Jennie berbaring diatas ranjang Rio, dengan pintu yang sengaja dibuka lebar, Jennie berharap, Rio akan masuk sambil bertelanjang dada dan siap mengungkung nya dibawah tindihan tubuh sempurna nya, Jennie menggigit bibir bawah nya, membayangkan Rio yang liar dan nakal diatas ranjang bersama nya, membuat titik inti Jennie berkedut, ia menghela nafas dengan debaran jantung yang tak biasa.
"Jenn" Rio memang tiba-tiba memasuki kamar nya dan berdiri diambang pintu, sambil memakai celana basket nya.
"Ya oppa?" Jennie memutar tubuh nya, sedikit terkejut.
Melihat belahan dada Jennie, membuat Rio bereaksi, tubuhnya sedikit memanas, tanpa ia sadari, miliknya pun juga menggeliat, mereka berdua saling bertatapan, Jennie menatap selangkangan Rio yang tiba-tiba mengembang, dan Rio menatap belahan dada Jennie yang menggoda"Ingin ku jamah milikmu yang padat itu dengan kedua tangan ku" batin Rio berfantasi.
"Aww, aku membayangkan milikmu yang jantan, dan besar itu memasuki ku dan memenuhi nya" nafas Jennie menjadi sesak membayangkan pergumulan yang panas dengan Rio.
"J-jisoo baru saja menghubungi ku, dia besok akan datang mengantar ahjuma Kim" beritahu Rio dengan suara serak karena terangsang.
"Yaa oppa" Jennie mengalihkan tatapan nya dengan wajah merona, ia malu sendiri dengan pikiran kotor nya, Rio pun membalikan tubuh nya dan meninggalkan kamar, ia butuh ke toilet segera dan secepatnya.
Dan keesokan hari nya, Jisoo datang bersama sang nenek, dari Seoul, Jennie berlari menyeberang jalan menyambut oppa nya dan ahjuma Kim, Rio pun mengikutinya dari belakang.
"Halmeoni" seru Jennie membentangkan kedua tangan nya, begitu juga dengan sang nenek, mereka berpelukan.
"Jennie rindu" adu nya manja
"Halmeoni juga" balas sang nenek.
Rio berjalan mendekati Jisoo, tapi pria itu justru malah merangkul dan membawa Rio menjauhi rumah sang nenek, yang di rangkul pun mengerutkan kening nya.
"Apa Jennie merepotkan mu?" Tanya Jisoo, Rio menggeleng
"Kalian sudah. . . " tanya Jisoo sambil mengerakan jari tangan kiri dan kanan nya dengan telunjuk kiri nya keluar masuk di ibu jari dan telunjuk kanan nya yang membentuk lingkaran seperti lubang, Rio menatap Jisoo tak percaya👉👌
"Aku tidak sakit, halmeoni ke Seoul untuk melancarkan rencana kami menjodohkan mu dengan Jennie" ungkap Jisoo, Rio menangkis kasar tangan Jisoo yang masih bergerak aneh.
"Jangan marah Rio-yaa, kami hanya berpikir jika kalian cocok, kamu mampu menjaga Jennie" bujuk Jisoo, mengejar Rio yang kini berjalan pulang.
"Jennie juga tak tahu tentang hal ini" putus asa Jisoo, Rio menghentikan langkah nya.
"Aku tahu kamu pria baik, yang tak akan menyakiti Jennie seperti yang Jongin lakukan pada nya, tolong Rio-yaa, coba beri Jennie kesempatan" bujuk Jisoo, ia lalu menyusul Rio memasuki rumah.
Di tempat ahjuma Kim.
"Kenapa semua nya masih utuh?" Kagetnya saat membuka kulkas, karena bahan makanan yang ia tinggalkan untuk Jennie hanya berkurang sedikit, sang cucu terkikik malu-malu.
"Jennie makan di rumah Rio oppa, halmeoni" jujur nya dengan wajah merona.
"Kamu merepotkan nya?" Sang nenek pura-pura marah.
"T-tidak halmeoni, Jennie yang memasaknya"
"Oops" Jennie membungkam mulut nya, kelepasan jika ia sering berada di rumah Rio, ia takut sang nenek pasti akan marah.
"Kalian tidak. . . ?" Selidik sang nenek, Jennie panik.
"Tidak halmeoni, oppa orang yang baik, dia benar-benar menjaga ku" potong Jennie cepat agar sang nenek tidak marah.
"Halmeoni tahu, Rio adalah orang yang bisa di percaya" puji ahjuma Kim lega.
Kembali ke Rio
"Kamu tahu kan Soo, Rose masih tersimpan di hati ku, aku tak ingin menyakiti dongsaeng mu" jelas Rio.
"Bukan Rose yang masih di hatimu, tapi kamu yang tak mau mencoba untuk mengusir nya, kamu butuh kehadiran sosok baru Rio, jangan siksa diri mu" nasehat Jisoo agar Rio mau membuka hatinya untuk wanita lain.
"Aku merestui kalian, Jennie butuh pria yang bisa menjaga dan melindungi nya, dan aku menemukan sosok itu ada pada mu" rayu Jisoo.
"Coba jalani, aku menantang mu" ucap Jisoo keluar dari rumah Rio, ia langsung bertolak ke Seoul, karena tak mungkin meninggalkan pekerjaan nya terlalu lama, setelah Jisoo pergi dari rumah sang nenek, ada mobil lain yang berhenti tak jauh dari sana.
"Disitu kamu tinggal rupa nya" smirk Jongin yang ternyata mengikuti mobil Jisoo yang mengantar sang nenek.
"Baik, tunggu aku nanti malam Jennie Kim" batin Jongin.
Jennie melambaikan tangan kanan nya pada Rio yang pergi manggung, karena halmeoni sudah tiba dari Seoul, jadi Jennie tak bisa ikut Rio, ia menemani sang nenek di rumah.
Lampu di rumah ahjuma Kim sudah dimatikan semua, kecuali kamar Jennie dan sang nenek, Jongin mengendap-endap, menyusup kedalam rumah, membuka pintu kamar pertama, dan terkunci, tapi di pintu kamar kedua, terbuka, karena Jennie lupa mengunci nya, ia terbiasa tidak mengunci pintu kamar jika di rumah Rio.
Hap
Jongin membekap mulut Jennie, dan menodongkan pisau tepat di wajah nya.
"Diam, atau aku akan menusuk mu!" ancam Jongin, Jennie mengangguk ketakutan, nafasnya tak karuan saking takutnya.
"Ah" pekik Jennie saat Jongin memutar tubuh nya dan mengikat kedua tangan nya, ahjuma Kim terbangun, ia memasang telinga nya untuk mendengar lebih jelas, tapi tak ada suara, ia pun tak curiga.
Sret
Jongin menyeret tubuh Jennie yang sudah terikat menuju ke mobil bak terbuka nya.
"HALMEONI!" teriak nya, karena tahu Jongin sedang tak memegang pisau nya.
Bugh
Jongin memukul Jennie sampai gadis itu jatuh pingsan, ahjuma Kim terbangun, ia menyalakan lampu ruang makan dan ruang tengah, melihat ada suara mobil menyala ia pun bergegas mengejar nya, tapi terlambat, Jongin sudah membawa tubuh tak berdaya Jennie.
"JENNIE-AHH!" teriak ahjuma Kim mengejar mobil asing tadi.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanfictionsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...