Jennie keluar dari lobby kantor bersama Irene, dan Jongin ternyata sudah menunggu nya di parkiran, pria itu rupanya masih punya cukup nyali untuk menemui mantan kekasih nya, atau lebih tepat nya, mantan tunangan nya, Jennie menatap tajam pada Jongin yang berdiri di samping mobil Jennie.
"Jen, dengar dulu aku bicara" bujuk nya, Jennie acuh, gadis itu membuka pintu mobil nya, di ikuti Irene yang membuka pintu penumpang depan.
"Dia hanya wanita bayaran yang tanpa sengaja aku temui di club, aku khilaf Jenn, beri aku kesempatan" mohon Jongin, Jennie mendesah lelah, ia lalu menoleh pada Jongin.
"Aku tak peduli siapa wanita itu, yang jelas kamu sudah mengkhianatiku dan tak ada lagi maaf untuk mu" ucap nya tajam sebelum menutup pintu mobil nya, dan berlalu meninggalkan Jongin begitu saja.
"Bagus Jen, kamu harus tegas, dia bukan baru satu atau dua kali mengkhianati mu, jika kamu memberinya kesempatan lagi, bukan tak mungkin ia akan mengkhianati mu lagi" ujar Irene menyemangati sahabat nya.
Dan Rio, ia sedang berada di halaman belakang rumah nya, untuk melakukan peregangan, ia memang hobby olah raga, itulah sebab nya, massa otot nya terbentuk sempurna di tubuh tegap nya.
Krriiinngg. . .
"Hallo"
"Taeyeon ingin memakai mu lagi, kali ini untuk acara radio"
"Jam berapa?"
"Satu jam lagi"
"Shit"
Rio segera mengakhiri kegiatan nya setelah menutup sambungan telpon nya, ia langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sret
Rio meraih case gitar, dan mengendarai motor nya dengan kecepatan nyaris full speed karena terburu-buru.
Sampai di tempat tujuan, penonton sudah berjubel di depan stasiun radio nasional, mereka ingin menonton secara langsung penampilan penyanyi solo idola nya.
Selesai acara, Rio pun mengemasi gitar nya, seorang pria yang lebih dewasa dari nya pun menghampiri, menyerahkan amplop coklat, sambil berkata "Taeyeon noona mengajak kita ke cafe tak jauh dari sini" Rio mengangguk, pria tadi sudah menshare lokasi tempat cafe berada, dan Rio pun memasuki nya.
Tink
Suara bel pintu cafe menarik perhatian Taeyeon untuk menoleh ke sumber suara, dan tatapan mereka bertemu, melihat meja Taeyeon sudah penuh dengan para gadis, dan manager Taeyeon juga berkumpul jadi satu dengan dua bodyguardnya, Rio pun memilih untuk duduk sendiri.
"Dia dingin sekali unnie, tapi kenapa unnie sering memilih dia untuk jadi aditional player dalam setiap pertunjukan mu?" Tanya Yoona salah satu teman Taeyeon, yang ditanya melirik ke arah pria yang sedang menikmati makanan nya dengan tenang itu.
"Permainan gitar nya bagus, tanpa aku harus mengatakan ini dan itu, dia seolah sudah bisa membaca isi kepalaku" jelas Taeyeon tentang alasan nya memilih Rio.
"Apa selama di kota ini, unnie akan memakai dia?" Tanya Yoona lagi ambigu.
"Yak!" Teriak Taeyeon pura-pura kesal, yang lain pun terpingkal, tapi tidak dengan Rio yang tetap fokus dan tak menggubris keramaian di seberang nya itu.
"Dia juga sangat cuek" komentar Sunny, Rio telah menyelesaikan makan nya, ia pun berdiri, semua gadis termasuk Taeyeon pun menatap nya.
"Saya permisi noona, dan terima kasih untuk makan malam nya" pamit Rio membungkuk hormat, Taeyeon mematung, begitu Rio berlalu, Yoona pun tersenyum lebar.
"Kau dengar suaranya unnie?" Tanya pada Taeyeon yang masih takjub dengan Rio.
"Suaranya begitu gantle dan, sexy" batin Taeyeon.
Ditempat yang berbeda, Jongin mengikuti mobil Jennie sampai di rumah.
"Jennie-ahh" panggil nya sambil berlari mengejar sang gadis
"Pergilah Jongin, aku muak melihat mu" usir Jennie enggan menatap pria itu
"Jenn, dengarkan aku!" Teriak Jongin, menarik kasar tangan kanan Jennie
Plak
Spontan tangan kiri Jennie menampar pipi Jongin, pria itu mendengus marah, wajah nya memerah, Jennie pun ketakutan, ingin berteriak tapi tenggorokan nya terasa tercekat, genggaman tangan Jongin semakin menguat karena amarah.
"Sakit" rintih Jennie memohon, tapi amarah Jongin terlanjur memuncak.
"Lepas, atau ku hancurkan kepala mu!" ancam Jisoo menodongkan stick softball ke arah kepala Jongin, yang mau tak mau, akhir nya melepaskan tangan Jennie, gadis itu beringsut dibalik punggung sang oppa sambil menangis ketakutan.
Jongin mengangkat kedua tangan nya tanda menyerah, sambil berjalan mundur menjauhi rumah Jisoo, tersenyum miring menatap Jennie penuh arti.
"Jangan hiraukan dia, ayo masuk" Jisoo memeluk sang dongsaeng dan membawa nya masuk ke dalam rumah.
"Aku takut oppa" adu Jennie terisak
"Tenang Jenn, ada oppa disini" hibur Jisoo.
"Jika dia masih menganggumu, hubungi aku, ok" pesan Jisoo.
Dan benar saja, beberapa hari kemudian, Jongin kembali meneror Jennie, tapi kali ini, Irene sudah lebih dahulu melihat nya dari lantai atas gedung kantor mereka, jadi Jennie pun menghubungi Jisoo yang menjemput mereka lewat pintu belakang gedung.
"Sakit, orang itu sakit Jenn, dia mengerikan" rancau Irene, di dalam mobil Jisoo.
"Kurasa Seoul tak lagi aman untuk mu Jen" ujar Jisoo.
"Bukan kah ada oppa" jawab Jennie
"Tapi aku lusa mau ke New Zealand selama sepuluh hari, siapa yang akan menjaga mu?" Cemas Jisoo, sambil mengemudikan mobil nya, Jennie terdiam, otak nya berpikir keras.
"Aku mengkhawatirkan kalian" cemas Jisoo, Jennie dan Irene pun gelisah, meski sasaran Jongin adalah Jennie, tapi Irene tentu ikut tak tenang, ia takut sesuatu yang buruk akan menimpa sahabatnya itu.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanfictionsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...