Echa menopang dagu nya malas, jam pelajaran kosong karena guru yang mengajar sedang cuti. Teman sekelas nya sibuk bergosip, berdandan, dan mabar. Ia sedikit menyesal karena tidak ikut ke kantin bersama 3 teman nya itu.
Echa menelungkup wajahnya di meja menghadap kanan, menatap satu orang cowok di meja pojok sedang menelungkup wajahnya juga di meja, Galang.
Ia tersenyum kecil, tumben dia tidak ikut teman-teman nya ke kantin bersama lea juga. Punggung lebar itu ia tatap beberapa menit tapi selanjutnya...
Galang membalikkan badan dengan mata yang masih terpejam, Echa mengerjapkan mata nya takut keciduk. Masih diposisi yang tadi, Echa memperhatikan Galang yang sedang tidur tadinya. Tapi cowok itu perlahan membuka mata nya lalu menatap Echa dengan lurus.
Wajah polos tanpa ekpresi itu seakan menghipnotis Echa untuk melihatnya lebih lama, debaran itu mucul ketika Galang tersenyum tipis kepada nya. Echa sontak mengangkat wajah nya menatap papan tulis didepan. Tanpa disadari Echa, Galang terkekeh kecil melihat nya.
Gadis itu mencoba menghilangkan gugup nya dengan mencoret-coret buku dihalaman belakang, hati nya tidak tenang karena malu keciduk Galang ditambah cowok itu malah tersenyum kearah nya, gabaik buat jantung, pikirnya.
Galang berjalan ke arah Echa yang asik mencoret-coret buku, tangan nya ia masukkan kedalam saku celana. Ia mengetuk meja Echa sekali membuat gadis itu tersentak.
"Ikut gue," Galang berjalan duluan meninggalkan Echa yang masih terdiam.
"Ngapain?" tanya nya pada diri sendiri, ia pun mengikuti Galang dari belakang. Langkah nya berlari kecil karena cowok itu jalan dengan cepat bukan cepat sih tapi kaki nya yang lebar membuat langkah yang besar. Sesekali tangan nya menyelipkan rambut di daun telinga.
"Lang," panggil Echa, tapi Galang terus berjalan.
"Galang ih," kesal Echa
Cowok itu berhenti lalu menoleh ke belakang, "Sini"
Echa menghampiri Galang lalu berdiri disamping nya.
"Mau kemana?"
"Rooftop," jawab Galang singkat, Echa mengerutkan kening nya bingung.
"Ngadem," ucap Galang seolah paham pikiran gadis itu.
"Gak ke kantin?"
Galang menggeleng, ia melanjutkan jalan nya diikuti Echa. Sampai di depan tangga rooftop echa terus mengikuti cowok itu.
"Ih banyak banget tangga nya," kesal Echa karena belum sampai di rooftop.
"Bentar lagi, ayo!" ajak Galang.
Echa mendengus kasar, cowok itu menghentakan kaki nya menaiki tangga seraya menggerutu. Sampai di tangga terakhir angin kencang langsung menerpa wajah mereka. Galang berjalan menuju sofa yang disediakan oleh anak inti altra untuk membolos selain di mamel.
"Duduk," ucap Galang dengan mata terpejam menikmati tiupan angin.
Echa malah berjalan ke arah pembatas, mata nya berbinar melihat pemandangan jakarta dari atas. Gedung-gedung pencakar langit juga terlihat dari sini.
"Itu kantor ayah," gumam nya melihat gedung itu yang menjulang tinggi.
Galang membuka mata karena tidak merasa pergerakan disamping, pandangan nya jatuh pada gadis itu yang berdiri di dekat pembatas. Galang berjalan pelan dengan satu tangan dimasukkan disaku menghampiri Echa.
"Jangan disitu takut jatoh " ucap Galang berdiri disamping Echa.
"Disini adem," Echa memejamkan mata nya membiarkan angin menerpa wajah nya dan membuat rambut nya berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY MINE (TERBIT)
Romancerevisi dalam bentuk novel- terbit di teori kata publishing open po 15 maret - 24 maret 2024 Don't copy my story! follow sebelum baca ••• Faresha Azelia, biasa dipanggil Echa. Gadis cantik dengan sejuta pesona yang dapat menarik hati Galang itu berh...