Rio menarik penis nya dari dalam vagina Jennie, ujung nya nampak bernoda darah perawan milik sang wanita, ia lalu meraih tissu di nakas dan menyeka nya, lalu mengambil beberapa lembar lagi untuk menyeka milik Jennie yang meringis nyeri.
"Tunggu sebentar, aku siap kan air hangat untuk kita mandi berdua, air hangat akan menghilangkan nyeri mu nanti" ujar Rio, ia mengecup kening Jennie, lalu keluar dari kamar hanya dengan celana boxer nya, gadis itu masih menatap kagum pada tubuh kekar Rio yang tadi sempat ia jamah.
Setelah mengisi bathup dengan air hangat, Rio pun menjemput Jennie ke kamar nya, dan menggendong tubuh polos nya.
"Oppa. . ." Rintih Jennie mencengkeram lengan Rio kala milik nya mulai menyentuh air hangat, nyeri nya semakin hebat, Rio yang melihat itu pun tak tega.
"Maaf, semua karena salah ku" lirih nya merasa bersalah menatap sendu pada Jennie.
"Bukan, bukan salah oppa, karena aku pun juga menginginkan nya" balas Jennie, selesai mandi, Jennie masih terus berada di gendongan Rio, hanya kali ini dia sudah berpakaian lengkap, ia tak bisa berjalan karena milik nya masih perih.
Rio membawanya ke dapur, Jennie melingkarkan kedua lengan nya dibahu Rio, sesekali ia mengecup tengkuk nya.
"Jennie" tegur sang pria karena ulah sang gadis membuat tengkuknya meremang, dan yang di tegur hanya terkikik tanpa dosa.
Rio dan Jennie sudah menyelesaikan makan malam nya sejak dari dua jam yang lalu, kini mereka tengah menonton tv dengan posisi berbaring miring diatas sofa dan memeluk Jennie yang membelakangi nya, gadis itu rupanya sudah terlelap, dan Rio tiba-tiba lengan kanan nya yang dipakai Jennie sebagai bantalan kepalanya terasa memanas, leher Jennie juga berkeringat, Rio kaget, ia lalu mengechek suhu tubuh Jennie dengan punggung tangan nya, dan benar dugaan Rio, Jennie demam, hal ini wajar terjadi pada wanita sehabis pecah perawan, biasanya karena milik sang pria yang terlalu besar, jadi vagina nya belum menyesuaikan ukuran nya, menyebabkan luka yang akhirnya menjadi demam, karena Rose dulu pun juga mengalami hal yang sama dengan Jennie, Rio menggendong sang gadis masuk ke dalam kamar dan membaringkan nya, tak ada yang ia lakukan selain melucuti baju Jennie, dan menyiapkan air putih, suhu tubuh Jennie tak boleh di turunkan secara mendadak, dan telanjang adalah salah satu cara yang paling ampuh.
"Oppa, dingin" rancau Jennie dengan mata masih terpejam, padahal suhu tubuhnya panas, tapi Jennie merasa kedinginan, Rio pun ikut membuka baju dan celananya, lalu naik keatas ranjang dan memeluk nya.
"Tahan ne, kamu demam" lirih Rio di telinga kanan Jennie, ia terjaga sepanjang malam karena mengkhawatirkan Jennie, menjelang subuh, suhu tubuhnya pun mulai menurun
Sret
Rio menarik selimut untuk membungkus tubuh polos mereka, dan ia baru bisa merasa tenang, meski tetap tak bisa tidur karena milik nya yang begejolak sebab bersentuhan dengan tubuh Jennie.
Keesokan hari nya, Jennie terusik dengan jamang dan kumis Rio yang mulai tumbuh kasar, ia menoleh, dan menatap wajah kekasih nya yang masih tertidur pulas, Jennie beringsut menghadap kearah Rio, ia terkejut mendapati milik Rio berdiri tegak dibawah selimut, untuk kembali bercinta juga tak mungkin karena milik nya masih nyeri, tangan nakal Jennie pun meraba nya, dari bawah keatas.
"Eennggghh. . ." Rio mengerang dalam tidur nya merasakan sesuatu yang mulus dan hangat menyentuh milik nya.
Jennie mengecup dada Rio, dan mulai meremas pelan batang kemaluan milik sang pria yang semakin menantang karena rangsangan.
"Jennie-ahh. . ." Gumam Rio resah, mungkin ia pikir jika apa yang ia rasakan adalah mimpi.
"Aaaaaakkkkhhh. . ." Desah Rio nikmat, tangan kiri nya mencengkeram guling untuk menahan rasa nikmat yang ia dapatkan dari mulut Jennie yang mulai mengulum penis nya, jilatan nakal di lubang penis nya membuat Rio menyerah.
"Oooouuugghhh. . . Jennie. . . " ia pun menyemburkan sperma nya yang tak sengaja mengenai sebagaian wajah Jennie, Rio langsung terbelalak, ketika ia sadar telah mencapai klimaks, dan langsung menatap ke bawah, dimana wajah Jennie tepat berada di selangkangan nya.
"Jennie" Rio panik, ia merasa malu dan sungkan, tangan kanan nya pun segera meraih kaos milik nya dan menyeka wajah Jennie yang malah tersenyum manis pada nya.
"Lain kali jangan lakukan itu" protes Rio
"Kenapa? Aku menyukai nya, milik oppa itu nikmat" jawab Jennie nakal.
"Aku tahu, tapi jangan gunakan mulut mu" balas Rio.
"Why?" Rio tak menjawab, ia malah langsung menggendong tubuh Jennie menuju ke kamar mandi, mendudukan nya di atas wastafel, dan memberinya handuk yang sudah Rio basahi untuk mencuci wajah nya, Rio sendiri tengah memakai krim cukur di dagu nya, ia tahu Jennie geli dengan bulu kasar nya yang akan membuat kulit wanita nya memerah.
Set
Rio mencolekan sedikit krim nya ke pipi chubby Jennie yang menggemaskan.
"Yak oppa, jangan mengotori ku" protes Jennie.
"Jangan tatap aku seperti itu, dan aku tak akan mengotorimu" alasan Rio yang malu di tatap intens oleh Jennie.
"Aku tidak menatap mu, aku hanya sedang menatap tampan pria yang aku cintai" gombal Jennie
Blush
Wajah Rio spontan merona, Jennie pun gemas dibuat nya dengan tingkah Rio yang baru kali ini dilihatnya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fiksi Penggemarsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...