37

23.1K 1.3K 124
                                    

Hay! Apa kabar? Baik dong ya^^

Jangan di skip dulu!

Aku cuma mau ngasih tau kalian bahwa aku bakalan gak update cerita ini dalam waktu mungkin semingguan:))

Soalnya aku lagi ada sesuatu buat cerita 'DIMADU' kalian udah baca belum? Jangan lupa baca ya^^

Nah, sekarang kalian boleh langsung baca^^ happy reading all:) i love you<3

*


Abel lagi-lagi menghela napasnya berat, entah harus kemana dia sekarang, dia benar-benar bingung.

Hingga pikirannya melintas pada nama Laura, iya Laura, mungkin akan menerima dia di rumahnya.

Dia ambil ponsel di dalam tasnya, matanya mengerjap ketika banyak panggilan tak terjawab dari Abi.

Abel menggeleng tak paham kemudian mencari nomor milik Laura.

"Ada apa, Bel? Tumben banget lo nelpon gue!"

Abel memutar bola matanya malas. "Yaudah gue tutup telponnya!"

"Eh-eh, gue becanda beb! Lo baperan! Jadi? Lo mau apa nelpon gue?"

"Lo ada di rumah?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Laura, dia lebih memilih menjawab dengan pertanyaan.

"Ada, lo kenapasih jangan bikin gue khawatir!"

Abel mengatukan bibirnya rapat, seenggaknya dia masih punya orang yang masih mengkhawatirkannya.

"Nanti gue ceritain kalo udah di rumah, lo!"

"Oke. Gue tunggu! Bay!"

Tut!

Panggilan terputus secara sepihak, Abel kembali menyandarkan punggungnya pada jok mobil.

"Saya harus mengantar mba kemana?" tanya sang supir pada Abel.

"Ke jalan XX!"

Supir itu pun mengangguk mengerti.

Beberapa menit berlalu, mobil pun berhenti setelah Abel menyuruhnya berhenti.

"Terima kasih, Pak!" ucap Abel ketika turun dari taxi kemudian memberikan uang.

"Terima kasih kembali, Mba!"

Abel mengangguk sopan kemudian meninggalkan taxi yang mulai menjauh.

Ting-Tong!

Cklek!

"Udah sampe, lo? Loh, mata lo kenapa bengkak kaya gini?!" teriak Laura dengan memegang wajah Abel.

Abel berhambur ke pelukan Laura, dia menangis tersedu-sedu.

"Lo kenapa, Bel?! Aduh, ayok masuk dulu!"

Abel mengangguk singkat kemudian melangkah ke dalam rumah Laura.

"Minum dulu!" suruh Laura sembari menyodorkan gelas yang berisi air pada Abel.

Abel pun tanpa sungkan mengambil gelas tersebut dan meneguknya hingga tandas.

"Oke. Mau cerita?" tanya Laura dan di balas anggukan lirih oleh Abel.

"Gue nyerah, Ra!"

"Ma-maksud lo? Lo mau bunuh diri, Hah?! Gila lo ya!!" teriaknya histeris.

"Anjing, lo!" kesal Abel dengan memukul wajah Laura menggunakan bantal sofa. "Maksud gue bukan itu, Laura! Dengerin gue dulu!"

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang