Apartement

508 48 0
                                    

Haaiii...

Sebenernya paling ga bisa ngerangkai opening. Jadi ga pake basa basi lah yaa...
Langsung vote komen aja..
Follow juga boleh 😁

Silahkaaannnn ❤

~●●●~

Sebuah supercar melaju membelah udara malam kota Seoul. Didalamnya seorang pria mengendarai dengan serius. Ia ingin segera sampai tujuannya. Apartemen.

Seorang gadis cantik duduk di kursi penumpang. Kepalanya bersandar pada kaca samping melihat keluar. Sesekali ia membenturkan kepalanya di kaca atau memukul mulutnya. Ia mengingat kejadian di tempat parkir tadi. Bagaimana bisa mulutnya mengatakan kata-kata memalukan seperti itu? Wanita bermartabat? Omong kosong. Baekhyun merasa ia seperti jalang yang kekurangan pelanggan. Sungguh konyol.

Sebuah tangan besar menarik tangan mungil disebelahnya. Menahan ketika tangan itu akan memukul bibir tipis itu kembali. Ia menggenggam tangan lentik itu dan mengecup punggung tangannya. Atensinya masih tidak teralihkan dari jalanan depan.

"Berani sekali tangan ini memukul bibir manis itu eoh? Aku akan menghukummu tangan cantik." Chanyeol berbicara seolah-olah tangan itu memiliki jiwa tersendiri. Ia lalu mengecupi tangan itu berulang kali dan menggigit-gigit kecil jemarinya.

Baekhyun terkekeh kecil dibuatnya. Kekasih manisnya sudah kembali. Ia kemudian melepaskan genggaman tangannya lalu menautkan jari-jarinya ke jari-jari besar itu. Jemari Baekhyun masuk sempurna di sela-sela jari Chanyeol. Ukurannya sangat pas seolah tercipta untuk satu sama lain.

"Apa yang diajarkan Luhan padamu bee?"

"Nde?"

"Kau berubah sangat liar sayang. Kau sungguh menggoda. Jangan biarkan siapapun mengetahuinya. Cukup denganku! Arra?"

Baekhyun tertunduk dan kembali membenturkan kepalanya di kaca. Ia sudah lupa barusan dan mengapa ia harus diingatkan? Ia ingin menghilang sekarang. Dia sangat malu, sungguh memalukan.

Chanyeol terkekeh gemas. Ia menarik tengkuk Baekhyun dan menyandarkan di bahunya. Ia membelai surai madu itu lembut. Baekhyun tersenyum. Seperti inilah kekasihnya. Chanyeol dengan wajah datar dan dinginnya sungguh membuatnya takut.

"Apa kau tidak suka penampilanku sekarang?"

Chanyeol menoleh sekilas. Melihat ekspresi Baekhyun yang sendu.

"Kau cantik bee. Bagaimanapun penampilanmu kau tetap cantik dimataku. Tapi ya, aku mengakui penampilanmu sekarang aku tidak menyukainya."

Baekhyun tertunduk lesu. Raut wajahnya sedih. Chanyeol menyadarinya.

"Kau sangat cantik hari ini sayang. Sampai aku susah berkedip. Tapi itu membuat mata-mata pria menatapmu. Aku tidak suka itu. Kau hanya milikku. Tak satupun yang boleh ikut menikmatinya."

Baekhyun tersipu. Ia merasakan ribuan kupu-kupu terbang diperutnya.

"Tapi aku akan memarahi Luhan besok. Bisa-bisanya ia membuatmu memakai rok kurang bahan seperti itu. Apa ia memotongnya? Apa dia tidak berfikir tatapan lapar pria yang melihat paha in-

Chup-
Baekhyun mengecup pipi Chanyeol. Ia sangat senang dengan sikap cemburu dan khawatir kekasihnya.

"Gomawo. Sudah mengkhawatirkanku. Aku senang." Baekhyun berkata sangat pelan dan hampir seperti berbisik. Namun telinga lebar Chanyeol mendengarnya. Ia tersenyum menampilkan lesung pipinya.

Perjalanan itu menempuh waktu 35 menit. Chanyeol memarkir mobil sport itu di basement apartemennya.

Sekarang mereka sudah berada didalam ruangan nuansa abu-abu hitam dan putih. Sebuah aprtemen sederhan dengan 3 ruangan. Begitu masuk sudah disuguhi dengan dapur minimalis. Ada kompor dan kabinet yang menempel di atasnya. Kulkas berada di sudut dapur. Ada meja panjang dengan konsep minibar sebagai sekat dengan ruang tengah.

Story (Chanbaek GS) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang