Step

469 56 2
                                    

Holaaaa~

Bagaimana kabar kalian semua?
Jujur lagi gak ada kata-kata buat nulis sekarang :'(

~●●●~



Musim gugur kali ini sepertinya akan berbeda. Daun-daun kemerahan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, akan jatuh dan membentuk karpet merah disepanjang jalan. Angin juga sama, sudah mulai membawa rombongan hawa dingin untuk ikut bersama menyalami bumi. Juga, kabut putih tak pernah gagal membuat pagi semakin sendu. Lalu apa yang berbeda?

Seorang gadis cantik mungil yang tengah terduduk di sebuah bangku taman dibelakang sekolah. Rambut panjangnya tertiup angin pelan. Disaat semua siswa sedang asik mengisi rongga perut mereka dengan bercanda ria dan mengobrol santai di kantin, Baekhyun memilih memakan bekal sehatnya di bangku ini sendirian.

Kotak bekal bentuk persegi warna biru muda, dan peralatan makan warna senada itu teronggok memilukan di ujung bangku panjang. Isinya sudah tak bersisa, tapi si empu masih enggan sekedar membereskan. Hanya duduk diam menatap langit.

Pikirian berkecamuk di benak Baekhyun. Sejak pengakuan cinta 3 hari lalu dari seseorang yang baru dikenalnya selama tiga setengah jam. Tidak sekalipun pria itu absen menampakkan dirinya di depan sekolah. Walaupun hanya memandang sekilas, karena Baekhyun yang buru-buru menaiki mobil jemputannya. Menghindar mungkin sebuah pilihan terbaik disaat tembok batas aman yang sudah ia bangun dengan susah payah sudah hampir runtuh.

Tetapi hatinya mengatakan sebaliknya. Cinta? Pernahkah ia memikirkan hal itu? Bukankah cinta dari keluarganya sudah cukup? Ataukah berbeda?

Sudah banyak drama-drama romantis yang ia lihat. Saling jatuh cinta, menggenggam jemari, berpelukan, berpagut mesrah. Manja, cemburu, perhatian. Apakah ia ingin tahu bagaimana rasanya?

Baekhyun tidak mengerti apa yang ia rasakan. Degup jantungnya yang berbeda dari biasanya. Genggaman tangan besar nan hangat. Dada bidang yang nyaman. Bahkan aroma pria itu pada kemeja yang enggan ia kembalikan sudah menjadi candu baginya.

Ia tiba-tiba merindukan suara berat husky itu. Suara tawa bodohnya. Senyum indahnya. Tatapan teduhnya, Bahkan rambut merahnya.

Tunggu, bukankah ia salah satu penganut faham cinta pandangan pertama itu sebuah omong kosong? Tidak, bahkan ia tidak yakin jika ini cinta.

~tringg

Suara notifikasi pesan masuk dari nomor tak dikenal di ponselnya membuyarkan lamunannya.

Aku rindu.

Hanya satu kalimat. Tapi membuat darah berdesir hebat. Sekali lagi dadanya berdegub cepat.

Nugu?

Sudah tidak perlu ditanyakan lagi siapa sebenarnya pengirim pesan itu. Senyum kecil terbentuk di bibir Baekhyun. Ia penasaran bagaimana dia akan menjelaskan siapa dirinya.

Kekasihmu. Bee...

Ntah mengapa senyum tipis itu mengembang sempurna. Mata bulan sabitnya terbentuk. Darah berdesir lebih deras. Perasaan apa ini? Batinnya.

Kekasih? Seingatku aku tidak memiliki seorang kekasih

Jemarinya menari dengan cepat diatas ponselnya. Menunggu jawaban sebuah pesan tidak pernah semendebarkan ini sebelummya.

Seingatku kau tidak menolakku, sayang.

Oh astaga, lihat warna merah di wajah Baekhyun. Mungkin orang-orang akan berfikir kalau ia sedang terbakar sekarang. Ntah mengapa kata 'sayang' membuatnya tersipu.

Story (Chanbaek GS) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang