~●●●~
Sudah berganti tahun tak terasa sosok cantik mungil itu berada di dalam bangsal khusus orang-orang kaya penyakitan seperti ini. Berbagai selang yang sebelumnya menancap di tubuhnya kini sudah tidak ada lagi. Bahkan Baekhyun sudah bisa berdiri, berjalan, duduk dan termenung didepan jendela. Memandang salju yang hanya meninggalkan jejak tipisnya di permukaan. Lalu lalang orang dibawah sana juga tak pernah luput dari pengelihatannya. Mereka berjalan sambil bergandengan. Saling berbicara satu sama lain. Ada yang sedang berlari terburu, ataupun yang sedang mengumpat waktu.
Seandainya jantung yang berdetak sekarang bukan dari kekasihnya, ia mungkin sedang menggerutu sebal karena prianya terlambat menjemput kencan mereka.
Seandainya Chanyeolnya masih bersamanya, pria itu mungkin akan memamerkan kekasih cantiknya di atas panggung.
Seandainya ia tahu lebih awal niat pria itu untuk memberikan jantungnya, mungkin ia akan memilih pergi menjauh menghilang dari jangkauan.
Seandainya dia tau waktu yang mereka miliki tidak lebih lama dari menunggu ujian kelulusan sekolah, ia akan menunjukkan lebih seberapa ia mencintai tulus pria besar itu.
Seandainya ia bisa membaca gerak sikap kekasihnya, Baekhyun tak akan pernah melepaskan pelukan hangat favoritnya.
Dan beribu kata seandainya lainnya.
Keadaan jantungnya baik-baik saja. Operasinya berjalan sangat lancar meskipun ada sedikit masalah waktu menyambungkan pembuluh darahnya, namun semua itu sudah terlewati.
"Bahkan meskipun hanya tinggal satu organ saja dia masih tetap berusaha menjagamu"
Perkataan dokter Zhang kala accident itu hampir saja menggagalkan semuanya.
Tetapi memang Baekhyun yang masih enggan untuk menyapa dunia luar. Masih terlalu nyaman dengan ruang terbatas disana.
Semua memori manis berputar di kepalanya. Kala pertemuan pertama di malam konser itu, Saat pernyataan cinta di sebuah kedai udon, ketika sentuhan-sentuhan hangat di apartemen saat itu, dan saat saat yang lain yang terus berputar seperti sebuah kaset kusut di kepalanya.
Cinta memang se indah itu, semenyenangkan itu, sebahagia itu. Tapi ia memang tak hanya datang sendirian. Kehilangan, marah, sedih kecewa juga merupakan satu paket dengannya. Hal itu sepadan dengan efek yang bisa ditimbulkan oleh cinta. Dan Baekhyun menyesal menerima paket itu.
Semua kenangan manis itu berakhir dengan kata 'seandainya'. Seandainya ia bisa menolak ajakan Wendy untuk melihat konser itu, seandainya ia langsung menolak di kedai udon waktu itu dan tidak terpengaruh perasaan bimbang sialan itu. Atau seandainya ia menuruti perintah ayahnya untuk menjauhi pria itu. Seandainya ia tak pernah bertemu dengan pria rambut merah itu.
Ia hanya akan hidup tenang. Tidur, minum obat, sekolah, chek up sambil menunggu pendonor jantung untuknya jika ia sedang beruntung. Atau jika tidak ia hanya akan mati dengan damai. Sesimple itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story (Chanbaek GS) -END-
RomanceSudah tidak semenakutkan dulu ketika aku mengingat satu hari sudah berlalu dan berganti hari berikutnya semenjak aku mengenalmu, aku hanya akan menysukuri setiap detik yang kupunya dan setiap nafas yang masih bisa kuhembuskan saat berada disisimu ~...