Rio kembali duduk disamping Jisoo sambil meletakan segelas air putih untuk sang tamu.
"Malam ini ada job dimana?" Tanya Jisoo
"Di Briliant hotel" jawab Rio.
"Aku boleh ikut?" Tanya nya Jisoo lagi, Rio menatap nya serius.
"Tentu" jawab Rio yang segera menyiapkan motor nya, Jisoo mengirim pesan pada Irene untuk berpamitan jika ia pergi keluar sebentar.
Tiba di ballroom hotel Briliant, Jisoo mengikuti Rio menuju ke balik panggung, untuk bersiap-siap, mata nya mengedarkan tatapan mengawasi lingkungan asing yang baru, dan tatapan nya jatuh pada. . .
"Yoona Lim" gumam Jisoo terkejut bukan main
"Rio, aku tidak salah lihat kan?" Tanya nya masih tak melepas tatapan nya dari Yoona, Rio ikut menoleh kearah tatapan Jisoo.
"Uhum" jawab Rio acuh, sambil mengeluarkan gitar dari case nya.
"Kenapa artis sekelas Yoona Lim bisa berada disini?" Selidik Jisoo penasaran.
"Untuk sahabat nya" jawab Rio singkat, ia lalu bersiap menuju panggung, karena seorang staff sudah memberi nya kode, melihat Taeyeon berdiri di belakang Rio, Jisoo pun terbelalak, semakin tak percaya, dan kini ia mengerti kenapa Yoona Lim disana.
"Ah beruntung sekali kamu Rio, bekerja di sekeliling wanita-wanita cantik, tapi percuma jika hati mu tetap tak tergoyahkan" batin Jisoo.
Taeyeon sendiri memegangi mic nya sambil menatap tubuh tinggi menjulang di hadapan nya itu, dari bawah ke atas dan sebaliknya, entah apa yang ada di pikiran wanita kelahiran Jeonju itu.
"Aku iri dengan pekerjaan mu" ucap Jisoo pada Rio saat mereka dalam perjalan pulang.
"Tapi penghasilan mu lebih besar dari pada pekerjaan ku" sahut Rio, Jisoo terkekeh.
"Andai aku bisa bermain alat musik" katanya lagi, mereka pun tiba di rumah hampir tengah malam, dan Rio menurunkan Jisoo di depan rumah sang nenek.
"Aku besok pagi harus kembali ke Seoul, aku kemari untuk mengantar dongsaeng ku, Jennie, dia dalam masalah, mantan tunangan nya terus datang dan meneror nya, untuk itu ia aku sembunyikan disini" ujar Jisoo yang sudah turun dari motor Rio dan berdiri disamping sang gitaris itu.
"Aku minta tolong pada mu Rio, ikut awasi dan jaga Jennie selama dia disini, kamu tahu kan, di rumah ini hanya ada halmeoni, dan pada siapa aku bisa meminta tolong jika bukan pada yang dekat" mohon Jisoo, Rio menatap rumah dibalik punggung sahabat nya itu.
"Aku tidak janji" singkat nya.
"Kamu tak perlu berjanji apa-apa, cukup jawab iya aku sudah lega" desak Jisoo, dan Rio mengangguk.
"Gumawo Rio-yaa, aku percaya padamu" Jisoo menepuk-nepuk bahu Rio, sebelum ia menarik gas motor nya pulang ke rumah yang hanya terpisah oleh jalan beraspal.
Krriinng. . .
Ponsel Rio berdering saat ia bersiap untuk membaringkan tubuh nya diatas ranjang.
Seulgi Bear Is Calling
"Hallo bear"
"Hallo chicken-yaa, besok pagi ada orang penting yang ingin bertemu di cafe dengan mu, datang lah"
"Siapa?"
"Datang saja, dia tiba dari Seoul jam 7 pagi, kamu harus sudah di cafe sebelum jam itu, mengerti?"
"Hmm"
"Ini menyangkut tentang pekerjaan Rio, jangan terlambat"
Rio tak menyahut, tapi ia langsung mematikan sambungan telpon nya secara sepihak.
Keesokan hari nya, Rio hanya sempat melakukan peregangan sebelum akhirnya ia harus segera berangkat ke cafe The Bear, milik Seulgi.
"Duduklah, sudah sarapan?" Sambut Seulgi mempersilakan sahabatnya itu masuk ke ruangan nya, Rio menggeleng, Seulgi lalu meminta anak buahnya menyiapkan sarapan untuk Rio, berupa roti pancake yang disiram madu, telur mata sapi dan sosis goreng, serta segelas susu.
"Jisoo kemarin datang dari Seoul" ucap Rio setelah menyelesaikan sarapan nya.
"Hah? Bawa dia kemari Rio-yaa" kaget Seulgi, mereka bertiga dulu adalah teman semasa Senior High School.
"Dia sudah pulang pagi ini" jawab Rio
"Apa-apaan dia itu, datang tak mengabari dan mengunjungi, tiba-tiba langsung pergi lagi" kesal Seulgi.
"Dia hanya mengantar dongsaeng nya" Rio lalu bercerita tentang obrolan nya dengan Jisoo sampai akhirnya anak buah Seulgi mengetuk pintu ruangan nya, dan mengantar tamu yang sudah ditunggu-tunggu oleh Rio dan Seulgi.
"Selamat pagi nona" sapa Seulgi ia membungkuk hormat begitu juga dengan Rio.
"Selamat pagi" balas wanita itu.
"Rio, kenalkan, dia nona Son Wendy, manager Kim Taeyeon" ujar Seulgi.
"Rio/Wendy" ucap mereka sambil bersalaman.
"Kamu pasti bingungkan karena tak pernah mengikuti Taeyeon unnie selama disini?" Tanya Wendy pada Rio yang menatapnya serius, yang ditanya mengangguk.
"Aku ada, tapi unnie meminta ku untuk jaga jarak, karena ia ingin bebas di kota kelahiran nya" jelas Wendy
"Dan aku kesini, di utus oleh produser kami, untuk menawari mu pekerjaan" Wendy mulai menjelaskan maksud kedatangan nya.
"Pekerjaan?" Gumam Rio tak mengerti.
"Yaa, untuk menjadi model di mv lagu terbaru Kim Taeyeon" jawab Wendy, Seulgi tersenyum bangga menatap Rio.
"Maaf, aku tidak bisa" tolak Rio membuat Seulgi terbelalak saking kaget nya.
"Kamu bahkan belum memikirkan nya Rio-yaa, jangan langsung jawab tak bisa" kesal Seulgi, Wendy tersenyum dengan ucapan Seulgi.
"Aku tidak tertarik Seul" acuh nya
"Apa yang membuat mu tidak tertarik?" Tanya Wendy santai, Rio terdiam tak menjawab, wanita itu lantas mengeluarkan map dari dalam tas nya, untuk meyakinkan Rio agar bersedia untuk menjadi model bagi Taeyeon.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanfictionsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...