayok!" ajak Abu sembari keluar dari mobilnya.

Abel pun menyusul Abu, mereka berdua benar-benar seperti pasangan suami istri, namun sayang itu hanya angan-angan semata.

Abel menggenggam tangan Abu tanpa memperdulikan bagaimana jantung Abu yang sudah seperti ingin keluar dari tempatnya.

Abu memandang tangan Abel yang menggenggam tangannya, kemudian menatap Abel yang serius menunggu namanya di panggil.

"Lama banget, " keluhnya membuat Abu tersenyum tipis.

Di saat-saat seperti ini entah kenapa Abel bisa semenggemaskan ini? Jika boleh, mungkin Abu sudah membawa Abel pergi dari sini dan tak membiarkan orang lain melihat wajah menggemaskan Abel.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang