ONLY MINE (TERBIT)

Sayang

"Haha gimana, dimarahin gak sama pak bos?" tanya Chika tertawa lewat telepon.

"Gak dimarahin, tapi ngomelllll terus sumpah sampe pusing kepala gue"

"Galang gitu cha?"

Echa mengangguk, "Heran kan lo?"

"Hebat juga lo bisa ubah sifat cuek Galang"

"Masa?"

"Iya, dia tuh cuek nya beuh gak main-main"

"Ya tapi kesel aja, gue lagi sakit perut terus dia sepanjang jalan ngomel terus" gerutu Echa.

"Dia khawatir sama lo"

"Iyasih tapi--eh udah dulu ah perut gue kumat lagiiii," rengek Echa.

"Dateng bulan lo?"

"Iya barusan aja, yauda bye"

Tut.

Echa melempar ponsel nya dikasur lalu meringkuk sembari memegangi perutnya. Sesekali menggigit bibirnya pelan karena perutnya sakit bukan main.

"Kak," Rafa menyembulkan kepalanya dari pintu.

"Kakak kenapa?" Rafa masuk kedalam melihat Echa meringkuk dikasur.

"Diem Raf jangan ngomong," lirih Echa.

"Sakit perut?" tanya Rafa dengan muka polos.

"Pake nanya lagi," sewot Echa.

"Kan cuma mastiin," jawab Rafa santai.

"Sana keluar"

"Dih kok diusir"

"Keluar sana!"

"Cewek kalo udah dateng tamu kaya singa ya," ucap Rafa.

"Gausah ngomong, sana panggil mama!"

"Iya iya, jangan galak-galak dong" Rafa terkekeh kecil lalu keluar kamar.

Echa berdecak, "Sshh sakit bangetttt"

ceklek.

Lusi menutup pintu kamar lalu menghampiri echa dan duduk dipinggiran ranjang.

"Bikin kompresan ka?"

"Iya ma, sakit bangettt" rengek Echa, Lusi tak heran lagi dengan sifat Echa yang sedang kedatangan tamu. Manja, cengeng, dan terkadang berubah menjadi galak.

"Yaudah tengkurep gih biar gak sakit, Rafa suruh nemenin ya"

"Gausah mah, rafa ngeselin!" rengek Echa.

"Rafa temenin ka Echa disini" panggil Lusi, Echa mendesah pelan. Dibilang gausah malah ngeyel si mamah.

"Oke ma" riang Rafa, Lusi pun turun kebawah menuju dapur.