Jelas beda

5.9K 394 20
                                    

Vote dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu.

"Mau berangkat sekarang kak, gak nunggu Galang?" tanya Lusi.

Echa berkali-kali melirik jam tanganya dengan gelisah, "Galang gak ada kabar dari semalem mah."

"Udah ditelfon?"

"Udah, kemaren tuh pas mau anter aku pulang tiba-tiba ditelfon katanya om Fino masuk rumah sakit."

Uhuk uhuk

"Ayah pelan-pelan dong," ucap Lusi memberi segelas air.

"Kok bisa?" tanya Lusi.

"Aku gatau mah sampe sekarang ngga ada kabar," ucap Echa lesu.

"Ayah ke kamar dulu ya," ucap Zio tiba-tiba.

"Aku berangkat sekarang aja deh takut telat," ucap Echa menyalimi tangan Lusi dan Zio sebelum ayahnya masuk kekamar.

"Hati-hati ya kak," pesan Zio.

Echa mengangguk lalu berjalan lesu, Zio memasuki ruang kerjanya dan terdiam.

"Rencananya berhasil,"

"Andai lo dengerin gue Fin, pasti gaakan kaya gini."

Zio mengutak-atik ponselnya lalu menelpon seseorang.

"Yo, jalankan rencana selanjutnya."

"Baik pak, kali ini kita akan bekerja lebih keras lagi."

"Beri tahu yang lain!"

"Siap pak, rencana akan dilaksanakan!"

Tut.

"Sekarang bagaimana keadaannya..." gumam Zio tersenyum smirk.

0o0

Echa mengeratkan tasnya lalu berjalan memasuki area sekolah yang sudah ramai.

"Hai Echa,"

Gadis itu menghentikan langkahnya, "Mau apa lo?"

"Selow dong," jawab Fara.

"Kangen gak sama gue?" tanya Bella terkekeh.

Echa berdecih, "Gak sudi."

"Kurang ajar bel," sahut Nina.

"Lo gak bosen gangguin gue?" tanya Echa malas.

"Gaakan sebelum lo putus sama Galang!"

"Putus? mimpi lo kejauhan neng,"

Bella bersedekap dada mendekati Echa, "Mumpung Galang gak ada, lo ikut gue sekarang!"

ONLY MINE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang