Prank
Jennie menjatuhkan piring di tangan nya menatap Jongin sang kekasih tengah bercumbu dengan wanita asing di pintu apartemen nya, mereka baru saja masuk, dan tak tahu jika Jennie sudah di dalam semenjak sejam yang lalu, sang pria menoleh dan terbelalak menemukan gadis nya ternyata berada di apartemen nya malam itu, air mata Jennie pun luluh, tak menyangka pria yang di cintai nya tega berkhianat.
"J-jennie" kaget Jongin gugup.
"Tadinya aku tak percaya dengan apa yang katakan oleh teman-temanku, tapi sekarang, aku telah melihat dengan mata kepala ku sendiri" kata Jennie dengan suara bergetar, dan air mata berurai membasahi pipi nya.
"Kita putus" ketus Jennie yang kemudian meraih tas nya di sofa, dan berjalan meninggalkan apartemen Jongin.
"Tunggu Jen, aku bisa jelas kan" Jongin berusaha mengejar Jennie, yang berjalan cepat
"Aku sudah melihatnya sendiri, apa lagi yang harus kau jelaskan?!" Teriak Jennie dilorong gedung apartemen.
"Dia bukan siapa-siapa Jen, dia. . ."
"DIAM!" bentak Jennie
"Sekali berkhianat, tetap pengkhianat, aku membenci mu" ketus Jennie tajam, sebelum ia memasuki lift.
Bruk
Jennie jatuh terduduk dilantai lift, tangis nya semakin hebat, hatinya terasa hancur berkeping-keping, hubungan yang sudah terjalin selama empat tahun lebih, kini harus kandas di tengah jalan, padahal, persiapan rencana pernikahan mereka sudah matang.
Jisoo memijat pelipis nya sendiri, bingung melihat dongsaeng nya yang tiba-tiba datang dalam kondisi tak baik-baik saja, sudah dua jam dan Jennie tak kunjung menghentikan tangis nya, ia pun lalu menghubungi Irene, sang kekasih yang juga adalah sahabat Jennie.
"Hallo"
"Sayang, bisa datang ke rumah? Jennie terus menangis disini dan aku tak tahu apa yang terjadi"
"Apa? Ya oppa, aku segera datang"
Tak sampai setengah jam, Irene telah tiba di rumah Jisoo, dan sang pria lah yang membukakan pintu rumah nya.
Ceklek
"Dimana dia oppa?" Tanya Irene mengkhawatirkan sahabat nya.
"Di kamar nya" jawab Jisoo, Irene pun segera bergerak menuju ke kamar yang di maksud Jisoo.
"Jennie-yaa" panggil Irene dengan suara cemas nya.
"Unnie" Jennie langsung terduduk, Irene pun menghampiri dan langsung memeluk Jennie.
"Benar kata mu unnie, aku melihat dia bercumbu dengan gadis asing di apartemen nya" adu Jennie dalam isakan nya, Irene mengusap-usap punggung Jennie untuk menenangkan nya.
"Yang penting kamu sudah melihatnya sendiri, karena aku tak tahu lagi harus bagaimana untuk memberitahumu" ujar Irene
"Maafkan aku unnie, yang selama ini tak mau mendengar kata-kata mu, aku terlalu di butakan oleh cinta nya selama ini" kata Jennie tersedu-sedu.
"Sudah, tidak apa-apa, unnie bisa mengerti" balas Irene lembut, Jisoo menatap penuh cinta pada kekasih nya yang begitu sabar, dan penuh kasih sayang pada dongsaeng nya, Jennie.
"That's why I love you" batin nya bangga menatap Irene sambil tersenyum tipis.
Akhir nya, tangis Jennie pun mereda, ditemani Irene, ia mencurahkan segala isi hati nya yang benar-benar patah sekarang, dan Irene pun mendengar nya dengan sabar, kadang, seseorang yang sedang putus cinta, tidak memerlukan nasehat, mereka hanya ingin di dengar.
Keesokan hari nya, Jennie sibuk membuat sarapan di dapur bersama Irene yang semalam menginap di rumah Jisoo untuk menemani nya.
"Ini kurang gula unnie" ucap nya pada Irene.
Jisoo terbangun karena mencium aroma masakan yang membuat perutnya keroncongan, ia berjalan ke dapur, dan Irene langsung menyodorkan segelas mocha latte pada sang kekasih.
"Wah, harum sekali, apa yang kalian masak?" Tanya nya sambil menyesap isi mug yang tadi diberikan oleh sang kekasih.
"Oppa mau apa? Nasi goreng kimchi, atau yang lain?" Tawar Irene, setelah semalam Jennie mendengar nasihat Irene panjang lebar, ia merasa lebih baik sekarang, dan berusaha untuk melupakan mantan kekasih nya.
Di tempat lain
Rio mengendarai motor nya, sambil menggendong case gitar di balik punggung nya, menuju ke sebuah tempat, seperti cafe terbuka, dimana ada pertunjukan live musik disana, ia akan mengiringi seorang penyanyi wanita yang akan tampil akustik, yaa, pekerjaan Rio adalah seorang gitaris, additional player yang biasa di panggil kesana kemari untuk mengiringi atau menjadi pemain gitar melody jika memakai tema group band.
Dengan wajah cool nya, Rio mulai memangku gitar akustik nya, dan mulai menyetelnya menyesuai kan dengan sound system, lalu seorang wanita pun naik ke atas panggung kecil dan duduk disamping kiri Rio, bersiap dengan stand mic nya.
Rio mulai memetik gitar nya, sang penyanyi pun menggoyangkan kepalanya mengikuti ketukan intro, sebelum mulai menyanyikan bait awal dari lagu yang akan ia bawakan.
Dua lagu, sudah Taeyeon nyanyikan, penoton masih belum puas.
"Lagi"
"Lagi"
"Lagi"
Teriak penonton dari bangku pengunjung yang rata-rata datang bersama pasangan atau rombongan teman-teman nya, Taeyeon terkekeh mendengar antusias penonton.
"Aku hanya bertugas untuk menyanyi disini, mau lanjut atau tidak, itu tergantung dengan pengiring nya" kata Taeyeon tanpa melirik ke arah Rio yang menatap datar ke arah depan.
Jreng
Paham dengan kalimat sarkas sang penyanyi, Rio pun kembali memetik senar gitar nya untuk melanjutkan pada lagu ketiga, tak ada interaksi antara Taeyeon dan Rio sebagai pengisi acara, keduanya memang terkenal sama-sama memiliki sifat pendiam, jika Taeyeon adalah pendiam karena dan pemalu, Rio adalah pendiam yang benar-benar diam, jika tak ditanya lebih dulu, dingin, dan angkuh, apalagi terhadap lawan jenis.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Hayran Kurgusama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...