EPILOG

2.8K 269 22
                                    

"Sayang, aku sudah menyiapkan potongan buah untuk mu, bangun ne" kata Rio membangunkan sang istri yang perutnya sudah membuncit, Jennie mengangguk, ia mengulurkan kedua tangan nya pada Rio karena tak bisa duduk tanpa bantuan sang suami, Rio lalu memapah sang istri yang mulai kesulitan berjalan, karena usia kandungan nya yang sudah memasuki usia sembilan bulan.

Rio duduk di belakang Jennie, menjaga tubuh sang istri yang bersandar nyaman pada nya, sambil menyuapi nya potongan buah melon, tangan kiri nya mengusap-usap perut sang istri, Rio tak ingin kehilangan lagi, jadi dia sangat menjaga sang istri, bukan berarti ia dulu tak menjaga Rose dengan baik, karena andai ia punya kesempatan untuk bertemu Chaenyeol, ia pasti akan menghabisinya juga.

Di usia kehamilan Jennie yang sudah menjelang hari kelahiran, Rio tak banyak mengambil banyak job, karena takut sang istri tiba-tiba kontraksi di saat ia tak ada di rumah, setelah menghabiskan buah nya, Rio menyodorkan gelas air putih ke mulut sang istri, jika dulu Rio yang manja pada Rose, dengan Jennie ini berbeda, sang istri lah yang lebih manja.

"Mau lagi?" Tanya Rio, Jennie menggeleng,

"Aku ingin begini saja dengan oppa" jawab nya, mereka berdua menonton tv, di temani Leo yang ikut tertidur diatas sofa di belakang Rio .

"Aku ingin begini saja dengan oppa" jawab nya, mereka berdua menonton tv, di temani Leo yang ikut tertidur diatas sofa di belakang Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disuatu malam

Rio tengah tertidur pulas bersama sang istri, sambil memeluk nya, Jennie tiba-tiba merintih, ia mengalami kontraksi

"Oppa" Jennie meringis sambil meremas tangan Rio kuat-kuat, sang suami langsung terjaga.

"Sepertinya anak mu minta keluar sekarang oppa" ujar Jennie menahan sakit.

"Baiklah, halmeoni bilang jangan panik, jangan panik" ujar Rio yang kemudian bangkit dan menyiapkan motor nya.

"Jangan panik, jangan panik" hibur nya pada diri sendiri, tapi justru sebalik nya, Rio malah semakin panik saat melihat air ketuban sang istri sudah pecah, bahkan ia sampai lupa memakai jaket, dan hanya memakai piyama tidur saja saat membawa sang istri ke rumah sakit, padahal, sebelum nya ia telah menyiapkan baju dan tas yang berisi perlengkapan bayi dan baju ganti milik Jennie, semua tertinggal di rumah, karena saking paniknya Rio jadi tak fokus.

Ahjuma Kim langsung menyusul sang cucu ke rumah sakit, ia ingin menemani Rio yang pasti akan mencemaskan Jennie, dan benar, pria itu mondar-mandir gelisah di depan ruang bersalin, dalam hati merasa takut, cemas, khawatir tapi juga tak sabar ingin segera melihat bayi nya lahir.

"Tuan Limario" panggil seorang perawat

"Saya" Rio mengangkat tangan kanan nya.

"Mari, anda sudah boleh masuk" beritahu sang perawat, pada Rio untuk menemani Jennie lahiran.

"Rio" panggil ahjuma Kim yang baru tiba, Rio menoleh pada sang nenek.

"Halmeoni" ia lalu memeluknya.

Me, And My Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang