Berita tentang Lan dengan cepat tersebar seantero sekolah, entah mengapa kalau itu menyangkut Al hal sekecil apapun pasti akan menjadi hal besar.
Banyak siswa yang mencibir dan menganggap Lan tak tau malu.
Kini sudah waktunya jam istirahat para siswa dan siswi berbondong bondong ke kantin memesan makanan favorit mereka untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan sedari tadi.
"Kamu ke kantin duluan ya!!! Dari sini kamu cukup lurus terus belok ke kiri. Tar aku nyusul" kata Ken
"Eemmm.... Ken, aku gak lapar aku istirahat di kelas aja ya!!!" pinta Lan
"Gak boleh pokoknya kamu mesti makan, sekalian pesenin aku mie ayam ya bilang aja Ken yang nyuruh" entah kenapa sekarang ken menjadi sangat perduli pada Lan
"Bos... Gebetan baru ya bos??? Kenalin dong! Bening amet... Kalau udah bosen boleh dong...." tiba tiba Azka teman sekaligus kaki tangan Ken tiba tiba datang . Seperti biasa cowok tampan ini selalu ngomong ceplas ceplos lancar tanpa di rem sedikitpun.
"Aduhh...." pekik Azka sambil mengusap kepalanya ketika bogeman Ken mendarat keras di kepala Azka
"Jaga bicaramu!! Dia murid baru namanya Lan. Awas kalau kamu berani macam macam sama dia" ancam Ken
"Iya...iya" kata Azka meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya yang cenat cenut akibat pukulan dari Ken. Wajah Azka terlihat sangat lucu dan menggemaskan sehingga mengundang gelak tawa dari bibir manis Lan. Ingin rasanya Lan mencubit pipi peria itu tapi niatan itu di urungkannya karena ia sadar dengan setatusnya sekarang, dia sudah menjadi istri dari seorang peria yang tak pernah menganggap dan menginginkan Lan. Peria yang bersikap dingin dan acuh pada Lan tapi sangat hangat, romantis dan penuh kasih terhadap Stella.
"Sekarang kau temani Lan ke kantin, jaga dia baik baik sebentar lagi aku menyusul" perintah Ken
"Iya... Iya" kata Azka yang masih mengelus kepalanya "ayo Lan" tangan kanan Azka meraih jemari Lan niat hati ingin menggandeng gadis itu tapi sekali lagi sebuah bogeman menoyor kepala Azka membuat nya kembali memekik
"Aduh.... Apalagi salahku?" keluhnya sambil menatap Ken
"Jangan pegang pegang dia brengsek" delik Ken
"Nanti kalau dia hilang bagaimana?" protes Azka manja mencari pembelaan.
"Makanya awasi dia!!!"
"Iya... Iya..." ayo Lan kamu jalan duluan biar aku mengikutimu.
Setelah kepergian Lan dan Azka, Ken merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah handphone canggih keluaran terbaru. Bagi sebagian orang mungkin akan berfikir ribuan kali menghabiskan banyak uang hanya demi sebuah handphone, tapi bagi Ken yang notabene nya pewaris sebuah hotel ternama yang memiliki cabang di dalam maupun luar negri itu bukan sebuah masalah besar bahkan dia dengan sukarela memberi satu handphone mahalnya pada Lan tanpa berfikir panjang.
"Bagaimana?" tanpa basa basi Ken langsung menyapa orang yang diajaknya bicara melalui sambungan handphone. Wajahnya seketika menjadi serius dan tegas
"Maaf tuan muda hasilnya nihil, keluarga yang merawat nona muda sudah pindah ke desa dan tetangganya tidak ada yang tau alamat keluarga itu di desa"
"Aku tidak mau tau, pokoknya kamu harus segera menemukan adik kembarku!!! Bagaimana pun caranya aku tidak perduli jika perlu telusuri semua tempat yang ada di dunia ini" perintah Ken dengan rahang yang mulai mengerat.
"Baik tuan muda, tuan muda ada yang bilang kalau waktu bayi nona muda memakai sebuah cincin zambrud merah di cincin itu terukir nama Kayla Pratista Suryonugroho"
"Cincin.....?" Gumam Ken tak yakin, jika iya kembaran nya mengenakan cincin saat bayi mungkin cincin itu sudah di jual oleh keluarga yang memungutnya "baiklah, tolong selidiki lagi!!" perintah Ken dengan suara lemah penuh keputus asaan.
"Baik tuan muda"
"Jadi namanya Kayla? Dik... Dimana kamu sekarang? Percuma aku menjadi peria kaya dan sukses tapi aku tak bisa membaginya denganmu.. Bagaimana keadaanmu sekarang? Cukup makan kah? Bahagia kah?" gumam Ken sedih
Tiba tiba seorang siswi berlari mencari Ken, nafasnya tersengal sengal dan mukanya pucat. Gadis itu bernama Dista. Dista merupakan teman sekelas Ken, dia gadis yang pendiam dan lumayan pintar. Penampilannya terlihat biasa dengan kaca mines tebal yang menghiasi matanya. Ken sedikit terkejut melihat gadis setenang Dista lari tergopoh gopoh sambil meneriakkan namanya
"Ken.... Ken"
"Ada apa?" Ken menoleh ke arah pintu tempat gadis itu berdiri sambil berusaha mengatur nafas ngosngosannya
"Anu.... Azka dan anak buahmu yang lain berantem dengan anak buah Al" terang Dista
"Biarkan saja bukankah sudah biasa seperti itu?" jawab Ken santai
"Tapi Lan..." ucapan gadis itu terpotong ketika melihat Ken sudah bangkit dari duduknya. Wajahnya tampak cemas tanpa bicara ba.. bi... bu... Dia langsung lari ke kantin. Dista yang cemas kembali berlari mengikuti Ken meskipun larinya kalah juh dari peria itu.
Di kantin beberapa orang terlihat berkelahi saling pukul diantara nya yang paling ia kenal adalah Azka dan Kevin. Sementara Al duduk tenang di meja makannya sambil memperhatikan permaisurinya dan dua dayang permaisurinya membuli Lan. Lan yang sekujur tubuhnya basah terlihat tak berdaya dia duduk di lantai sambil kedua tangan nya memeluk lututnya dengan erat"Bangun kamu gadis tak tau malu!!! Anak pembantu sepertimu bermimpi menjadi anggota keluarga Cirrillo?? Cuiihhh" maki Beril sambil meludah pada Lan
"Kau dengar tidak? Putri Stella menyuruhmu bangun!!!" perintah Dyra sambil menjambak rambut Lan.
"Aauuu.... Sakit.... Ampun... Hik..hik..." tangis Lan
Beril dan Dira kemudian menarik paksa tangan Lan. Memaksa tubuh basah tak berdaya itu berdiri tegap. Karena baju Lan basah terlihatlah tonjolan dua gunung besar dan padat yang di bungkus bra berwarna merah
"Astaga besar sekali" pekik salah seorang peria yang langsung mulutnya di jotos oleh Azka. Kevin dan beberapa siswa kemudian memegangi Azka sehingga dia tidak bisa berkutik sedikitpun. Peria yang di pukul oleh Azka terdiam sambil memegangi bibirnya"Buset payudara nya besar banget cuy" kata Kevin
"Siapa yang mau megang megang nih cewek aku kasi gratis" teriak Stella
"Gimana bos??" anak buah Al meminta persetujuan
"Suka suka kalian bagi bagi sama yang lain" jawab al Acuh tak acuh. Membuat hati Lan ter iris pedih tangisan Lan terdengar semakin pilu tiba tiba pukulan Ken mendarat pas di pipi kanan Al. Al yang tak siap menangkis akhirnya hanya pasrah sambil memegang pipinya
"Dasar cowok brengsek!!! Begini kah caramu memperlakukan wanita??" maki Ken sambil kembali melayangkan dua pukulan di pipi kanan dan kiri Al sampai Al tumbang
"Sudah...sudah!! Ken apa kamu gila? Jangan ikut campur karena ini urusan keluarga Cirrillo dan anak babu itu" kata Stella sambil melerai perkelahian Ken dan Al
"Ngomong yang benar siapa yang kau sebut anak babu???" bentak Ken. Wajahnya berubah merah dan menyeramkan. Matanya merah menatap Stella seolah ingin mencabik cabik gadis itu
"Aku tak menyangka kau se brengsek ini Al. Dia wanita teganya kau memperlakukan nya seperti itu apa lagi dia itu orang yang seharusnya kau jaga dan kau lindungi" kata Ken lagi
"Ingat Al, jika dia malu kau pun akan malu begitulah cara kerja hukum pasangan" Ken kemudian melepas bajunya dan memasangkan baju itu pada Lan.
"Apa maksud dari ucapan Ken, Al??" tanya Stella semakin cemas posisinya di gantikan orang lain. Stella kesal karena orang yang di tanyainya malah memilih pergi tanpa menjelaskan apapun
"Ayo Lan!!!" Ken meraih pundak gadis itu dan membawanya ke UKS di ikuti oleh Azka dan anak buahnya termasuk Dista entah kenapa gadis itu merasa kasihan pada Lan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCE'S SECRET WIFE
RomanceLan Pratista Rawnie terpaksa menikah dengan anak konglomerat Alcander Cirrillo demi untuk membayar hutang keluarganya. Kehidupan Lan yang menderita sedari kecil, di tambah menderita lagi setelah menikah dengan Al karena suaminya ternyata sangat memb...