"Nikmati saja unnie, rasanya tidak buruk, aku yakin unnie pasti akan ketagihan" goda Yoona dengan senyum lebar nya.
"Yak! Aku tidak seperti mu Yoona-yaa, yang pandai berakting" teriak Taeyeon, ia kelepasan.
"Oh, jadi unnie menganggap ini bukan bagian dari berakting?" Yoona menaik turunkan alis nya sambil tersenyum tengil, Taeyeon gelagapan.
"B-bukan begitu, aaarrrgghh. . . Sulit menjelaskan nya padamu" Taeyeon jadi uring-uringan sendiri karena dia grogi, dia gugup untuk menjalani adegan selanjut nya, ia meninggalkan Yoona dengan gelisah.
Sutradara pun memanggil Rio untuk mendekat guna pengambilan gambar adegan selanjut nya, pria itu nampak serius menatap Taeyeon sambil mendengar arahan dari sang sutradara.
"Uhum" jawab Rio mengangguk paham, Taeyeon yang di tatap Rio pun pura-pura memperhatikan arah lain, menghindari kontak mata dengan model nya.
Rio pun mendekati sang penyanyi yang nampak dingin, sebelum ia memegang tangan nya, Taeyeon sudah lebih dulu memperingatkan Rio.
"No heart feeling, okey?" Kata Taeyeon, Rio mengangguk mantap.
"ACTION!" Teriak sang sutradara, Rio pun mendekatkan wajah nya kearah Taeyeon, tapi gadis itu malah mundur selangkah.
"CUT!"
"Tae?" Bingung sang sutradara
"A-aku . . ." Gugup Taeyeon meminta break sebentar, ia pun ijin ke toilet, disana ia nampak gelisah, berkali-kali ia mengambil nafas karena saking nervous nya, sepuluh menit kemudian.
"Aku benci shooting mv dengan memakai model seperti ini" gerutunya pada Wendy dan Yoona, tak ada tanggapan selain kekehan.
"Ingat Wendy ya, ini untuk pertama dan terakhir kali nya aku memakai model, setelah ini, aku tak mau lagi" ancam nya pada sang manager yang mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum senang.
Ini sudah ketiga kalinya Taeyeon meminta break, karena ia belum merasa siap, tapi untung nya, meski Rio nampak cool, dan angkuh, tapi rupanya ia adalah sosok yang sabar, ia tak mengeluh sama sekali dengan sikap Taeyeon, dan akhir nya, adegan akhir pun diambil, Rio mulai mendekatkan wajah nya, lalu. . .
Cup
Bibir mereka saling menempel seperti kata sang sutradara.
Tapi, bukan Rio jika menuruti kata sang sutradara, ia melumat lembut bibir bawah Taeyeon yang sedikit terbuka.
Kedua tangan Taeyeon pun menempel di dada bidang Rio.
"Brengsek" batin Taeyeon sambil menutup kedua matanya, wajah memanas, merona, ia mengumpat karena, ia yang memperingatkan Rio, tapi justru sekarang dia lah hati nya dibuat porak poranda oleh adegan ciuman nya.
"CUT!"
"Good job" teriak sang sutradara puas, Taeyeon langsung berlari menuju toilet, jantung nya berdegup hebat, rasanya ia malu untuk bertemu Rio lagi, tapi itu tidak mungkin, karena mereka saja tinggal serumah.
Wendy dan Yoona terpingkal puas, menatap Taeyeon yang berjalan kearah mereka, wajah nya tak sedingin tadi, justru ia malah terlihat seperti menahan senyum malu-malu.
"Bagaiaman unnie?" Tanya Yoong usil.
"Aku tak akan menjawab pertanyaan mu" jawab Taeyeon, kemudian berlalu begitu saja.
"Aku pulang dengan mu Yoong!" teriak nya.
"Unnie malu ya bertemu Rio?" tebak Yoona jahil.
"Diam Yoong" marah Taeyeon, dia melamun menatap keluar jendela mobil Yoona, rusa itu terbahak.
"Kita kemana?" Tanya Yoona serius.
"Ke rumah mu" Taeyeon masih jutek
"Unnie tidak pulang? Bukan kah Rio di rumah unnie? Kasihan dia unnie, dia tamu" bingung Yoona mencoba memberi pengertian pada sahabat nya itu, Taeyeon menghela nafas.
"Aku malu bertemu dengan nya" jujur Taeyeon, Yoona tersenyum lucu sambil menggeleng, merasa gemas dengan tingkah malu-malu Taeyeon yang baru kali ini ia lihat.
"Unnie ada perasaan dengan Rio?" Tanya nya, Taeyeon tak menjawab.
Tiba di rumah sang penyanyi, Rio bingung, karena ia ditinggal sendiri, tapi dia tak punya pilihan lain selain tetap tidur di rumah Taeyeon, dan pulang ke Jeonju besok pagi.
Di Jeonju
"Kemana anak itu?" Gumam ahjuma Kim menatap cemas rumah Rio yang sudah dua hari lampu nya tidak di matikan
"Halmeoni mencari siapa?" Tanya Jennie menghampiri sang nenek di halaman depan rumah nya.
"Rio" jawab ahjuma Kim
"Siapa itu halmeoni?" Jennie mengerutkan kening nya.
"Dia pemuda yang tinggal di rumah depan itu" jawab nya sambil menunjuk ke arah rumah Rio.
"Aku tidak pernah melihat nya" kata Jennie
"Dia jarang keluar rumah memang, hanya pagi saat jogging, dan pulang pergi kerja saja, selain itu dia hanya berdiam diri di dalam" jelas ahjuma Kim, sambil berjalan memasuki rumah nya, Jennie menoleh menatap penasaran rumah Rio yang mendengar dari penuturan sang nenek, bisa Jennie tebak jika Rio adalah sosok yang misterius.
Keesokan hari nya di Seoul, Rio telah bersiap hendak pulang, ia sudah berdandan rapi, sambil menggendong ransel nya.
Taeyeon menatapnya Rio dari kejauhan, merasa tak enak, dan tak tega, tapi gengsi nya lebih mendominasi.
"Unnie yakin tak ingin menemui nya sebentar saja?" Tanya Yoona
"Tidak" jawab Taeyeon yakin.
"Ini saat yang tepat unnie, untuk menunjukan perasaan unnie pada nya, ini kesempatan mu" bujuk Yoona berusaha meyakin kan Taeyeon akan perasaan nya pada Rio, tapi wanita dingin itu tetap pada keyakinan untuk diam.
"Rio-sii" sebuah mobil berhenti tepat di depan Rio.
"Sajangnim mengutus saya untuk mengantarkan anda ke Jeonju" beritahu pengemudi mobil tadi.
Rio tak menjawab, tapi ia langsung membuka pintu penumpang belakang mobil sedan mewah itu, yang aslinya adalah kiriman Taeyeon, Yoona menghela nafas dengan sifat bebal unnie nya itu, yang tak mau mengikuti saran nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanfictionsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...