Thoughts

399 52 0
                                    

Hoolaaa.. 
Gimana kabar guys?

Tolong dong vote dan coment.nya. jangan jadi sider 🥺

Happy reading ❤


~●●●~


Pagi di kamis ini disambut dengan matahari yang bersinar cerah. Awan tidak lagi mendung. Kabut tidak lagi ikut kali ini. Udara masih sama. Dingin. Namun tidak untuk seorang gadis yang sedari tadi memandangi wajah lelap si pria di depannya. Hangat.

Dengan lengan si pria yang masih menjadi bantalnya dan lengan satunya lagi masih melingkar dipinggangnya. Tangan Baekhyun dengan berani terulur menyentuh pahatan sempurna itu. Tangannya ia letakkan pada rahang si pria. Terasa sedikit kasar dan sangat tegas. Ia membelainya lembut. Senyuman terukir di wajah cantiknya. Pria di depannya ini. Pria yang mendekapnya semalaman. Pria yang ia yakini sudah membuatnya jatuh cinta.

"Aku tau aku sangat tampan."

Suara bariton serak khas orang bangun tidur itu membuat Baekhyun secara reflek melepaskan tangannya dari rahang tegas itu. Baekhyun mengerjap pelan dan berbalik memunggungi Chanyeol. Ia sangat malu sekarang.

"Mengapa kau malu hem? Kau baru sadar jika kekasihmu ini sangat tampan?" Chanyeol memeluk Baekhyun dari belakang. Menelusupkan kepalanya di tengkuk Baekhyun. Mencari kehangatan dari sana. Baekhyun berbalik dan Chanyeol melesakkan kepalanya diperpotongan leher si mungil. Baekhyun memeluk kepala Chanyeol dan membelai surai merah acak-acakan itu.

Suara dengkuran halus mulai terdengar. Chanyeol kembali terlelap dengan posisi nyaman itu. Sedangkan Baekhyun masih setia menyisir surai merah itu dengan jemarinya. Berharap waktu bisa berhenti disini. Ini benar-benar sangat membuatnya bahagia. Ia harus bersyukur pada Tuhan untuk itu.

Suara ketukan pintu terdengar. Seorang wanita paruh baya masuk dan sedikit terejut dengan apa yang ia lihat.

"Ahgassi, sarapan sudah siap. Tuan Jongdae sudah berangkat tadi." Jung Ahjumma sedikit menundukkan kepalanya. Ia sedikit malu melihat posisi nona mudanya dengan kekasihnya ini. "Dan dibawah ada-"

"Sstt.." Baekhyun menempelkan telunjuk pada mulutnya saat pria pada dekapannya sedikit bergerak karena terusik.

"Pelan-pelan ahjumma." Baekhyun kembali membelai surai merah itu dan menepuk pelan bahu sang kekasih. "Baiklah aku akan segera turun sebentar lagi." 

Jung ahjumma tersenyum. Senang melihat wajah nonanya yang terpancar kebahagiaan. Ia kemudian menunduk sebentar dan pergi meninggalkan pasangan mabuk asmara itu.

"Chan, ayo bangun. Kita sarapan dulu." Baekhyun masih setia menyisir surai merah kekasihnya.

"Emm.. 5 menit lagi sayang." Chanyeol semakin menenggelamkan kepalanya di bahu sempit Baekhyun dan mempererat pelukannya.

Baekhyun tersipu. Wajahnya merah padam. Ia membayangkan, mungkin jika ia menikah dengan Chanyeol kelak suasana seperti ini akan setiap hari ia rasakan. Ia tersenyum miris kemudian. Memikirkan hal itu tidak akan pernah terjadi.

Ia melepas perlahan pelukan Chanyeol di perutnya. Dan beranjak sangat pelan dari ranjangnya. Ia butuh air dingin untuk menyegarkan dirinya.

Di kamar mandi ia bercermin. Menatap pantulan dirinya sendiri. Siapapun akan melihat bayangan bidadari di pantulan cermin itu. Tapi tidak bagi Baekhyun. Matanya yang sayu dengan cekungan hitam samar di bawahnya. Pipinya yang tirus dan bibir tipisnya yang mulai memucat. Pantulan dirinya menyadarkan Baekhyun bahwa ia tidak baik-baik saja. Ia tidak pantas membayangkan masa depan indah itu. Ia menggeleng kasar kemudian. Ia sudah berjanji akan mulai terbuka kepada dunia dan hanya fokus pada kebahagiaannya sekarang. Ia mengehembuskan nafas kasar dan keluar kamar mandi dengan memakai sweater berwarna lilac dan rok putih brukat sepanjang betisnya. Rambutnya tergerai sedikit basah.

Story (Chanbaek GS) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang