Rio membuka kunci pintu rumah nya, dan Jennie menunggu di belakang nya sambil menatap punggung kokoh yang tadi menjadi tempatnya bersandar selama perjalanan pulang dari cafe The Bear, Jennie tersenyum sendiri membayangkan punggung Rio jika tanpa sehelai benang pun yang menutupinya.
"Masuklah" Rio membuka pintu dan membiarkan Jennie melewati nya terlebih dahulu, gadis itu pun masuk dan langsung duduk di sofa depan tv.
"Itu kamar ku, kamu bisa memakai nya" tunjuk Rio pada satu-satunya kamar di rumah itu, karena kamar satunya ia ubah menjadi studio mini pribadi nya.
"Ok" jawab Jennie, ia lalu berjalan menuju ke kamar Rio, dan pria itu menatap pantat Jennie yang berjalan sambil berlenggak lenggok menggoda, bukan karena sengaja, tapi karena Rio memang yang entah kenapa begitu mudah tergoda oleh seorang Jennie, yang tiba-tiba datang di kehidupan nya dan berhasil meruntuhkan sedikit demi sedikit benteng kokoh yang selama ini sudah Rio bangun dengan susah payah.
"J-jennie" suara Rio mulai kacau
"Ya oppa?" Jennie menoleh.
"Jangan lupa kunci pintu nya" kata Rio, dia takut khilaf, dan akan nekat memasuki kamar nya nanti, sang gadis hanya tersenyum, Rio pun memasuki studio mini nya, dan menjatuhkan tubuh lelah nya diatas sofa.
Berdekatan dengan Jennie membuat seluruh tubuhnya terasa kaku dan tegang, ia pun menghela nafas panjang, mencoba mengusir bayang-bayang tubuh Jennie dari pikiran nya, ia hanya terdiam, dan menatap langit-langit mini studio nya.
"Aaargghh. . . " geram Rio karena milik nya masih mengeras, punggung nya masih belum mampu mengusir rasa kenyal yang menempel tadi, dia butuh pelepasan, Rio gelisah, akhir nya ia memutuskan untuk ke kamar mandi dan bermain solo, Rio membuka jaket nya, lalu keluar dari mini studio.
Ceklek
"Oh no" Jennie dan Rio sama-sama mematung, dan saling bertatapan dalam diam, Jennie di ambang pintu kamar menoleh ke arah Rio yang baru keluar dari mini studio, yang satu dari dapur yang satu hendak ke toilet.
"Belum tidur?" Tanya Rio untuk menutupi kegelisahan dan kecanggungan nya.
"Aku gerah oppa, dari dapur untuk mengambil air" jawab Jennie, Rio mengangguk salah tingkah, tubuhnya sudah merasa tak enak karena siksaan, ia menggaruk belakang telinga nya, yang berarti, libido nya sedang tinggi.
"Tidurlah, sudah malam, dan jangan lupa kunci pintu nya" ucap Rio buru-buru, ia pun segera berjalan cepat menuju ke toilet.
Brak
Rio membanting pintu kamar mandi, duduk di atas toilet dengan gelisah, lalu ia membuka kancing celana nya sendiri.
"Sialan kamu Jennie Kim, rasanya aku ingin menghukum mu" gumam Rio sambil mengocok sendiri penis nya dengan mata terpejam, tubuh menegang.
"Rosie. . . Aaaahhh. . . " lenguh nya, butuh waktu berjam-jam bagi Rio untuk melampiaskan sesuatu yang sudah sekian tahun tak terpuaskan, wajar dia mudah tergoda dan terganggu oleh Jennie, gadis itu sangat sexy, dengan tubuh mungil yang menggemaskan, dada penuh yang terlihat padat, bibir tipis yang membuat lawan jenis menelan ludah jika ia sedang berbicara, serta suara yang mampu membuat bulu kuduk meremang, dan Rio harus bertahan dengan gadis semenggoda itu selama semalaman.
Nafas Rio tersengal, wajah nya memerah, rahang nya mengetat kuat, peluh bercucuran, ia masih di dalam kamar mandi, ia harus terlihat baik-baik saja saat keluar nanti, tak ingin tertangkap basah oleh Jennie jika ia terangsang dengan gadis itu.
Sementara di kamar Rio, Jennie terlentang, sambil menggigit bibir bawah nya, menahan senyum, dan tangan kanan menekan dada kiri nya sendiri.
"Oh God, tubuh berotot itu, pasti rasanya akan menenangkan dan nyaman jika tidur di dalam dekapan nya, rahang yang tegas semakin menguatkan kesan jantan nya" batin Jennie kagum.
"Rasanya aku ingin menyentuh perut sixpack itu, suaranya yang begitu tenang dan berat, sungguh melenakan" gumam Jennie
"Sebesar apa bagian bawah nya?" Batin Jennie semakin liar, ia terkikik malu sendiri.
"Astaga, Jennie buang pikiran kotor mu jauh-jauh" gerutunya sendiri.
Rio sudah mulai terlihat tenang, ia pun keluar dari toilet, mengambil air segelas penuh dan membawanya ke ruang tv, meminum nya sedikit demi sedikit sambil menatap tajam pintu kamar nya yang di huni oleh Jennie.
"Semoga kamu mengunci pintu nya Jenn" batin Rio, ia takut jika sampai tak kuat menahan ia akan memasuki kamar nya dan menyakiti Jennie, Rio tentu tak mau itu terjadi, selain sudah berjanji untuk ikut menjaga gadis itu, ia juga tak ingin mengkhianati Rose.
Netra Rio menangkap bayangan hitam yang nampak bergerak di sela bawah pintu kamar nya, gadis itu belum tidur rupanya.
"Apa yang dia lakukan? Kenapa tak kunjung tidur?" Batin Rio, ia kembali kacau, nafas nya terasa berat, ia memejamkan kedua matanya, mencoba mengusir pikiran kotor nya, tapi, yang ada malah bayangan tubuh Jennie yang hanya memakai dalaman dan celana jeans tadi muncul di benak Rio.
"Damn you Jennie, rasanya aku ingin menindihmu semalaman" erang Rio sambil mengepalkan kedua tangan nya, menahan gejolak yang membuat tubuh nya memanas, Rio pun segera berdiri dan memasuki kamar nya, mengambil salah satu gitar favorit nya, dan mencoba memetik nya sambil bersenandung sendiri, guna meredakan libido nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanfictionsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...