Relationship

505 57 0
                                    

Holaaaaa....

Jangan lupa vote dan komennya ya kaka 🙏

~●●●~

Musim gugur sudah mulai dingin sekarang. Sisa-sisa kehangatan musim semi sudah lenyap. Pohon-pohon sudah didominasi warna merah dan kuning. Hawa dingin mulai mendominasi. Udaranya juga semakin lembab. Langitpun sudah tidak secerah kemarin.

Namun, ada seorang gadis yang sedang tersenyum. Memandang cuaca diluar seolah melihat pemandangan musim semi dimana bunga-bunga sakura bermekaran. Baekhyun tidak henti-hentinya melihat ponselnya. Menunggu sebuah pesan dari seorang pria yang sudah mengkukuhkan dirinya sebagai kekasih hatinya.

Hari ini hari minggu. Hari libur yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang. Tapi tidak bagi Baekhyun. Karena hari minggu dimana dia tidak bisa melihat sosok tampan itu. Sosok yang meruntuhkan dinding pertahanannya telak.

*Flashback

Baekhyun POV

"Bee... bangunlah sayang. Kita sudah sampai." Aku merasakan sebuah tangan hangat mengusap pipiku lembut.

Aku terbangun dan meregangkan tanganku. Aku menguap lebar dan segera menutupnya saat ingat dimana dan dengan siapa aku sekarang. Sungguh tidak anggun Baek. Batinku.

Aku melihat sekeliling. Ini bukan di daerah rumahku. Tapi aku sedikit mengenalinya. Ini adalah daerah sekolahku. Aku menatap heran pada pria di sebelahku yang sedang tersenyum.

"Kau tidak mengatakan dimana rumahmu sayang." Ia menatapku lembut dan tangannya merapikan rambutku yang berantakan. "Aku akan mengambil motorku, lalu akan aku antar kau pulang. Kau keberatan dengan motor bee?"

Aku menggeleng pelan. Aku hanya bisa menatapnya sedari tadi. Tak sepatah katapun aku keluarkan. Ntahlah aku terlalu malu bahkan hanya untuk bicara.

Kami sudah turun dari bis. Tautan tangan kami tidak terlepas sedetikpun. Kulihat ia sedang mengetik pesan dengan satu tangan. Aku melonggarkan genggaman tanganku agar bisa melepaskan tautan kami. Kulihat ia agak kesusahan dengan satu tangan untuk mengetik pesan.

"Aku tidak mengijinkanmu melepaskannya bee." Genggamannya mengerat. Nada tegas itu ia ucapkan tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Aku hanya pasrah. Melihat pemandangan kendaraan lalu-lalang didepanku, memperhatikan orang-orang sibuk yang lewat. Meskipun belum malam tetapi udara sudah terasa dingin. Jam sudah menunjukkan pukul 7. Bodohnya aku hanya menghabiskan waktuku dengan tidur.

"Bee.."

Aku menoleh saat ia memanggilku. Ntah mengapa aku suka saat ia memanggilku dengan nama itu. Sangat manis.

"Apa yang kau pikirkan sayang? Kulihat kau hanya diam dari tadi. Wae?"

Aku menggeleng. Lidahku terasa kelu. Aku tidak tau mengapa aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun padanya.

"Apa kau merasa tidak nyaman?"

Aku masih diam. Kulihat ekspresi wajahnya berubah. Ada raut sedih terpancar dari wajah tampannya. Genggaman tangannya mengendor dan perlahan terlepas. Ia menatapku sedih.

"Mian jika membuatmu tidak nyaman. Aku hanya menunjukkan perasaanku padamu. Maaf sudah lancang menganggapmu kekasihku."

"Aku benar-benar minta maaf Baekhyun-ah. Sebaiknya kau pulang naik taksi. Sangat dingin jika kau naik motor."

"Aku pergi. Jaga dirimu, sampai jumpa." Ia berbalik dan mulai melangkah pergi.

Tunggu. Tidak. Apa ini? Bukan seperti ini seharusnya. Ayolah Baek, gunakan mulutmu.

Story (Chanbaek GS) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang