35

22.3K 1.2K 42
                                    

Jangan lupa vote+comen ya^^

Yang banyak komennya biar aku seneng:))

I love you guys<3

*

"Jadi? Mau pulang aja atau gimana?" tanya Abu di sela-sela menyetirnya.

"Jangan. Kamu bawa aku kemana aja, asal jangan pulang ke apartemen!" balas Abel tanpa menatap Abu.

Abu hanya bisa menghela napas pasrah, dia benar-benar bingung melihat Abel dengan keadaan seperti ini.

Drrrtt

Abu menghentikan mobilnya di pinggir jalan kemudian mengambil ponsel yang berada di atas dasbordnya.

Saat dia melihat siapa yang menghubungi sontak Abu berdehem singkat.

"Assalamu'alaikum, ma!"

"Waalaikumsalam, kamu kemana aja Abu?!" teriak wanita di sebrang sana.

"Aku lagi sibuk, ma!"

"Halah, kamu kerjaannya main mulu! Pulang sekarang!"

Abu melirik sekilas ke arah Abel yang tak bergeming sama sekali.

"Gak bisa ma! Abu lagi di jalan sama temen!"

"Temen? Cewek atau cowok?"

"Cewek,"

"Bagus! Sekarang kamu bawa pacar kamu kerumah, mama udah gak sabar pengen liat calon mantu!" suruhnya dengan semangat.

"Apasih, ma? Dia cuma te--"

"Mama gak perduli. Sekarang kamu bawa dia ke rumah!"

Tut!

Panggilan di matikan secara sepihak oleh ibunya.

Abu menghela napasnya pelan, "Bel, mama mau ketemu sama kamu! Kamu mau nggak?"

Abel menengok ke arah Abu kemudian mengangguk sekilas. "Asal gak pulang ke apart!"

Abu mengangguk dan melajukan mobilnya lagi.

Keheningan begitu melanda di dalam mobil, Abel yang bergulat dengan pikirannya, dia bingung antara harus menyerah atau lanjut mengejar Abi yang sama sekali tak menginginkannya.

Apa dia harus berhenti begitu saja setelah perjuangannya sampai di titik ini?

Apa dia harus lanjut dan mengorbankan perasaannya sendiri?

Atau mungkin dia harus berjuang dan menyingkirkan Citra dari kehidupan Abi?

Bukannya mendapat solusi, segala pemikirannya malah membuat dia pusing.

"Ayok, Ra!" ajak Abu ketika mereka sudah sampai di depan rumah yang terbilang cukup mewah.

Pandangan Abel menyusuri halaman rumah Abu yang luas, dia cukup kagum dengan apa yang dia lihat. Abel pun turun dari mobil Abu dan pemandangannya di suguhi dengan taman bungan mawar yang berada di samping rumah Abu.

"Ayok! Mama aku udah nunggu!"

Abel mengangguk mengerti kemudian menyusul Abu.

"Assalamu'alaikum!" ucap Abu ketika memasuki rumahnya.

"Masuk, Ra!"

Lagi-lagi Abel mengangguk, matanya tak lepas dari kekaguman ketika melihat interior dalam rumah Abu, sederhana namun terlihat elegan.

"Ma!" teriak Abu memanggil ibunya.

"Gak usah teriak-teriak! Ini bukan hutan!" ucap mama Abu sembari berteriak.

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang