ALLAN

323 12 0
                                    

Lan duduk terpaku di lantai dengan kepala yang bersandar di bibir tempat tidur. Otaknya sibuk memikirkan rumitnya pernikahan yang ia jalani.

Seandainya dia tidak menerima perjodohan ini mungkin dirinya tidak akan bertemu dengan Al dan Al pasti akan bahagia bersama Stella. Tapi jika ia tidak menerima perjodohan ini, siapa yang akan menolong keluarganya??? Bahkan saat ini ayahnya mungkin saja telah meninggal karena di pukulin para penagih hutang.

"Tuhan kenapa semua menjadi serumit ini???"
"Haruskah aku minta cerai dari Al??? Mungkin dengan bercerai Al dan Stella bisa bersatu lagi...."
"Tapi apakah aku siap menyandang setatus janda di usiaku yang belum genap menginjak 18 tahun???Ahhhhh.." Lan mengeluh prustasi.

Tiba tiba pintu kamar terbuka dan nampaklah wajah kusut Al dari balik pintu, Lan pun segera beranjak dan menghampirinya.

"Kau sudah pulang?? Tangan mu kenapa kenapa bisa terluka?" walaupun lukanya tidak terlalu parah tapi Lan sungguh sangat menghawatirkan Al. Hari ini peria itu banyak sekali mendapatkan luka.

"Sini biar aku obati" Lan meraih tangan Al tapi Al menghempaskannya dengan keras dan mendorong tubuh Lan ke belakang sampai terbentur ujung meja rias.

"Aaaahhhhhh" Lan meringis saat merasakan ada benda tumpul yang menusuk pinggangnya. Tentu saja rasanya sakit sampai Lan berjongkok sambil memegangi pinggangnya.

Al memang peria dingin yang kejam tapi sekejam kejamnya Al dia tidak pernah main fisik dengan wanita. Melihat Lan kesakitan akibat ulahnya Al pun menjadi panik segera ia mendekati Lan.

"Kau tidak apa apa? Aku tidak sengaja mendorongmu"

"Aku tidak apa apa. Sudah malam aku akan pergi tidur" Sambil meringis menahan sakit Lan berusaha berdiri

"Biar ku bantu" Al mengulurkan tangannya mencoba meraih tubuh Lan

"Tidak usah aku bisa sendiri" kata Lan sambil berusaha menerbitkan senyuman di balik rasa sakitnya. Sumpah Lan ingin menangis meraung raung saat itu tapi dia tidak ingin membuat Al kawatir dan merasa bersalah padanya.

Lan tau jika mulut Al memang kejam dia tidak segan segan menyakiti orang dengan kata kata pedasnya tapi Al bukan peria berengsek yang suka main tangan pada wanita.

Lan kemudian mengambil selimut dan bantal dan meletakkannya di lantai. Seperti biasa di sinilah tempat tidurnya.

Al menatap miris kearah tubuh kurus dan mungil yang sedang meringkuk di bawah tempat tidurnya. Al baru tau tadi sore betapa menderitanya gadis itu. Lan bukan anak kandung dari keluarga pak Antoni tapi dia adalah anak baik dan bertanggung jawab. Dia adalah tulang punggung satu satunya di keluarga itu semenjak pak antoni lumpuh dan istrinya sakit sakitan sementara dia masih punya dua adik kecil yang butuh biaya untuk pendidikannya.

Lan sanggup melakukan apapun demi keluarganya termasuk menjual sebelah ginjalnya. Dan orang beruntung yang menerima ginjalnya adalah Al. Berkat Lan, Al bisa menghirup nafas dan menikmati dunia sampai hari ini.

"Terimakasih Lan..... tapi maaf aku tidak bisa mencintaimu. Tapi aku akan berusaha menjadi sahabatmu mulai detik ini juga" bisik Al

Ironis memang... orang yang kita benci setengah mati ternyata adalah orang yang memberi kita kehidupan.

Al berjalan kesebelah Lan, berjongkok di sebelahnya dan menatap wajah sembab gadis itu. "Rupanya ia menangis mungkin rasanya sakit sekali.... maaf aku sungguh sungguh tidak sengaja" bisik Al karena tak mau Lan bangun dari tidurnya.

