Al terenyuh melihat kondisi rumah Lan. Walaupun bumi sudah di slimuti kegelapan tapi pencahayaan remang remang dari lampu lima watt tidak bisa menyembunyikan keadaan rumah Lan yang jauh dari kata "sederhana"
"Ibu... Bapak... Lan pulang...." teriak Lan dari luar rumah
"Lan... Kalau hujan memangnya rumahmu tidak bocor?" tanya Al meskipun ia tau jawabannya tanpa ia bertanya sekali pun
"Ya bocor... Tapi kami bersyukur setidaknya rumah ini bisa melindungi kami di kala panas" Lan menatap gubuknya yang beratapkan asbes. Dinding dari kayu yang sudah mulai lapuk di makan usia. Gubuk ini di buat oleh bapaknya sewaktu beliau belum sakit sakitan seperti sekarang ini. Dulu mereka punya rumah yang lebih layak dari ini tapi karena suatu hal terpaksa mereka meninggalkan rumah itu dan pindah kemari
"Ayo Al kita masuk ke dalam... Maaf ya rumahku tidak sebagus rumahmu"
Lan khawatir bagaimana kalau Al merasa jijik dan tidak betah berada di dalam rumahnya? Al hanya menjawab dengan setengah senyuman yang ia paksakan kehadirannya, bagaimanapun juga ini kali pertama seumur hidupnya tuan muda Chirillo menginjakkan kakinya di rumah kumuh. Demi kebahagiaan Lan ia harus membiasakan diri mulai dari sekarang.Mereka berdua kemudian melangkahkan kaki menuju halaman rumah Lan, tapi baru beberapa langkah handphone Al berbunyi.
Al merogoh sakunya dengan segera ia mengangkat panggilan handphonnya
"Iya...."
".........."
"Apa??? Tunggu aku, aku segera ke sana" tiba tiba Al menjadi panik wajahnya pucat pasi tanpa ba bi bu ia segera berlari menuju mobilnya, menghidupkan mesin dan pergi meninggalkan Lan yang sedari tadi mengejar dan meneriakkan namanya
"Al....." Lan berteriak bagaimana bisa suaminya meninggalkan dia disini sendiri, walaupun ini rumahnya tapi seharusnya Al berpamitan padanya. Apalagi tas dan handphone Lan masih berada di dalam mobil Al
Sepenting itukah orang yang menelponnya tadi? Apa jangan jangan ada hal buruk yang menimpa mertunya? Tidak mungkin, jika ia Al pasti mengajaknya turut serta bukannya meninggalkan dia tanpa sepatah kata pun.
Pasti ini menyangkut Stella, ia pasti terjadi sesuatu pada Stella.
"Sepenting itukah Stella buatmu Al? Sampai kamu lupa ada aku di sini???" tak terasa air mata Lan menetes begitu saja, tapi segera ia hapus sebentar lagi ia akan bertemu dengan kedua orang tua dan adik adiknya. Dia tidak ingin membuat keluarganya cemas
Dengan langkah gontai ia memasuki pekarangan rumah kemudian menggedor pintu rumahnya.
"Ayah... Ibu... Lan pulang" kembali ia memanggil orang tuanya. Tapi sama sekali tidak ada jawaban dari dalam rumah.
"Kemana mereka? Ayah... Ibu..." Lan kembali berteriak jantungnya sudah berdetak dengan kencang. Rasa cemas pun mulai menghampiri. Karena penasaran ia kemudian membuka pintu rumahnya dan ternyata pintu itu tidak terkunci.
Lan segera masuk dan mencari keberadaan keluarganya. Sepi.... Itulah keadaan rumahnya saat ini.
"Kemana ayah, ibu beserta adik adik pergi kenapa mereka tidak bilang kalau mau pindah?" Lan terisak karena tidak tau keberadaan keluarganya saat ini
"Selamat datang nona muda Chirillo, apakah kamu mencari keberadaan keluargamu???" tiba tiba ada suara peria tepat di belakanggnya Lan. Lan pun berbalik menghadap arah suara pria itu
Sontak saja Lan merasa kaget apalagi bukan satu pria yang ada di depannya tapi lima....
'Kenapa mereka bisa ada di sini? Dari mana mereka tau aku menantu keluarga Chirillo?' fikir Lan
"Siapa kalian??" tanya Lan dengan suara gemetar menahan takut
"Orang suruhan dari seseorang yang kamu kenal" jawab peria berwajah sangar yang ada paling depan
"Suruhan? Kalian di suruh ngapain???" tanya Lan cemas
Sedangkan peria peria di depannya malah tertawa lepas melihat ketakutan Lan
"Kami di suruh bersenang senang dengan tubuhmu.... Ha....ha. ..ha" mereka berlima tertawa dengan riang membayangkan gadis cantik dan molek di depannya sebentar lagi akan berada di bawah kungkungannya. Mereka yakin 100% kalau gadis cantik ini pasti masih perawan
"Bos... Cepat sedikit kami sudah tidak tahan" kata salah seorang yang ada di belakang pria sangar itu
"Bisa kita mulai cantik???" kata pria sangar itu dengan wajah genit yang sangat menjijikkan
"Tunggu.... Si...siapa yang menyuruh kalian?" Mungkin setelah ini Lan akan mati, mustahil baginya bisa selamat dari para preman ini setidaknya sebelum dia mati dia harus tau dalang dari semua ini
"Bukankah sudah ku bilang tadi, seseorang yang kamu kenal. Nona muda Chirillo" jawab pria itu
Panggilan nona muda Chirillo hanya di ketahui oleh Al dan para pelayan di mansionnya.
Al????
"Jadi Al yang menyuruh mereka? Pantas saja dalam sekejap dia berubah menjadi baik lalu tiba tiba meninggalkanku di sini sendiri. Kenapa dia memakai cara selicik dan sekejam ini untuk menyingkirkannya?" batin Lan. Air matanya kini meleleh bak ice cream yang terkena sinar matahari
"Dimana keluargaku?" tanya Lan terisak
"Layani kami dulu maka mereka akan aman, jangan macam macam kalau kamu tidak ingin mereka celaka" kata peria itu ketika melihat blati yang Lan sembunyikan di tanganmu
"Jika aku bunuh diri keluargaku juga pasti tidak akan selamat, tapi mampukah aku hidup menahan malu setelah ini??" fikir Lan
"Ayo kita mulai" mereka berlima kemudian mendekati Lan, kejadian yang begitu cepat kelimanya begitu lihai dengan tugasnya masing masing, ada yang membekap mulut Lan ada yang memeganginya dan ada yang merobek bajunya. Lan sama sekali tidak bisa melawan. Sampai akhirnya Lan pingsan
Ketika sadar Lan mendapati dirinya berada di ruangan serba putih, bajunya sudah berganti dan sebuah selang infus tertancap di tangannya
"Kamu sudah sadar Lan??" Ken langsung merengkuh tubuhnya dan memeluknya dengan erat. Lan kemudian menangis meraung raung.
"Tenang Lan, tidak ada hal buruk yang terjadi padamu, kamu sudah aman" kata Ken lembut
"Mereka me..."
"Tidak!! Mereka belum sempat menyentuhmu... Aku dan Azka datang di saat yang tepat. Selama ada aku tidak ada hal buruk yang menimpamu Lan. Aku janji" kata Ken dengan bersungguh sungguh. Lan kemudian membalas pelukan Ken, dia memeluk pria tampan itu dengan erat. Entah kenapa Lan merasa aman dan nyaman berada dalam pelukan Ken. Untuk sejenak ingatan tentang setatusnya yang sudah bersuami hilang begitu saja. Ia ingin menikmati kedamaian ini lebih lama lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCE'S SECRET WIFE
RomanceLan Pratista Rawnie terpaksa menikah dengan anak konglomerat Alcander Cirrillo demi untuk membayar hutang keluarganya. Kehidupan Lan yang menderita sedari kecil, di tambah menderita lagi setelah menikah dengan Al karena suaminya ternyata sangat memb...