Dengan pelan pelan dan hati hati Al mengangkat tubuh Lan kemudian ia membaringkannya di tempat tidur. Kemudian ia mengambil salep yang ada di atas nakas Lan yang meletakkannya tadi sehabis ia mengobati Al.

Al kemudian berjongkok di sebelah Lan. Tanpa ragu Al menyibakkan baju istrinya sampai ke dada. "Ahhhh.... kulitnya begitu halus dan mulus. Dan tonjolan di dadanya.... " Al menggeleng geleng mengingat kejadian panasnya dengan Lan malam itu. Malam itu Al sudah melihat betapa indahnya tubuh Lan. Walaupun dia belum sempat merasakan rasanya.

"Bangsat.... kenapa fikiranku jadi semesum ini??? Aku harus fokus mengobatinya"

Dengan tangan yang sedikit gemetar Al mulai mengoleskan salep pada memar Lan. Setelah itu Al kembali merapikan baju Lan, setelah menyelimuti gadis itu ia pun merebahkan tubuhnya di sebelah Lan.

Malam ini tidur keduanya sangat nyenyak, mungkin mereka berdua kelelahan karena menghadapi banyaknya peristiwa dari pagi.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Sinar mentari pagi mulai masuk ke celah calah ventilasi tapi dua orang yang terbaring di tempat tidur masih tidur dengan nyenyaknya.

Sampai akhirnya suara gaduh itupun datang. Kepala pelayan Shu menggedor gedor puntu kamar majikan mudanya tapi sama sekali tidak mendapat jawaban dari dalam.

Karena tidak ingin majikannya terlambat ksekolah ia pun memutuskan masuk ke dalam kamar majikan mudanya bersama seorang pelayan wanita.

"Astaga.... pantas saja tidurnya nyenyak" Ana berbisik pelan ketika melihat tuan mudanya tidur dengan memeluk istrinya dari belakang. Senyum tersungging di wajah kepala pelayan Shu. Tapi dengan cepat pula ia mengembalikan ekspresi datarnya. ia pun mendekati tempat tidur Lan.

"Bangunkan mereka!!!" perintah kepala pelayan Shu kepada Ana pelayan yang bersamanya

"Nona..... bangun!!!Nona...." kata Ana sambil mengguncang guncangkan tubuh sang majikan

Keduanya pun menggeliat, Lan kaget mendapati tubuhnya berbaring di sebelah Al dan yang lebih mengherankan dan mustahil untuk ia bayangkan Al memeluk tubuhnya. Berbeda dengan Al peria itu malah terlihat santai tanpa rasa kaget sedikitpun.

"Maaf kami kesiangan" kata Al

"Bergegaslah tuan dan nyonya sudah menunggu di meja makan" kata kepala pelayan shu

"Ya... kami akan segera bersiap siap" Al yang berbicara dominan sedangkan Lan masih diam dengan kebingungannya.

Kepala pelayan shu kemudian pergi keluar kamar bersama Ana

"Aku yang memindahkanmu tadi... ku dengar suara gaduh di luar makanya kamu ku pindahkan. Aku tidak mau kena marah lagi jika ada yang melihatmu tidur di bawah. Sebaiknya kita mualai berbagi tempat tidur dari sekarang" Ya.... bohong... tentu saja Al berbohong. Dia terlalu gengsi jika jujur menunjukkan kepeduliannya pada Lan. Harga dirinya terlalu tinggi untuk itu.

"Ooohhh.." Lan hanya bisa ber oh ria. Apa yang dia harapkan tidak akan pernah terjadi. Lan kemudian bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sedangakan Al masih terduduk di atas tempat tidur.

"Sialan kenapa aku tidak bisa menahannya? Jika seperti ini terus mungkin aku tidak bisa menjaga perjakaku"

Bersambung........



Apa yang Al lakukan pada Lan???
Penasaran gak????
Ayo dong koment biar aku bisa belajar memperbaiki tulisanku...

THE PRINCE'S SECRET WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang